DUA PULUH EMPAT

14K 1.8K 194
                                    

𝗧𝗛𝗘 𝗛𝗘𝗜𝗥𝗦

CW//BXB, MATURE 18+, M-PREG (Mungkin)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CW//BXB, MATURE 18+, M-PREG (Mungkin).

About Cr: Semua media yang ada berasal dari Pinterest, Twitter, Google, dan YouTube. Sebisa mungkin aku akan mencantumkan nama artist di balik karya yang digunakan dalam book ini.

Jika ada kesalahan kepenulisan atau salah pengejaan tolong ditandai dengan komentar ya bestie. Aakan aku perbaiki, secara bertahap.

_Selamat membaca_



Naskala menatap cermin yang terdapat di dalam mobil, ia mengoleskan pelembab bibir kemudian meratakannya di setiap bagian. Sebenarnya setelah mandi ia sudah mengoleskan benda itu ke bibirnya, tapi seperti biasa, lipbalmnya akan menghilang karena ulah Julian Hartono, jadi Ala perlu mengoleskan ulang. Mereka sudah ada di parkiran basement Pangestu Group, Ian lagi-lagi mengantarkan sang kekasih ke tempat kerja.

"Gue berangkat ya." pamitnya, Ian mengangguk kemudian memberikan kecupan pada pipi Ala.

"Nanti gue jemput."

"Oke, kabarin aja."

Setelah Ala turun, mobil Ian langsung melesat pergi dari sana. Baru saja beberapa langkah si manis berjalan, ia sudah dikejutkan dengan sebuah suara yang sangat familiar. Dari arah belakang, muncul sosok Raiden, pria itu entah sudah berapa lama berada di sana. Yang membuat Ala gusar adalah apakah Raiden akan mengetahui soal Ian?

"Dianter siapa?"

bingo!

Pertanyaan yang sudah terbayangkan oleh Ala akhirnya terucap juga, Raiden menyilangkan tangan di depan dada, matanya menatap lurus ke arah Naskala. Saat ini Ala hanya berdoa agar Raiden benar-benar tidak tahu siapa yang mengantarkannya. Akan sangat rumit kalau sampai sepupunya itu tahu. Intinya sekarang bukan waktu yang tepat untuk tertangkap basah.

"Supir, siapa lagi?"

"Mobil baru?"

"Ngga, itu punya. . .Mami."

"Oh pantesan baru liat. Buruan masuk, ada meeting pagi."

Naskala akhirnya bisa bernafas lega ketika Raiden mengakhiri pertanyaan dan langsung berjalan mendahului Ala. Sepertinya pagi ini Naskala sedang cukup beruntung, padahal biasanya kan Raiden akan sangat kritis terhadap sesuatu. Melihat satu saja hal yang aneh, pria itu pasti akan terus-terusan mencari tahu sampai semuanya jelas.

Hari ini jadwal Naskala sangat padat, setelah keluar dari satu meeting, ia langsung harus menghadiri meeting yang lain. Jika biasanya ia punya waktu untuk sekedar jajan di gerai kopi kesukaannya, kali ini untuk makan siang pun Ala harus sambil memeriksa beberapa dokumen. Maklum saja, biasanya setelah peluncuran produk, pasti harus ada masa seperti rekap dan lai-lain, hal itu membutuhkan waktu yang cukup lama serta ketelitian yang tinggi.

The Heirs [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang