Chapter 04

258 16 45
                                    

Rara bangun tepat tengah malam,perasaan gelisah serta sesak menghantuinya.Rara turun dari ranjang dan menuju ke dapur.Dia minum segelas air,lalu kembali ke kamarnya.

Rara duduk di balkon kamar melihat bintang.
Kebetulan langit sangat cerah ditambah bintang dan bulan yang menerangi langit.Sepertinya besok akan panas terik.

"Hay bintang,bulan.Kapan hidup gue terang kayak kalian,gue merasa hidup gue suram ,gelap ,kosong ,hampa.Kalian tau impian konyol gue.Gue berharap ada peri yang datang lalu membawa kebahagiaan buat gue."

Rara berbicara menghadap langit seakan-akan bercerita kepada bulan dan bintang.Rara menikmati angin malam menjelang pagi .Merentangkan kedua tangan sambil memejamkan mata.

Cukup lama Rara berdiri di balkon,bintang pun mulai menghilang satu per satu.Begitu pun dengan rembulan yang sudah terlihat setengah.
Rara masuk ke dalam kamar dan menidurkan diri . Rara memejamkan mata untuk beristirahat.

Matahari sudah terbit di ufuk timur,terlihat di kaki gunung nan jauh di sana. Rara bangun dari tidurnya , Rara mandi dan bersiap memakai seragam sekolah.

Rara mematut dirinya di cermin masih ada bekas pukulan mamanya kemarin.Rara memakai sedikit alas bedak agar bekas yang  membiru itu memudar.

Lumayanlah ya,walau tidak sepenuhnya tertutupi.Rara juga mempoleskan sedikit liptin dengan warna yang tidak terlalu mencolok.Lalu memakai sepatu dan menyambar tas sekolahnya.

Rara menuruni tangga ,terlihat bi Sri sedang menyiapkan sarapan.Rara duduk ,lalu mengambil satu helai roti dan mempoleskan selai coklat di atasnya.

"Bi , kok masaknya banyak?Emang ada yang bakalan datang?" tanya Rara bingung.

"Iya non,Nyonya besar hari ini bakalan datang bersama teman kantornya untuk singgah sarapan.Tadi nyonya menelfon bibi," bi Sri menjelaskan sambil menyiapkan makanan di meja.

Rara melanjutkan makan setelah bi Sri menjelaskan."Oh iya bi,aku mau bawa bekal nasi goreng ini  ya," pinta Rara sembari mengunyah roti.

Bi Sri mengangguk ,menuju dapur mengambil kotak bekal.Bi Sri memasukan nasi goreng ke dalam wadah,ditambah telur dan beberapa toping lainya.

Rara telah selesai makan dan meminum susu .Sekarang Rara berangkat dan menenteng satu kotak nasi goreng.Rara ke sekolah diantar oleh supirnya.

Rara duduk di belakang dengan senyuman manis.Dia sudah membayangkan Rido akan menerima bekal yang ia bawakan untuk dirinya.

Sekitar 20 menit perjalanan menuju sekolah.Rara turun dan masuk ke dalam SMA Taruna Jaya 01.

Rara sangat senang dan bersemangat ,tetapi itu tidak bertahan lama,ketika melihat Rido membukakan helm untuk Libra di parkiran.Tak lupa merapikan rambut Libra yang sedikit berantakan.

Dada Rara sesak,mengepalkan tangan .Ini masih pagi tapi pemandangan apa yang ia lihat,menyakitkan.

Rido dan Libra jalan beriringan menuju kelas.Libra meletakan tas dan duduk di kursi miliknya.Rara datang dengan muka kesal sambil menenteng bekal tadi.

Sesampai di kelas ,ada Libra ,Rido dan teman kelas sekitaran tiga orangan.Rara menuju meja tempat Rido duduk.
"Rido ini makanan buat kamu," Rara menyodorkan di hadapan Rido disertai senyum manis.

Libra hanya duduk seraya bermain ponsel,tetapi sesekali melihat ke arah meja Rido.Libra heran kenapa Rido tidak pernah menganggap Rara itu ada,buktinya Rara berbicara Rido tidak merespon apapun,hanya seperti angin lalu.

"Rido gue bawain ini buat lo dimakan ya," bujuk Rara.

"Gue bilang gak ya gak , budeg lo ya," bentak Rido.Semua orang kaget ketika suara bariton Rido menggema di kelas.

Titik benci ( Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang