Ini gak banyak chapter sih, sampe 30 aja soalnya aku gak terlalu bisa buat cerita fantasy.
~~~~
Siapa yang menyangka jika hari ini akan ada pertandingan sengit antara Putri es mereka dengan lelaki yang katanya kesayangan Putri Es mereka.
Dari berita yang mereka dapat, Zelena ternyata dalam pengaruh ramuan cinta makannya dia bisa sebucin itu pada Zean.
"Apa aku bilang, pasti ada sesuatu." celetuk Vlow sembari menatap Zean datar nan dingin, begitu juga dengam Cloe, dia menatap Zean penuh permusuhan.
Zelena meregangkan sedikit tubuhnya, seringai penuh terlihat diwajah cantiknya.
Ini hal yang sangat mereka takutkan jika Zelena mulai emosi, tidak ada lagi ketenangan dalam dirinya, semua langsung lepas kendali.
Zean menatap Zelena tenang, mereka kini ada di tengah lapangan, barier sudah dipasang untuk perlindungan.
"Bahkan tubuhmu itu sangat kurus, bisa hancur dengan sekali remas." ejek Zelena pada Zean.
Zean tersenyum tipis, manis sekali Zelena, Zean kan jadi semakin cinta dan deg-deg an kalau begini jadinya.
"Jangan tersenyum, wajahmu jelek." celetuk Zelena risih, dia tak suka pada senyum Zean, itu menyebalkan.
Zean merengut sebal. "Ih, jahat." celetuknya sedih.
Cibiran tanpa suara Zelena berikan, dia mulai mengeluarkan badai saljunya, langit di lapangan mulai gelap disusul angin kencang.
Zean sendiri bersiap untuk mengatur gravitasi dan jika perlu dia akan menghentikan waktu.
"Rasanya aku ingin mencongkel mata mu." ketus Zelena begitu menatap mata indah Zean yang langka itu.
Zean terkikik senang, itu berarti Zelena suka pada matanya, bukankah itu hal yang bagus? Setidaknya ada hal dalam dirinya yang Zelena sukai.
"Silahkan saja, Tuan Puteri." ujar Zean lembut seraya meringankan gravitasinya dan mulai melayang.
Rambut hitam keabuannya mulai berubah menjadi biru langit, indah sekali dan itu membuat Zelena tertegun sejenak.
Penonton mulai bersorak kuat, pertandingan antar kekasih ini akan menjadi sejarah baru.
"Menurutmu, Zelena tega menghabisi laki-laki itu?" tanya Cloe.
Vlow mengedik. "Gak tau, walau dia dalam ramuan tapi sepertinya cinta itu sudah hadir walau Zelena tak sadar akan hal itu." cetusnya sembari mengelus tangan Tender yang ada disebelahnya.
Tender berjengit kaget merasakan elusan ditangannya, dia menatap Vlow yang santai dengan tatapan menggoda nya untuk Tender.
"A-anu..kak?" Tender kan jantungan, mana Vlow itu termasuk banyak yang incar.
Vlow mendekati Tender dan mencium pipinya. "Cute," ah brengsek, jantung Tender gak baik-baik saja.
"Lemas?"
Tender mengangguk tanpa sadar, dia membiarkan Vlow mengangkat tubuhnya dan mendudukannya dipaha, lalu merengkuh pinggangnya.
"Manis sekali." ah brengsek(2).
Tender malu sekali.
Oke sekarang beralih pada Zelena dan Zean yang sudah mulai memberikan serangan, sebenarnya hanya Zelena, Zean tak mau melukai gadis kesayangannya itu.
Dia menghindari setiap bola salju tajam yang mengarah padanya, dia berputar indah dilangit dan melayang sempurna.
"Cih! Turun kau brengsek!" seru Zelena emosi, Zean tertawa dengan kerasnya.
"HAHAHAHHA, baik sayang."
Decihan lirih Zelena berikan, apa-apaan kata sayang itu, menggelikan, Zelena tak terbiasa dengan kata-kata itu.
Pertandingan mereka terhenti saat bunyi debuman keras terdengar diiringi raungan monster.
"Zorck kembali menyerang Academy kita, diharapkan para murid penyerang maju ke baris paling depan sementara Murid pertanahan menjaga barisan tengah!"
Zelena dan Zean saling menatap, pertandingan mereka harus berhenti karena monster goblin sialan itu.
"Lihat saja kau!" seru Zelena sebelum pergi dari sana.
Sementara Zean hanya menyeringai, akan ditunggu kok, santai saja, tapi Zean harus melindungi barisan tengah, sebab dia ada dalam barisan perlindungan.
☁️Bersambung☁️
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Potion [Selesai]
FantasyKeteledoran Zean yang malah memberikan ramuan cinta pada Zelena, membuatnya dalam masalah besar. Zean Tharioda, remaja 19 tahun yang termasuk ke jajaran murid pintar dalam urusan ramuan di Academi Balerion, Academi yang mengumpulkan murid-murid tela...