Chapter 03

292 17 45
                                    

Untuk apa berjuang bukan?
sedangkan apa yang di perjuangkan
saja tidak tahu
~Rara Zhikana~

Seperti janji Rido tadi.Rido menemani Fika ke swalayan untuk berbelanja bulanan.Setelah sampai di swalayan itu Rido memarkirkan mobil dan ikut masuk ke dalam swalayan itu.

"Sayang ini kan barangnya banyak ,jadi kita mencar aja.Soalnya peralatan buat mandi juga udah habis," Fika menyodorkan satu catatan kecil kepada Rido.

Rido mengangguk ,lalu mengambil catatan itu dari Fika.Rido mengambil keranjang ,mulai berjalan mengitari apa-apa yang sudah tertulis.

Rido yang terlalu fokus mencari kebutuhan yang ia perlu kan,dia tidak sadar malah menabrak seorang ibu-ibu yang tangannya di penuhi dengan berbagai makanan dan peralatan mandi.Barang yang ada ditangan ibu itu berserakkan .

Dengan cepat ,Rido membantu memunguti barang -barang yang berceceran di lantai.Lalu memasukkan ke dalam keranjang yang ia ambil tadi.

Rido menyerahkan keranjang yang sudah penuh itu ke tangan ibu itu.

"Maaf ya tante ,aku gak sengaja," Rido tersenyum kikuk ke arah Riya.

Riya menerimanya dengan ramah berbeda sekali sikapnya kepada Rara ." Oh iya gak papa ," Riya berjalan tanpa mengacuh Rido yang masih terlihat tegang.

Rido menghembuskan nafas lega.Untung saja orang itu tidak marah,kalau tidak pasti Rido akan diomelin di tempat umum.

Rido mengambil keranjang lain,lalu mencari barang yang sudah dituliskan bundanya.Setelah semua selesai ,Rido menunggu bunda Fika  yang belum juga selesai.Karena bosan menunggu, Rido  mengeluarkan ponsel dan berniat menelfon Libra.

Dia sangat yakin kalo Libra belum makan,karena kebiasaan gadis itu selalu telat makan. Satu kali panggilan , namun gadis itu tak kunjung mengangkatnya.Rido mencoba lagi,akhirnya tersambung.

"Hallo Rido kenapa, " tanya Libra di sebrang telfon tak lupa suara khas orang bangun tidur.

"Pake nanya,aku yakin kamu  belum makan ," tutur Rido.

Libra terkekeh karena tebakan Rido selalu benar.
"Malah ketawa gih kamunya makan Libra. Jangan bandel!" perintah Rido.

"Gak mau nanti aja," Libra menolak perintah Rido.

"Hmm oke.Kamu mau apa aku beliin ntar aku ke sana habis temanin bunda belanja ,tapi jangan yang gak sehat,"  Rido berkata tegas.

"Ck, tadi nawarin malah gak boleh minta.Yaudah aku pengen cemilan aja ,trus susu ultramilknya," pinta Libra .

"Iya,tapi pas aku sampe sana harus udah makan nasi ya.Aku tutup dulu," Rido memutuskan telfon ,pas sekali bunda Rido sudah berjalan ke arah Rido.

"Telfon dari siapa?" tanya Fika.

"Libra bun,dia belum juga makan.Takutnya nanti dia drop," Rido menjelaskan.

"Ciee ,yang perhatian ke calon mantu bunda ," Fika menggoda Rido.

"Bun udah ih,hitung dulu .Anak sendiri diledekin." Rido menggeleng- geleng kepala.

Kasir menghitung semua belanja dan totalnya sekitaran 20 juta.20 juta adalah nominal yang kecil bagi keluarga Sanjaya.Setelah selesai berbelanja mereka pulang ke rumah Sanjaya.

Rido membantu bundanya membawa belanjaan ke dalam.Setelah selesai, Rido pamit untuk ke rumah Libra.Sebelum ke rumah Libra,pria itu singgah di supermarket untuk membeli beberapa cemilan untuk gadis itu. Karena tadi ia lupa membeli cemilan untuk gadis manjanya.

* * * * * * * * * * *

Rara terbangun ketika dingin ubin menusuk tulang.Rara menggeliat,karena badanya yang terasa sangat pegal.Rara duduk lalu menyandarkan punggungnya di pintu gudang yang terkunci rapat.
Rara melirik jam tanganya,ternyata sudah jam setengah 5 sore.

Titik benci ( Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang