23. Our Day

1.1K 141 123
                                    

"Schokoladenhaus"
[Monsieur & Madame]

°°

[23]
~••Our Day••~



🍫🍪🍫



"Vhiere, aku telah membunuh seseorang."

Satu menit, dua menit, sampai tiga menit berikutnya Lalice terhenyak dari lamunannya dengan tubuh yang gemetar, matanya berkedip beberapa kali menatap lekat pada Vhiere. Vhiere yang sedari tadi terus menyerukan namanya pun lantas terheran. Lalice melamun sejak tadi, usai Vhiere berbicara panjang lebar.

Istri kecilnya tak berucap sepatah kata pun sejak pulang, tapi Lalice hanya menangis dan melamun tanpa alasan yang jelas. Membuat asumsi-asumsi di kepala Vhiere makin menjadi, misalnya Lalice sempat menjadi korban penculikan atau pelecehan. Ah, Vhiere benar-benar tak bisa membayangkannya jika itu benar.

Pria itu lantas segera mendekap Lalice lagi, dan memberikan usapan lembut juga kecupan hangat di wajahnya sampai Lalice tertidur 15 menit setelahnya.

Salju tak turun pagi ini, namun udara dingin tentu masih mengudara bebas, sehingga perapian juga penghangat ruangan tiada henti di nyalakan, demi menjaga tidur Lalice agar tetap pulas. Jangan sampai gadisnya terganggu lantas terbangun hanya karena dingin yang menyayat kulit.

Vhiere meninggalkan Lalice yang tertidur. Kiriman paket pohon cemara setinggi 3,5 meter di terima olehnya pagi ini, untuk di hias menjadi pohon natal. Pohon itu di letakkan ditengah ruang.

Usai beres dengan pohon natal, Vhiere berlanjut ke dapur untuk berkutat dengan bahan kue dan cokelat. Ia benar-benar sibuk mempersiapkan segalanya untuk natal. Semua pesanan sudah ia selesaikan kemarin, dan pengantaran adalah tugas para staff nya, jadi hari ini adalah waktu untuk Vhiere sibuk di rumahnya.

Vhiere berniat membuat gingerbread dan schokoladenhaus alias rumah cokelat. Mungkin Vhiere hanya akan membuat schokoladenhaus berukuran 30 senti saja, karena semakin besar ukurannya maka akan semakin lama pengerjaannya.

Di tengah kesibukannya, Jennifer datang bersama salah satu maid yang sedang menuntunnya datang pada Vhiere. Pria itu berhenti sejenak untuk tersenyum simpul pada Jennifer yang sedang berlarian kegirangan ke arahnya sembari berseru kata, "Papa!"

"Papa buat cokelat?" Mungilnya tangan Jennifer kini sedang memeluk kaki Vhiere, sembari bertanya dengan nada khas anak kecil dan gaya cadelnya yang imut juga lucu. Sedikit kurang fasih dalam pelafalan berucap tak menjadi masalah, karena Vhiere paham apa yang diucap anaknya.

Kekehan gembira terdengar dari bibir Vhiere, ia berlutut untuk menyamai tinggi Jennifer. "Benar! Kita akan membuat pria roti jahe dan rumah cokelat." Di coleknya hidung mungil sang anak, sehingga tawa kegirangan yang tulus dari Jennifer mengudara, sembari bertepuk tangan senang.

Ini adalah natal pertama ia bersama Jennifer, yang ikut bergabung dalam keluarga kecilnya. Vhiere berjanji akan membuat natal kali ini akan sangat berkesan.

Jennifer di dudukkan di kursi pada meja pantry, dengan di berikan sedikit adonan untuk ia bermain-main agar tak mengganggu Vhiere. Anak itu kegirangan saat menggilas asal adonannya dengan rolling pin, ia juga menghambur-hamburkan tepung, sesekali melemparkannya ke arah Vhiere.

Kesabaran Vhiere benar-benar setebal buku sejarah dan isi dompetnya. Bahkan saat Jennifer memecahkan lima butir telur dan menumpahkan gula halusnya ke lantai.

"Tidak sayang, jangan di buang-buang bahannya, mengerti?" Vhiere mengambil botol bubuk kayu manis di tangan Jennifer, lalu menyuruh anak itu memasukkannya ke dalam mangkuk adonan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SchokoladenhausTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang