05. Winter

2.6K 428 122
                                    

"Schokoladenhaus"
[Monsieur and Madame]



°°


[05]
~••Winter••~





🍫🍪🍫




Dingg!

Suara jam besar yang berdiri ditengah kamar membuat matanya terbuka seketika, dentingnya terasa bergema diseluruh penjuru kamar. Kepalanya terasa pengar dan perutnya terasa diaduk, jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.

Lalice memijat pelipisnya perlahan sembari mencoba duduk dan bersandar di headboard ranjang, kepalanya terasa berat dan berdenyut. Ia menoleh ke sisi ranjang disebelahnya yang sudah kosong.

Gadis itu menoleh kearah jendela kaca yang sudah terbuka tirainya, salju turun begitu lebat pagi ini sehingga cuacanya terasa begitu dingin, menusuk hingga ke kulit.

Bersandar selama sepuluh menit sembari memejamkan mata, Lalice masih mencoba mengingat apa saja yang terjadi selama ia mabuk. Rupa-rupanya ingatan terakhirnya terhenti ketika ia menenggak alkohol yang terasa membakar tenggorokan, setelah itu Lalice benar-benar lupa.

Jemari lentiknya menyentuh leher dan juga dadanya, lantas diusapnya beberapa kali. Efek dari alkohol itu masih tersisa, Lalice rasa ini adalah pengalaman terburuknya. Beruntung tadi malam ia pergi bersama Roseanne yang mengantarkannya dengan selamat sampai kerumah.

Helaan napas panjang terus terulang dari belah bibir ranum Lalice, tapi ia rasa bibirnya terasa sedikit berbeda. Gadis itu menyentuh bibirnya dengan dahi berkerut, lalu Lalice menyingkap selimut yang membalut tubuhnya.

Oh! Mengapa ia baru menyadari kalau dibalik kimono satin yang dikenakannya, Lalice tak memakai bra. Bahkan ikatan pada kimono yang dikenakannya sedikit mengendur sehingga dadanya sedikit terbuka. Pertanyaan yang bersarang diotak Lalice adalah, siapa yang mengganti pakaiannya dan siapa pula yang lancang melepas branya?!

Tak ingin berpikir terlalu jauh, Lalice segera mendekati cermin untuk melihat apa kiranya yang terjadi pada bibirnya. Dan mengapa pula bibirnya sedikit membengkak agak kemerahan

Oh! Mengapa semuanya terasa begitu aneh setelah Lalice mabuk?

Mungkinkah bibirnya membengkak akibat alkohol? Tapi rasanya mustahil mengingat Ramon dan Johnny yang juga suka minum tak pernah sekalipun Lalice melihat bibir keduanya membengkak.

"Tolong segera pindahkan koper ini ke bagasi."

Sayup-sayup suara titah yang Lalice dengar membuat gadis itu berbalik membelakangi cermin, alisnya sedikit bertaut seraya berjalan pelan mendekati pintu.

Tapak kaki tanpa alas itu melangkah membuka pintu kamar perlahan, lalu berjalan keluar dan menoleh kelantai dasar dimana Vhiere dan beberapa maid tengah sibuk. Hingga Lalice baru ingat kalau hari ini mereka akan pindah ke Bruges, pantas saja pagi-pagi sekali Vhiere sudah tak ada ditempat tidur.

Gadis belia itu memilih turun kelantai dasar untuk menghampiri Vhiere yang sibuk berkemas, membawa perlengkapan penting yang wajib ia bawa.

"Guten Morgen Schönheit."
[Selamat pagi cantik]

Begitu suara Bella menginterupsi, atensi Vhiere spontan terarah pada presensi sang istri yang baru saja menuruni tangga, masih mengenakan kimono satin itu. Lalice tersenyum singkat kepada Bella, hanya sebagai tanda balasan atas sapaan sang ibu mertua. Namun tak pula ia membalas.

SchokoladenhausTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang