29 : 365.

7.7K 762 13
                                    

Wiza, Prima dan Bagas langsung bergegas ke lapangan begitu guru yang mengajar keluar kelas.

Dan Mika yang sedari tadi memborbardir notifikasi mereka bertiga dengan pesan, karena mereka sudah terlambat 30 menit. Jangan salahkan ketiganya, salahkan saja Pak Jaya yang terlalu banyak berbicara.

Ketiganya akhir - akhir ini di sibukkan jadi panitia untuk Nusantara Fest yang akan diadakan esok hari, tentu saja hal tersebut bukan atas kemauan mereka, tapi atas paksaan tiga kakak kelas mereka, Mika, Giselle dan Lia.

Dan beberapa hari terkahir Wiza jarang sekali bertemu dengan Keenan karena gadis itu sibuk latihan untuk ujian praktek tari dan akan tampil esok hari, ditambah kesibukkan lainnya sebagai murid kelas tiga SMA.

"Lo berdua pasang banner, lo Gas bantu yang lain angkat stand" ucap Lia begitu ketiganya sampai di lapangan.

Prima dan Wiza pun mengambil banner yang di tunjuk dan menuju panggung utama.

"Kiri dikit, kiri dikit lagi" ucap Lia yang memberikan perintah di bawah panggung.

"Terlalu ke kiri, kanan dikit" titahnya lagi dan Wiza juga Prima hanya menurut.

"Coba tarik" dan kedua gadis itu pun menarik tali yang mengikat banner.

"Kurang atas" Wiza dan Prima yang tadinya duduk diatas tangga pun berdiri.

"Oke, kanan dikit aja. Tarik lagi"

"Tarik Prim jangan kendor gitu ngiketnya"

"Sakit anjir Kak, di kata gampang ngiket banner" protes Prima dan tentu saja tak didengarkan oleh Lia.

"Oke, udah bagus. Sekarang lo berdua bantu pasang dekor" dan sisa sore itu pun di habiskan keduanya melakukan semua perintah Lia untuk memasang dekor dan tentu saja perlu naik sana - sini.

"Nih minum, kasian banget abis nguli" ucap Giselle pada Wiza, Prima dan Bagas yang tergelatak di lapangan.

"Menurut gue, Kak Lia lebih cocok jadi mandor daripada ketos" ucap Prima sambil menerima kantung kresek berisi kaleng dingin minuman berenergi.

"Setuju" ucap Wiza sambil bangkit duduk.

Kini Wiza, Prima dan Bagas kompak memakai celana Jersey dan kaos juga sepatunya sudah berganti dengan sendal jepit. Wiza dan Prima berganti baju di sela - sela saat Lia memerintahkan mereka untuk memasang dekorasi begitu juga Bagas yang mengganti baju seragamnya karena kurang nyaman.

"Liat Keenan gak Kak?" tanya Wiza begitu selesai menenggak minumannya.

"Lah anaknya udah balik dari tadi, dia ke kilir pas latihan buat besok" ucap Giselle membuat Wiza buru - buru bangkit dan mengambil ponsel di tasnya.

"Si Wiza inget gak sih hari ini dia satu tahun sama Keenan?" bisik Giselle pada Prima dan Bagas.

"Inget"

"Kayaknya" balas keduanya membuat Giselle bingung.

"Kenapa emangnya Kak?" tanya Prima penasaran.

"Keenan seneng banget tadi pagi, tapi kesel juga soalnya akhir - akhir jarang ketemu soalnya sibuk" ujar Giselle dan keduanya mengangguk mengerti.

"Percaya aja sama tuh kulkas satu" ucap Bagas dan Prima mengangguk setuju.

"Kak, gue boleh pergi bentar gak?" tanya Wiza pada Giselle karena Keenan tak dapat di hubungi, sementara Kevan juga tak membantu.

"Mau kemana? bentar lagi bantuin angkat alat band, mau mulai sound check" balas Giselle.

"Rumah Keenan, gue telfon gak diangkat, bentar doang nanti balik lagi" ucap Wiza.

To Get HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang