Hai kalian, tembuskan 200 vote dan 100 komen lagiiiii.
~~~~~
Setiap murid dengan tingkat yang sudah tinggi, akan mendapatkan Misi bulanan yang mengharuskan mereka keluar Academy dan menjaga kota serta pedesaan.
Bulan kemarin yang keluar misi adalah tingkat 3 sampai tingkat 5, dan hari ini saatnya mereka kembali ke Academy.
Setelah mereka kembali barulah nanti tingkat 1, 2, 6 dan 7 akan pergi menjalankan misi minggu setelahnya.
"Berhenti fokus bisa?" Zean mendelik kesal, Zelena mengganggu konsentrasinya sedari tadi.
Padahal Zean sedang sibuk membuat ramuan baru untuk tugas di kelasnya, Zelena datang ke kelasnya sejak 20 menit yang lalu.
Dan dia hanya tau mengganggu saja, jika tidak mencium pipi Zean, pasti mengusap gemas rambut Zean, atau memainkan daun telinga Zean.
Atau mencubit pipi chubby Zean, intinya keberadaan Zelena saat ini adalah menjadi pengganggu.
Zean menepis tangan Zelena dari pipinya, kemudian memicing tajam.
"Kamu keluar dari kelas aku Elen, aku sibuk." usirnya kesal.
Seisi kelas terpelongo, berani-berani nya dia mengusir seorang Putri Academi, wah gila. Zelena masih mempertahankan senyum manisnya.
"Kenapa? Aku kan gamau jauh dari kamu." ujarnya lembut.
Zean berdecak kembali. "Keluar, kamu itu taunya ganggu aja!" serunya kesal.
Manik merah maroonnya berkilat emosi, ini tugas penting dan dia butuh konsentrasi yang besar agar bisa menyelesaikannya.
Zelena tak tau, tapi dadanya nyeri mendengar seruan Zean. Apa salahnya? Zelena kan hanya mau berada di dekat Zean saja.
Zelena menunduk pelan, kemudian menghela napas pelan. "Baik, maafkan aku." gadis cantik berkalungkan liontin putih itu langsung bangkit.
Dengan langkah elegan dia keluar dari kelas, meninggalkan seisi kelas yang gugup bukan main.
Mereka agak takut, hawa disekitar Zelena saat dingin, tatapan matanya juga kembali seperti dulu.
Zean terdiam sejenak memandang kepergian Zelena, apa harus dia kejar? Nampaknya tidak.
"Sudahlah, nanti juga dia menempel lagi padaku." gumam Zean tak acuh kemudian melanjutkan kembali pekerjaannya.
....
Bel tanda kepulangan Murid dari Misi berbunyi keras, semua muris sibuk keluar guna melihat kearah gerbang setinggi 3 meter di depan.
Semua sibuk mencari idola mereka, siapa lagi kalau bukan Frens, si Pangeran musim Panas.
"Minggir dari jalanku sialan!!" seperti kekuatannya, yaitu musim panas.
Awalnya sifat Frens tidak se emosional ini, namun kekuatannya mempengaruhi sifatnya, sama seperti Zelena.
Dulu Zelena tak sedingin itu, namun seiring bangkitnya kekuatan musim dinginnya, sifatnya mendingin.
Frens mendecih sinis, lelaki berusia 19 tahun berambut hitam pekat dan bermata jingga itu nampak mencari keberadaan seseorang.
"Dimana putri es milikku!?" serunya kesal, teman dekatnya mulai bersuara.
"Nampaknya, Zele ada di perpustakaan, aku bisa merasakan hawa dinginnya." cetus Zoye, lelaki berusia 19 tahun pemilik kekuatan petir.
Remaja berambut coklat gelap dan bermata ungu terang. Teman Frens ada 2, Zoye dan Govne.
Zoye pemilik kekuatan petir sementara Govne pemilik kekuatan tanah.
Govne memiliki warna mata berwarna pink cerah dan rambut berambut hitam pekat.
"Aku lapar." gumam Govne, dia memang taunya makan saja.
Mereka langsung berjalan menuju perpustakaan, bertepatan dengan Zean yang juga sedang mencari keberadaan Zelena.
"Kau sih, berani sekali kau memarahi Zelena." ketus Tender kesal.
Habisnya Tender ini nge fans sama Zelena, jadi dia agak kesal dengan tingkah Zean tadinya.
"Berisik, bisa diam gak sih, aku sedang fokus mencari keberadaan Elen!"
Tender mencibir tanpa suara, mereka sampai di persimpangan antara kantin dan Perpustakaan, bertemu dengan Frens dan kedua temannya.
"Oh, permisi." Zean tau siapa mereka, jadi dia memilih membungkuk dan permisi pada ke 3 nya.
Frens abai, dia menyelonong masuk ke dalam perpustakaan.
"PUTRI ES KU YANG CANTIK! KAMU DIMANA!?" teriak Frens menggelegar ke penjuru perpustakaan.
Jantung Zean berdegup kencang, putri es? Yang dimaksud adalah Zelena!?
Panik, Zean panik saat ini. Dia langsung mematikan gravitadi sehingga semua orang tak bisa bergerak sama sekali.
"Elen." gumam Zean panik, dia harus menemui Zelena duluan.
Sementara Frens terkaku ditempat, matanya melotot melihat Zean berjalan cepat tanpa terhalang gravitasi.
"Elen!" Zelena yang tadinya tidur di perpus sontak menoleh, gravitasi sudah Zean aktifkan kembali.
"Zean?" gumam Zelena heran.
Zean langsung menarik tangan Zelena dan hendak keluar, namun sayang.
BUAGH!!
"BERANI SEKALI HAMA BRENGSEK SEPERTIMU MENYENTUH PUTRI ES KU!!"
Good, nampaknya akan ada pertandingan antara pangeran musim panas dengan pengendali gravitasi.
Bersambung👍

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Potion [Selesai]
FantasíaKeteledoran Zean yang malah memberikan ramuan cinta pada Zelena, membuatnya dalam masalah besar. Zean Tharioda, remaja 19 tahun yang termasuk ke jajaran murid pintar dalam urusan ramuan di Academi Balerion, Academi yang mengumpulkan murid-murid tela...