"Aku tak bisa berpikir" ucap Mikey
"Pikir apa?"
"Aku harus makan dorayaki ini pagi atau siang"
"Biar lebih memudahkan makan sekarang"
"Tapi-"
"??"
Mikey menatap dorayaki nya sembari cemberut. Uangnya habis membeli makanan dan perlengkapan bayi.
"Kalau kau makan sekarang aku ga masak lebih lho" ucap (Name)
"Aku mau makan dorayaki, terus mau makan masakanmu juga!"
"Hm..yaudah simpan aja. Sore atau malam saat lapar makanlah"
"Tapi aku maunya sekarang!"
"Pusing deh"
Mikey menatap dorayaki yang baru ia beli. Ia memikir itu dua kali.
"Katanya disamping ada tetangga baru" ucap (Name)
🌸🌸🌸
" Ini (Name). Kau bisa memakainya" ucap Mitsuya
"Ini..untuk pompa ASI kan?" tanya (Name)
"Iya, ibuku menyuruhku memberikan nya untukmu. Sepertinya kau lebih membutuhkan nya. Apalagi kembar lima bukan?"
"Iya.. rasanya akhir-akhir ini pinggang ku mau patah"
"Semangat. Bentar lagi juga lahir"
"Iya sih lahir. Rumah bakal ribut itu sama tangisan kembar lima. Stress"
"Mikey kan ada"
"Walau begitu agak susah sih ngurus pastinya"
Mitsuya manatap perut (Name). Pasti rasanya lebih sakit daripada orang hamil biasa kan?
"Baiklah, aku pulang dulu. Mikey di kamar ya?" pamit Mitsuya
"Eh? Iya. Dia tidur habis makan dorayaki"
"Ohh. Baiklah. Babay"
Mitsuya keluar dari rumah (Name) dam menyalakan motornya. Ia pergi dari rumah (Name).
(Name) menatap perutnya yang membesar. Rasanya ingin sekali ia seperti biasa.
Sakit rasanya.
Tidur susah, suka buang air kecil sebentar-sebentar.
"Ini keluarga nya Sano?" tanya kurir paket
"Eh? Oh iya.." ucap (Name) sambil berjalan ke pagar rumah
Tangan kanannya memegang pinggangnya. Sakit rasanya.
"Eum..benar kan? Ini ada kiriman dari kantor tuan Sano. Hari ini dia tidak masuk kantor jadi saya mengantar ini" ucapnya memberikan satu paket
"Oh? Makasih ya"
"Apa Nyonya kesakitan? Sebaiknya duduk Nyonya jika kesakitan seperti itu" ucap kurir paket
Ia tak tega melihat (Name) yang kesakitan bahkan keringat di kening (Name) banyak sekali.
"Ini sudah biasa. Terimakasih sudah mengantar" pamit (Name)
(Name) pun menutup pintu pagarnya. Ia berjalan perlahan ke dalam rumah. Kurir paket hanya menatap itu dengan sedikit sedih.
Pasti rasanya sakit. Tapi itu perjuangan seorang ibu.
🌸🌸🌸
Hari kelahiran...
"Kok..sakit ya.." lirih (Name)
Tangannya memegang kursi dan sebelah tangannya memegang perut. Rasanya mulas sekali.
Mikey sedang di luar sebab ada urusan sebentar.
Tanpa disadari, darah mengalir dari pahanya. Membuat wajahnya panik seketika.
"Ha-hari ini..?"
(Name) melihat ke kalender. Rupanya lebih cepat dari dugaan. Tangannya meraih handphonenya.
Mencari nomor sang suami dan berusaha untuk menelpon nya.
Tak di angkat.
(Name) terduduk lemas di lantai. Darah terus mengalir. Ia mencari teman yang bisa di andalkan.
Draken.
Ia menekan kontak dan berusaha menyambungkan telepon. Tidak juga di angkat.
Kenapa disaat genting tidak ada yang bisa di ajak kerjasama?
(Name) menelpon Takemichi. Hanya itu harapannya. Tenaga nya hampir habis. Rasa sakitnya itu sangat menjalar daerah perut.
"Halo (Name)!" sapa Takemichi
"Ta..takemichi-kun.. tolong.." lirih (Name)
"Eh? (Name)? Ada apa?! Apa yang terjadi?!" paniknya
"Aku..melahirkan..bisa..tolong-"
BRUK!
Tenaga (Name) sudah habis. Handphonenya terjatuh. (Name) terbaring lemas di lantai. Darah terus mengalir dan nafasnya memburu.
"(Name)! aku akan kesana! Tunggu! " ucapnya
🌸🌸🌸
Halo, udah lama ya g update ini. Sibuk author itu memang ga bisa di hindar:(