☁️LP-20☁️

13.4K 1.7K 74
                                    

Jadi tadi aku ada up 1 chapter cerita baru, terus aku unpub lagi, ya mikir lah masa cerita baru yang vote gak sampe setengah dari yang baca.

Biasa tuh kalau cerita baru, prolog harus rame, ya aku unpub, bodo amat, ra perduli, lama-lama aku males buat cerita baru lagi kalau gini caranya.

Se susah itu kaya nya neken vote.

~~~~~

Suasana depan Academy sudah hancur karena 4 Zrock yang tak lain adalah Goblin raksasa menyerang kembali Academy mereka.

Seluruh murid penyerang sudah mulai menyerang 4 raksasa Zrock sialan itu, bahkan Raksasa es dan hujan api Zelena Frens sudah dikeluarkan.

Tapi nampaknya kali ini, para Zrock itu terlalu kuat. "Cih, brengsek!" Frens terkena api nya sendiri.

Dengan sigap Zelena menyentuh lengan Frens yang terkena api nya sendiri, itu berguna untuk mengurangi rasa panasnya.

"Kamu tak apa?" tanya Zelena khawatir, Frens menggeleng pelan.

Tender dan Vlow sudah menggabungkan kekuatan mereka, angin dan air bila digabung bagaimana ya begitu lah.

Sementara tim pertahanan di bagian tengah terus bersiaga, untung belum ada Zrock yang berhasil masuk ke bagian inti Academy, baru bagian depan saja.

"Cih, apa-apaan itu!!" dan kegiatan manis Zelena dengan Frens ditonton Zean dari jauh.

Sialan, ini bisa memicu kekuatan penghenti waktu Zean keluar lagi, tapi itu lebih baik agar pertarungan ini selesai dan Zean bisa menarik Zelena menjauh dari Frens.

"Huh, aku benci kekuatan ini." tentu saja, kekuatan yang mengikis umur Zean setiap kali digunakan.

Baru saja Zean hendak menghentikan waktu, ledakan kuat terdengar dari arah depan, ternyata Raksasa es milik Zelena berhasil membunuh 2 Zrock.

"GROAAARRRR."

Para penyerang semakin memperkuat serangan mereka untuk 2 Zrock yang tersisa, Frens mengeluarkan lahar panas dan membuat sebuah penghalang lebar.

Seperti kolam lahar api yang membentang diantara Zrock dan Academy.

"GROAARRR!!"

Zelena menyeringai, dia memerintahkan Raksasa es nya untuk menarik Zrock yang tersisa masuk ke dalam kolam lahar.

Dan setelah masuk, maka pertarungan ini selesai, mereka bisa kembali ke Asrama masing-masing.

...

"Elen!" Zelena merotasi malas matanya mendengar panggilan itu, dia menoleh ke belakang, benar saja si parasit itu lagi.

"Apa?" tanya nya malas.

Zean tersenyum manis, dia menyentuh lengan Zelena dan menyalurkan sesuatu. "Heh-"

"Ssst, biarkan aku mengisi tenaga mu." bisik Zean yang tengah berkonsentrasi mens transfer energi ke tubuh Zelena.

Zelena diam, dia bisa merasakan tenaga nya terisi kembali, untuk apa parasit ini mengisi tenaga Zelena.

"Cih, berhenti bodoh! Kau bisa hilang kesadaran." Zelena menepis tangan Zean dan benar saja, lelaki itu terhuyung lemas karena tenaga nya sudah berpindah ke Zelena.

Dengan cepat Zelena menahan tubuh Zean agar tidak menghantam tanah.

"El, aku mau kembali ke Asrama, ingat besok ya." Frens pamit, dia gamau cemburu terlalu lama melihat kedekatan Zean dan Zelena.

Dia juga ingin mundur, karena walau efek ramuan itu hilang, tapi hati Zelena sudah terkunci pada orang lain.

Frens bisa lihat dari tatapan mata Zelena untuk Zean, nampaknya predikat Friendzone tak akan lepas dari Frens dan Zelena.

"Menyusahkan ku saja." gerutu Zelena sembari menggendong Zean dan membawanya pergi.

"Mau kemana?" pertanyaan klise dari Cloe.

Zelena diam. "Mau mengantarkan parasit ini." cetus Zelena kemudian melanjutkan langkahnya.

Cloe dan Vlow saling pandang, kemudian menyeringai. "Lihatkan, dia beneran suka sama tuh parasit." cetus Vlow yakin.

Cloe mengangguk, yah sudah terlihat jelas dari tatapan mata Zelena, efek ramuan itu hilang namun perasaan Zelena masih tersisa.

Agak rumit karena Zelena terus menyangkal perasaannya sendiri.

☁️Bersambung☁️

Love Potion [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang