19. Sweet Appetizer

2.6K 252 81
                                    

"Schokoladenhaus"
[Monsieur and Madame]



°°


[19]
~••Sweet Appetizer••~





🍫🍪🍫





Anggun, elegant dan berkelas.

Tiga kata yang menggambarkan penampilan seorang gadis yang tengah diam tak bergerak dan tak pula bersuara ditempat duduknya, ia hanya mengedipkan matanya serta bernapas dalam waktu dua puluh menit penuh. Sembari menatap dirinya dipantulan cermin, Lalice juga sempat melirik beberapa kali pada Vhiere yang berada tepat dibelakang untuk menyisir rambut panjangnya.

Satu helai rambut berwarna pirang itu rontok pada sela-sela sisir berwarna emas yang tengah dipegangi Vhiere. Pria itu lantas berhenti seraya meletakkan kembali benda itu dimeja rias, lalu dikecupnya puncak kepala sang gadis yang masih memperlihatkan raut datar.

Vhiere memandangi Lalice dan mengaguminya untuk waktu yang cukup lama dibalik pantulan cermin. Gadis dengan gaun berwarna putih tulang itu amat rupawan semakin harinya, rambut keriting itu dibiarkan menjuntai dan tergerai indah menutupi punggungnya.

Selama lima belas hari dalam dua puluh empat jam, Lalice tak banyak bicara dan tak banyak bertingkah seperti biasanya. Ia hanya akan bersuara ketika lapar, dan ketika tak ingin disentuh meski seujung kuku pun.

Mereka memang bersama, tetapi Vhiere membatasi jarak mereka karena ketidak nyamanan Lalice yang membuatnya harus melakukannya. Mereka tak tidur bersama sudah selama 5 hari.

Liburan ke Amsterdam yang sudah direncanakan dalam tenggat waktu yang telah ditentukan, nyatanya tak dapat mereka ketahui kapan pastinya akan kembali. Yang jelas usai pemulihan Lalice pasca keguguran.

Itu adalah bayi kembar yang Lalice kandung, dan mereka telah kehilangannya tanpa tahu kalau janin itu tumbuh diperut Lalice.

Bukan salah Lalice kalau ia tak tahu bahwa ada 2 makhluk kecil yang tumbuh diperutnya, salahkan saja Vhiere yang kurang memperhatikan istrinya.

Hari dimana ia menjalani kuretase, Lalice jadi gadis yang pendiam setelahnya. Mungkin ini adalah shock pasca operasi yang memengaruhi sikap serta pemikiran gadis remaja labil seperti Lalice. Vhiere memakluminya.

Setelah dua minggu memberi jarak dengan hubungan mereka, hari ini Vhiere sudah memutuskan untuk menebus waktu yang telah digadaikan, menjamu rindu yang telah bersinggah serta menukar jarak dengan dekap dan cium.

Vhiere tiba-tiba saja memeluk dari belakang serta menghirup dalam aroma harum dari perpotongan leher Lalice, yang sempat membuat gadis itu tersentak.

"Maafkan aku, tapi aku sudah lama tak memeluk istriku," Pria itu memberi jeda hanya untuk sekedar mengecupi bahu serta leher Lalice yang tak diindahkan oleh gadis itu.

"Rasanya nyaman sekali." Sambungnya kembali, sembari memainkan jemari Lalice yang berada diatas perutnya.

Hangat, memang itu yang Lalice rasakan, pelukan Vhiere memang selalu nyaman dan penuh cinta setiap kali mendekapnya. Perbandingan ukuran tubuh yang cukup kentara, membuat tubuh Lalice seolah selalu tenggelam dalam dekapan tubuh besar itu.

Vhiere menatap mereka dibalik pantulan cermin, ia menatap pada bola mata milik Lalice. "Can I kiss your lips?"

Sesaat gadis itu memutus kontak mata mereka, lantas ditatapnya kembali kedepan cermin dan memberikan anggukan ringan sebagai jawaban.

SchokoladenhausTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang