TIGA PULUH DELAPAN (Valentine's Day)

15.1K 1.9K 569
                                    

𝗧𝗛𝗘 𝗛𝗘𝗜𝗥𝗦

CW//BXB, MATURE 18+, Minor jangan baca, M-PREG (Mungkin)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CW//BXB, MATURE 18+, Minor jangan baca, M-PREG (Mungkin).

About Cr: Semua media yang ada berasal dari Pinterest, Twitter, Google, dan YouTube. Sebisa mungkin aku akan mencantumkan nama artist di balik karya yang digunakan dalam book ini.

Jika ada kesalahan kepenulisan atau salah pengejaan tolong ditandai dengan komentar ya bestie. Aakan aku perbaiki, secara bertahap.

Bestiee sebenernya aku mau bikin chapter khusus tapi kayaknya lebih bagus kalo edisi valentine masuk ke alur cerita. Maaf ya 😭



_Selamat membaca_



Naskala masih terlelap dengan damai di tempat tidurnya, pria itu tak terusik sama sekali dengan cahaya matahari yang sudah mulai menelusup dari balik celah tirai. Sisi tempat tidur yang semalam ditempati oleh Ian sudah kosong, penghuni tempat sebelah, kini tengah berkutat di dapur menyiapkan makanan secara mendadak, karena kacaunya ia lupa hari ini merupakan Hari Valentine, maklum saja, Ian sudah lama tak merayakan hal seperti itu.

Untungnya begitu bangun dan melihat beberapa notif dari berita, ia langsung sadar dan segera mencari ide simple. Jadilah kali ini ia membuat pancake dengan toping coklat dan pisang, serta menyiapkan satu kotak hadih untuk sang kekasih. Setelah selesai menyiapkan semuanya, Ian buru-buru masuk ke kamar kemudian membangunkan Ala yang masih tidur.

Caranya cukup unik, pria itu mengukung sang kekasih kemudian mulai menciumi pipi gembil milik Ala berulang kali sampai si manis terusik dan mulai mengerjapkan mata perlahan. Ciumannya masih terus gencar dilakukan, kali ini berpindah pada area leher hingga telinga, kemudian ia membisikan sebuah kalimat dengan lembut.

"Good morning sayang."

Ala yang masih belum sadar sepenuhnya sudah tak bisa lagi menahan senyuman, pria itu membuka mata kemudian memberikan kecupan pada pipi Ian bergantian sebelum akhirnya mengusap area itu dengan telapak tangannya yang masih hangat.

"Morning too. Apa nih? tumben pagi-pagi manis gini? Mau ngajak ngewe?" ucapan frontal itu agaknya menghancurkan suasana romantis yang sudah ada.

"Omongannya astaga, masih pagi ini."

"Emang kenapa? Biasanya juga minta morning sex." yang ini TMI tapi memang benar adanya.

Lihatlah sekarang wajah Naskala sudah menyuguhkan senyuman mengejek, pria itu memang paling tahu cara mendominasi dalam kalimat, setiap ucapannya terdengar menjebak. Mulut pintar Naskala memang terkadang sulit dikendalikan dan tak paham situasi. Padahal kan niat Ian membuat suasana manis dipagi hari, tapi tanggapan sang kekasih. . ah sudah lah.

The Heirs [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang