Chapter 21

228 5 0
                                    

Rara berjalan melewati koridor, namun banyak cacian yang dilontarkan padanya.

"Sakit jiwa tuh anak!"

Rara yang sudah dari tadi menahan emosi.Kini emosi nya berada dipuncak.
Rara menarik krah baju salah satu siswi yang mencaci nya. Tanpa pikir panjang Rara membentur kepala gadis itu tanpa peduli teriakan siswa lain yang menyaksikan kejadian.

Tidak cuma sekali, bahkan dia hampir kehilangan kewarasannya kalau Rido tidak datang lebih cepat. Rido menahan tangannya Rara, kemudian pegangan nya pada krah baju itu terlepas.

Siswi itu terduduk lemah di lantai, karena kepala belakang nya mengeluarkan darah. Semua orang terkejut tidak ada yang berani mendekat, mereka takut nanti akan jadi korban selanjutnya.

Rara terus memberontak sampai tangan nya terlepas dan mendorong kasar Rido. Kini Rara menjambak kuat rambut siswi yang sudah meringis kesakitan.

Rara juga memberikan bogeman mentah, padanya. Bahkan kini hidungnya berdarah, seragam putih itu sudah berlumur darah.

Kini ia mencengkram kuat dagu itu. "Dengar ya, lain kali jangan cari masalah sama gue sialan!" Rara juga meludahi wajah itu.

Tanpa rasa bersalah Rara meninggalkan semua yang ada di koridor, Semua orang bergegas membantu gadis itu menuju UKS. Rido memegang pelipisnya, sebetulnya dia pusing. Emosi gadis itu mudah sekali terpancing.

Rido takut jika Rara dikeluarkan dari sekolah, apalagi sebentar lagi ujian akan di laksanakan. Tapi sikap Rara semakin liar.

Rara menuju kantin untuk mengisi perutnya yang keroncongan. Awalnya kantin yang ramai mendadak menjadi diam. Vidio Rara menghajar salah satu siswi, membuat orang bungkam. Mereka takut jika harus menjadi korban selanjutnya.

Kini makan tanpa mempedulikan siapapun, dia makan dengan lahap sampai dia tidak sadar sekarang polisi sedang menatapnya. Rara menyerngitkan dahi, mengapa polisi ini sampai bisa disini.

"Ayo ikut kami ke kantor! Kamu sudah melakukan tindakan kriminal!" Polisi itu menarik paksa tangan Rara.

Rara memberontak untuk melepaskan namun kekuatan nya kalah besar oleh dua polisi ini.

"Lepaskan bajingan gue salah apa bangsat!" Rara terus berusaha untuk melepaskan, namun bukannya dilepaskan malah semakin dicengkram kuat.

"Jelaskan di kantor nanti." Polisi itu membentak Rara.

Rara yang kehabisan tenaga,kemudian mengikut tanpa perlawanan. Semua orang tersenyum puas. Banyak juga yang tidak menyangka bahwa kasus ini akan sampai ke kantor polisi.

Rido yang dari tadi sibuk mencari keberadaan Rara.Dia sekarang kehilangan keseimbangan nya. Rara di borgol oleh polisi. Rido mengejar mobil polisi itu yang kian menjauh meninggalkan sekolah. Tanpa pikir panjang Rido mengambil motor dan ikut menyusul Rara.

Sesampainya, di kantor polisi Rara dipaksa duduk untuk segera di introgasi. Rido berjalan mendekat namun salah satu polisi menghentikan. "Kamu tidak mendekat jika kamu kerabatnya silahkan tunggu di kursi itu."

Rido tidak banyak membantah, dia menurut.

"Siapa namamu?" Polisi dengan kumis tebal itu bertanya galak.

Rara menatap tidak suka, pada polisi.

"Bisa bacakan! Nih ada user name saya pak." jawab Rara datar.

Polisi itu bungkam, lalu dia mencatat hal itu di berkas.

"Apa masalah awalnya sampai-sampai kamu membuat korban terluka?" Polisi yang bernama kan Rizal itu bertanya.

"Dia menghina saya pak. Mana mungkin saya akan diam saja!" Rara melotot tidak terima.

Titik benci ( Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang