Pelajaran pak Randa sudah berakhir, kini semua murid SMA Taruna beristirahat.
Libra masih di kelas,hari ini ia tidak berselera untuk makan jadi dia hanya di dalam kelas sendirian. Rido tadi sudah mengajak dan memaksa Libra untuk ke kantin.Tapi Libra menolak keras,alhasil Rido sendiri yang ke kantin dan akan membeli makanan untuk Libra.
Rara masuk ke dalam kelas,dan menyerngitkan dahi ketika ia dapati Libra sendirian.Rara berjalan ke arah Libra dengan tatapan tajam.
Libra panik bukan kepalang,pasalnya dia hanya sendirian di dalam kelas.Awalnya Libra mencoba acuh tak acuh dengan kehadiran Rara.
Dengan cepat Rara merebut ponsel Libra dari tangannya.Libra memberanikan diri untuk berbicara.
"Ra balikin ponsel gue," pinta Libra lembut.
"Lo mau ponsel lo? Boleh aja tapi apa bisa juga lo jauhin Rido hah! Gue capek Libra,gue capek kayak gini.Harus menahan sakit ketika lo dan Rido berdekatan."
"Gue bisa apa Ra,apa dengan gue jauhin Rido.Cinta lo bakal terbalaskan?" tanya Libra dengan suara serak.
"Mungkin Rido juga gak bakal mau sama gue,tapi setidaknya lo kasih ruang buat gue berjuang dapatinnya Libra," ujar Rara lantang. Rara menahan sesak dan nafas yang tidak teratur.Mencoba untuk tidak melakukan hal jahat.
Rido masuk ke dalam kelas dengan makanan di tangannya.Rido terkejut melihat Rara dan Libra berdua di dalam kelas.Dengan cepat Rido menuju meja itu dan meletakan makanan yang ia pegang di meja dekat pintu.
"Lo mau ngapain hah! Harus banget lo nyakitin Libra tiap hari?" Rido membentak Rara.
"Gue gak lakuin apa Rido,gue cuma ngomong.Bahkan gue gak nyentuh dia sama sekali," ucap Rara menjelaskan.
"Jangan bohong lo, apapun yang keluar dari mulut lo .Gue gak bakal percaya," hardik Rido.
"It's okey,coba lo tanya Libra. Jangan hanya menilai dari satu sudut pandang saja," tutur Rara datar sambil melipat tangan di dada.
"Iya Rara gak boong Do," tutur Rara meyakinkan.
"Libra udah, jangan kamu tutupi kebohongan dia di depan aku," ucap Rido dengan wajah menahan emosi.
"Lo berbeda jauh sama Libra.Gue gak yakin masih ada rasa kemanusiaan di dalam diri lo.Apa hanya karna cinta, lo menjatuhkan harga diri .Gue udah bilang berapa kali .Gue benci ,dan gak akan pernah membalas perasaan lo." kata Rido menatap tajam Rara.
Rara tersenyum getir,mengepalkan tangan.Rara berlari meninggalkan kelas menuju wc.Rara menatap dirinya di cermin,tak terasa air mata Rara turun bercucuran.
"Apa gue terlalu jahat,sampai-sampai gue di nilai begitu buruknya.Gue sayang sama lo Rido Sanjaya,tapi gue benci sikap lo.Di sini memang gue yang salah,harusnya gue sadar diri,cinta gue salah.
Jika melihat wujud lo saja sudah membuat gue bahagia.Apa salah gue ngejar kebahagiaan gue.Arrghh," Rara menjerit histeris dengan suara parau. Untung saja wc ini sepi jadi Rara bisa meluapkan amarahnya.
Rara mencuci mukanya di wastafel agar tidak ada yang mengetahui dia habis menangis.Rara tak lagi masuk kelas,ia memutuskan untuk bolos.Rara lewat gerbang belakang,jika lewat gerbang depan ada satpam yang berjaga.
Rara sampai di persimpangan lalu menghenti taksi yang lewat.Rara benar-benar bingung kemana ia akan pergi,sekitaran 15menit sopir taksi membelah jalan raya yang padat.
"Neng mau kemana," tanya sopir.
"Di sini aja deh pak,gak tau mau kemana," ucap Rara sambil merogoh saku untuk membayar.
Rara memberikan satu lembar uang 100 ribu.Kemudian keluar dari taksi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik benci ( Ending)
أدب المراهقينFOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠BIJAK MEMBACA! MENGANDUNG KATA-KATA KASAR⚠ Rara Zhikana Ini kisah seorang gadis jahat dan pembully yang mencintai Rido Sanjaya teman sekelasnya. Dia sering membully Libra Arasshi yang kebetulan orang terdekat dari Rido Sanja...