02 : Pindah.

10.7K 1K 6
                                    

Pukul 5 sore Keenan sudah berada di samping kemudi untuk pulang ke rumah setelah tinggal di Paris kurang lebih lima tahun, ia pulang karena Papahnya memintanya untuk pulang juga karena ia ingin rehat selain itu hanya Keenan yang tau.

"Gue ke sekolah bentar ya Ken" ucap Kevano yang tak lain adalah kembarannya di balik kemudi

"Mau ngapain?" tanya Keenan setahunya jam segini sekolah telah usai.

"Mau ngasih surat dulu bentar" ucap Kevan.

"Jangan lama - lama" balas Keenan dan Kevan hanya mengangguk.

Mobil BMW milik Kevan masuk kedalam dan berhenti di depan lobi sekolah.

"Mau keluar? sekalian liat - liat bentar"

"No, i'm too tired to do that"

"Okay, I'll be back" ucap Kevan sebelum pergi dan mengambil sebuah amplop lalu pergi keluar.

Keenan melihat kembarannya berbicara dengan seorang gadis sebelum memberikan amplop tadi, Keenan tak bisa melihat wajahnya karena gadis itu membelakanginya yang bisa ia lihat adalah gadis itu memakai Jersey dan sandal juga nama Naratama yang tertulis di punggungnya.

Tak lama setelahnya Kevan selesai berbicara, gadis itu berlari ke dalam sekolah sementara Kevan kembali ke kursi kemudi.

"Is that your gf?" tanya Keenan saat mobil Kevan meninggalkan area sekolah.

"Lo tinggal di Paris hampir lima tahun masa lupa sama gue" balas Kevan.

"Huh?" Keenan bingung

"I'm gay and that girl is my boyfie bestfriend"

"Oh right, so since when u date him?"

"almost a year, dua Minggu lagi anniv satu tahun"

"Yang langgeng Kev"

"Thanks, you better get your bf or gf soon"

"Hahaha, let's see"

Namanya Althea Keenan William, gadis 17 tahun itu, seorang model yang cukup terkenal karena beberapa kali ia jadi cover majalah terkenal. Tinggal di Paris untuk mengejar karir modelingnya, namun saat ini Keenan memutuskan untuk rehat dan menikmati masa mudanya.

Alasan terbesar Keenan menerima tawaran model saat itu adalah karena keinginan sang bunda, Keenan pun memilih untuk mengikuti jejak sang Bunda untuk menjadi model saat ia berumur 10 tahun dan dua tahun setelahnya ia terbang ke Paris.

Dengan parasnya yang menawan juga karismanya tak sedikit yang mendekatinya untuk menjalin sebuah hubungan namun tak ada satu pun yang membuat Keenan tertarik dan semua orang yang ingin mendekatinya harus mendapat persetujuan Kevan dan sang Papah.

Kedua orang itu akan berubah jika menyangkut perempuan satu - satunya di keluarga mereka, semenjak sang Bunda meninggal karena sakit sejak Keenan dan Kevan duduk di bangku sekolah dasar.

Keenan memang baik dan ramah pada siapapun akibatnya beberapa orang salah mengartikan tindakannya, karena banyaknya kesalahpahaman Keenan mencoba memperbaiki kebiasaannya itu, dengan hanya membuka diri pada orang - orang terdekatnya.

Keenan merasa terganggu dengan tepukan di pipi juga guncangan di bahunya.

"Ken bangun, udah sampe" ucap Kevan

Keenan membuka matanya kembali menegakkan duduknya, tak lama ia membuka pintu di sebelahnya dan keluar, ia mengedarkan pandangannya tak terlalu banyak perubahan.

"Masuk sana, masih inget kan kamar lo dimana?" ucap Kevan yang sibuk mengangkat barang bawaan Keenan.

"Masih, Papah ada?" tanya Keenan.

"Nanti malem baru pulang" balas Kevan dan Keenan mengangguk.

"Bawain ya Kev, Thank you" ucap Keenan dan masuk ke dalam.

Keenan masuk ke dalam kamarnya, tak ada perubahan dari kamar yang di dominasi warna biru tersebut.

"Akhirnya" ucap Keenan setelah merebahkan badannya di tempat tidur dan tak lama ia kembali ke alam mimpi.

###

Sekarang Keenan bersama Papahnya duduk diam di ruang kepala sekolah untuk mengurus kepindahannya, sebenarnya itu sudah selesai dari 10 menit yang lalu namun Papahnya kini asik berbincang dengan kepala sekolah.

"Pah aku keluar ya, mau liat - liat" ucap Keenan karena merasa bosan.

"Iya, hati - hati. Perlu Papah panggilin Kevan?" tanya David.

"Engga usah aku bisa sendiri" David mengangguk.

"Permisi Pak" pamit Keenan dan pergi dari ruang kepala sekolah.

kakinya melangkah di koridor yang sepi karena bel masuk sudah berbunyi sedari tadi.

Tak jarang para siswa ataupun siswi yang lewat mengenalinya dan langsung menyapanya yang Keenan balas dengan senyumnya.

Hingga Keenan sampai di taman belakang sekolah, memutuskan mencari tempat untuk menunggu Papahnya namun saat Keenan sibuk mengedarkan pandangan sebuah tas jatuh ke kepalanya.

"Aw" Keenan otomatis memegang kepalanya, jujur saja rasanya cukup sakit.

"Maaf ya, gak sengaja" Keenan dapat merasakan kehadiran seseorang di depannya.

"Are you okay?" tanya orang di depannya karena Keenan tak kunjung mengangkat kepalanya.

"Yeah, i'm okay" balas Keenan sambil mengangkat kepalanya dan saat itu Keenan dapat melihat gadis dengan rambut pendek yang sedikit basah karena keringat, seragamnya ia balut dengan jaket berwarna hitam.

Pandangannya tertuju pada wajah gadis di depannya yang entah mengapa terasa familiar, kemudian atensi teralih begitu gadis di depannya kembali bersuara, berbicara pada seseorang di telepon.

"Naratama! Telat lagi kamu!" seruan di balik punggungnya membuat gadis itu tergesa - gesa mengambil tasnya dan memakainya.

"Bye" itu ucapan terakhirnya sebelum berlari pergi.

Naratama? oh she is the girl that i saw before batin Keenan menyadari bahwa gadis tadi adalah kenalannya Kevan.

Keenan memutuskan untuk kembali ke ruang kepala sekolah menunggu Papahnya selesai berbicara.

To Get HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang