Di teriknya matahari pagi ini, ada Wiza, Prima sama Bagas yang lagi di hukum lari keliling lapangan soalnya ketahuan tidur di kelas.
Dengan muka bantal, mereka di titah untuk mengelilingi lapangan utama sebanyak lima kali.
"Ini kita jalan aja gak sih, lari - lari ntar keringetan mana panas banget lagi" ucap Prima yang berjalan dengan santai sambil mengipasi wajahnya.
"Bu Gea mata - matanya banyak Prim masih mending di suruh lima puteran" ucap Bagas yang berlari - lari kecil membuat Prima dengan terpaksa menyusul langkah pemuda itu.
"Lima puterannya lapangan utama juga udah bikin gempor ya asu" kesal Prima.
"Misuh nya ke Bu Gea sono jangan ke gue" balas Bagas.
"Lagian, anggep aja latihan fisik. Bentar lagi kan lo turnamen" lanjutnya membuat Prima berdecak.
"Gak makasih" balas Prima cepat.
Pandangan mereka kini tertuju pada Wiza yang berada cukup jauh dari mereka.
"Tuh anak kenapa sih?" tanya Bagas sambil menunjuk Wiza dengan dagunya.
"Lo nanya gue? gue nanya siapa?" balas Prima dengan wajah menyebalkan membuat Bagas langsung menjitak kepala gadis itu.
"Serius dulu kampret" kesal Bagas
"Kata Jamie dia kebangun tengah malem terus gak bisa tidur lagi sampe pagi akhir - akhir ini" lanjut Bagas yang membuat Prima langsung menatap punggung Wiza, ada rasa khawatir di dalam dirinya.
"Kambuh lagi?" tanya Prima
"Kayaknya, soalnya seinget gue waktu itu dia ikut ngambil stok buat kafe"
"Naik mobil?"
"Ya kali pake motor Prim" kini giliran Prima yang berdecak kesal.
"Itu lo tau dia kenapa, terus ngapain nanya gue" ucap Prima.
"Ya gue kan cuma memastikan aja, siapa tau beda masalahnya" balas Bagas.
"Nanti minta surat ijin aja, bilang aja Wiza sakit ntar kita tidur di UKS" ujar Prima
"Boleh juga" balas Bagas dan kemudian mereka berlari menyusul Wiza.
Rencana untuk narik Wiza agar ia tidur di UKS gagal, karena gadis itu langsung pergi menuju kantin begitu putaran ke limanya selesai membuat Prima dan Bagas mengerahkan tenaga ekstra untuk menyelesaikan sisa putaran mereka.
Wiza berjalan menuju kantin sambil mengipasi wajahnya yang berkeringat, matanya sayu karena jam tidurnya yang semakin berkurang akhir - akhir ini.
Bel tanda istirahat berbunyi begitu Wiza memasuki area kantin, ia membeli dua kaleng milo dingin sebelum kembali melangkahkan kakinya untuk pergi menuju kelasnya.
"Lah Za mau kemana?" tanya Bagas yang baru sampai kantin tapi Wiza malah mau pergi.
"Kelas, mau tidur" balas Wiza
"Eh lo mau kemana anjir?" tanya Prima sambil menahan bahu Wiza napasnya masih memburu karena berlari mengejar Bagas.
"Kelas" balas Wiza malas lalu kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Bagas dan Prima.
Sebelum memasuki kelasnya, Wiza menenggak satu kaleng milonya hingga tandas lalu membuangnya ke tempat sampah.
Wiza berjalan menuju tempat duduknya, ia menyatukan kursi Prima dengan miliknya bahkan ia juga mengambil kursi milik Bagas lalu ia sambungkan hingga membentuk kursi panjang sebelum tidur diatasnya. Menutup roknya dengan jaket miliknya dan kemudian memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Get Her
FanfictionYang satu terkenal akan sifat cuek dan dinginnya, satunya lagi berhasil membuat Nusantara gempar akan kehadirannya. homophobic, dni!