"Gue minta waktunya dulu ya kawan - kawan" ujar Kevin, sang ketua kelas membuat seluruh atensi kelas mengarah padanya.
"Ada apa pin?" tanya Acha salah satu siswi penghuni basis depan kelas.
"Kalian tau kan bulan depan nusan fest, nah gue dapet info katanya setiap kelas wajib ngirimin perwakilan buat tampil di sana, kita juga bakalan buka stand gitu kita jualan yang nantinya buat nilai pkwu UTS semester ini" ujar Kevin sambil memandang wajah teman - temannya, ada yang menunjukkan ketertarikan ada juga yang datar - datar aja mendengar penjelasan Kevin.
"Sistem nilainya gimana nih, yang penting jualan apa harus laku sampe abis baru nilai bagus?" tanya Satya salah satu siswa penghuni basis pojok kelas.
"Yang penting ada usaha buat jualannya laku, terus makin kreatif makin bagus nilainya" Mereka mengangguk mengerti.
"Jadi, siapa yang mau tampil? band aja biar gampang" lajut Kevin.
"Lo ikut gak?" tanya Satya.
"Ikut"
"Yaudah, gue, lo, Hanan, sama si Bagas aja jadi vokalis" ujar Satya membuat Bagas yang baru masuk kelas mengerutkan alisnya bingung.
"Ada apaan nih kok gue tiba - tiba jadi vokalis?" tanya Bagas
"Kita nge band di nusan fest, mau gak?" Bagas diam berpikir.
"Biasanya juga paling semangat" ucap Wiza pelan sebelum berjalan menuju bangkunya.
"Lumayan tuh buat ajang tebar pesona" tambah Prima dan Bagas berdecak malas.
"Iya iya gue ikut" ucap Bagas pada Kevin, lalu berjalan menuju bangkunya.
"Terus sekarang kita mau jualan apa nih?"
"Wiza aja kita jual laku pasti" jawab Prima yang langsung mendapatkan pukulan di bahunya.
"Serius dulu prim"
"Ya apa aja, tapi kalau beli banyak bisa foto sama Wiza, kakak kelas gak bakal ngelawatin kesempatan buat foto sama nih kulkas satu" ujar Prima sambil merangkul Wiza membuat Wiza mendelik tajam mendengar penjelasan Prima.
"Tapi Wiza mau kagak? dia mana mau deket - deket orang lain. Di kelas aja jarang ngomong" ujar Kevin yang di setujui oleh yang lain.
"Kalau Bagas sama Prima kagak ngajak ngomong Wiza mungkin gue bakalan denger suara dia cuma pas presentasi" sahut Satya membuat Prima dan Bagas tertawa.
"Berisik!" kesal Wiza membuat keduanya diam namun masih mengeluarkan tawa kecilnya.
"Tuh di tanya mau apa engga? kali - kali kek lo ikut acara kayak gini apalagi bantu kelas kita biar nilainya bagus" ujar Prima.
"Males" balas Wiza.
"Ih kok lo gitu sih, manfaatin kek popularitas lo di nusan" bujuk Prima.
"Gak"
"Ih ayo dong Za, please kali ini aja ya ya ya?" dengan nada yang ia buat seimut mungkin Prima membujuk Wiza juga badannya yang sengaja ia tempelkan pada tubuh bagian samping kiri Wiza.
"Jauh jauh lo" ucap Wiza sambil mendorong kepala Prima.
"Iya atau gue cium?" paksa Prima membuat Wiza memutar bola matanya malas.
"Satu syarat?"
"Apa? apa?"
"No skinship"
"Gandengan dong biar konsumen puas" sahut Kevin membuat Wiza menghembuskan napasnya.
"Fine, deal" ucap Wiza malas membuat Prima tersenyum senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Get Her
FanfictionYang satu terkenal akan sifat cuek dan dinginnya, satunya lagi berhasil membuat Nusantara gempar akan kehadirannya. homophobic, dni!