TIGA PULUH DUA

12.2K 1.8K 133
                                    

𝗧𝗛𝗘 𝗛𝗘𝗜𝗥𝗦

CW//BXB, MATURE 18+, M-PREG (Mungkin)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CW//BXB, MATURE 18+, M-PREG (Mungkin).

About Cr: Semua media yang ada berasal dari Pinterest, Twitter, Google, dan YouTube. Sebisa mungkin aku akan mencantumkan nama artist di balik karya yang digunakan dalam book ini.

Jika ada kesalahan kepenulisan atau salah pengejaan tolong ditandai dengan komentar ya bestie. Aakan aku perbaiki, secara bertahap.





_Selamat membaca_





Setelah kejadian pencurian data itu, Raiden memang mulai bersikap biasa saja pada Ala, keduanya bisa dibilang sudah kembali seperti semula. Ala sebenarnya sangat bersyukur tentang hal itu, karena selama ini orang yang paling dekat dengannya kan cuma Harsa dan Raiden, tetapi yang lebih sering bersama Ala itu Raiden. Akan sangat canggung kalau mereka terus-terusan perang dingin.

"Jadi lo udah bilang ke Papi soal hubungan kalian?"

Raiden duduk di hadapan Ala, keduanya tengah makan bersama di salah satu restoran setelah bertemu dengan kolega bisnis.

"Udah, tapi ga secara gamblang. Gue bilang ke Papi bakal deketin Ian buat kepentingan bisnis, jadi Papi kasih izin."

"Papi lo taunya lo sama Ian cuma sekedar urusan bisnis?"

"Yap."

"Berarti Papi Agung bukan termasuk orang yang udah setuju dong ya?"

"Iya, sejauh ini yang udah setuju cuma Harsa, Ibunya Ian, sama lo. Kita masih berusaha ngebujuk Jarvis buat cerita."

Mendengar hal itu Raiden termenung, sebenarnya kurang lebih ia tahu permasalahannya karena waktu itu yang menjaga Kak Tio adalah dirinya. Ia menatap Ala ragu, menimbang apakah harus memberitahukan pada Ala atau tidak. Mungkin ia akan menceritakan soal ini nanti, kalau sudah ada Ian, jadi mereka berdua bisa tahu dengan jelas bagaimana ceritanya, ya walaupun pasti akan ada perbedaan versi cerita antara Hartono dan Pangestu.

Acara makan sore itu berlangsung normal saja, Raiden dan Ala kebanyakan mengobrol soal pekerjaan dan proyek baru. Mereka sebenarnya sudah selesai makan, tetapi kembali memesan makanan penutup, jadi keduanya masih setia duduk di sana. Lagi pula, mereka kan sudah lama tak berinteraksi seperti ini, pasti keduanya sama-sama cukup rindu bercengkrama. Di tengah acara ngobrol santai, pandangan Ala tertuju pada satu orang yang baru saja datang, pria itu memesan tempat duduk outdoor dengan pemandangan kota, fyi restoran ini ada di lantai 22 sebuah gedung (rooftop).

The Heirs [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang