Setelah selesai makan malam Wiza pun langsung berjalan menuju kamarnya.
"Tam FIFA gak?" tanya Jamie dari sofa sudah siap dengan stik PS ditangannya.
"Skip dulu" balas Wiza membuat Jamie mengerutkan alisnya bingung lalu membalikkan badannya dan menatap pintu kamar Wiza.
"Tumben" gumam Jamie dan karena penasarannya yang tinggi, pemuda itu langsung menuju kamar Wiza.
"Baca buku apaan lo?" tanya Jamie begitu melihat Wiza yang membaca buku diatas kasur.
"Novel" balas Wiza singkat membuat Jamie berdecak lalu kemudian mendekat.
"Gue juga tau itu novel" ucap Jamie lalu kemudian melihat cover novel tersebut.
"Tumben banget lo baca novel kayak gini" lanjutnya begitu mengetahui novel tersebut adalah novel fiksi remaja.
"Di suruh Prima sama Bagas"
"Hah? buat apaan? tugas?" tanya Jamie yang kemudian memilih duduk di kursi meja belajar Wiza.
"Buat referensi katanya" balas Wiza membuat Jamie semakin bingung.
"Lo lagi naksir seseorang?!" seru Jamie begitu menyadari maksud ucapan Wiza.
"Hm" balas Wiza membuat Jamie terkejut.
"Akhirnya lo gak nahan diri lo lagi buat suka sama orang" ucap Jamie dan Wiza langsung menutup novel ditangannya begitu mendengar ucapan Jamie.
"Kok lo tau?" tanya Wiza.
"Gini gini juga gue sahabat lo dari bayi, yakali gitu doang gue gak tau" balas Jamie sementara Wiza hanya diam seakan meminta Jamie untuk menjelaskan.
"Waktu itu lo pernah bilang suka sama seseorang tapi besoknya malah ngejauhin dia. Atau lo nyadar lo suka sama seseorang tapi lo lebih milih buat ngejauh. Dan lo harus tau kalau gue selalu nunggu momen ini, akhirnya lo maju juga" ujar Jamie dan Wiza hanya diam.
"Menurut lo gue harus maju Ju?" tanya Wiza ingin mendengar pendapat Jamie, sahabat dari kecilnya itu.
"Kenapa engga? gue tau lo takut di tinggal lagi. Tapi gue mau lo bahagia Tama, kalau lo pikir orang yang lo suka atau sayang itu lebih baik gak masuk ke kehidupan lo itu salah, soalnya itu cuma bikin lo sakit hati" Wiza mengangguk kemudian membuka kembali novelnya.
"Emang lo suka sama siapa?" tanya Jamie mengantisipasi jawaban Wiza.
"Keenan"
"Gue udah ada feeling kalau lo suka sama dia anjir!" seru Jamie heboh.
"Ya, mending lo keluar, gue mau lanjut baca dan lo ganggu" ucap Wiza.
"Buku kayak gini itu gak bakal ngebantu lo, semua itu tergantung sama diri lo sendiri" ucap Jamie sambil mengambil novel tersebut dari tangan Wiza dan menaruhnya diatas meja belajar.
"Lo tau kan gue gak pernah deketin seseorang sebelumnya. Jadi gue perlu baca itu biar ada gambaran" balas Wiza.
"Nih ya, cukup jadi diri lo sendiri aja, cuma ya dalam hal ini lo harus peka Tam. Dan yang paling penting biarin semuanya ngalir dengan sendirinya jangan buru - buru apalagi dipaksain" ujar Jamie dan Wiza mendengarkan dengan seksama.
"Paham gak?" Wiza mengangguk.
"Oke, sekarang mending kita main FIFA" ucap Jamie sambil menarik tangan Wiza menuju ruang tengah.
"Diantara lo sama Kevan siapa yang ngedeketin duluan?" tanya Wiza sambil mengambil stik PS di depannya.
"Kevan, dia awalnya basa basi nanya mau ikut OSIS atau engga. Lo inget kan gue satu kelompok sama dia pas MOS?" tanya Jamie dan Wiza mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Get Her
FanfictionYang satu terkenal akan sifat cuek dan dinginnya, satunya lagi berhasil membuat Nusantara gempar akan kehadirannya. homophobic, dni!