☁️LP-Efeknya mulai memudar☁️

13K 1.6K 83
                                    

Aku emang hiatus👍 mood-mood an aja kalau mau up, tapi kuylah 250 vote dan 100 komen👍

~~~~~

Hari-hari berlalu, Zean terlalu terlena dengan pemikirannya bahwa ramuan itu akan bertahan lama, tanpa dia sadari jika waktunya hanya tinggal 2 hari lagi.

Zean sudah kembali ke kamarnya dan Zelena, pagi ini Zean yang menyiapkan sarapan, dia mencium pipi Zelena memintanya untuk bangun.

"Honey, wake up my love.." bisik Zean lembut ditelinga Zelena, dia mengecupi pipi Zelena dan sesekali dahi Zelena dia usap pelan.

Dahi Zelena mengernyit, senyum gemas Zean berikan melihat respon Zelena yang hendak terbangun.

Dia berjalan menjauhi kasur, Zean harus kembali menyiapkan pakaian untuk Zelena, entahlah, jiwa-jiwa malewife miliknya muncul.

Malewife, istilah untuk seorang pria yang suka melayani pasangan wanita nya, Zean menciumi pakaian Zelena, aroma manis buah persik tercium dipakaian Zelena.

"Ahh, wangi sekali." bisik Zean sedikit gila, senyum tak biasa tercipta diwajahnya.

Bisa dikatakan, Zean sudah jatuh teramat dalam ke pesona Zelena, dia akan membuat ramuan itu lagi dan meminta Zelena meminumnya lagi.

"Hihi, Elen adalah milikku." bisik Zean tak terbantahkan, ah ya benar, tentu saja benar.

Zelena sendiri hanya diam di kasurnya, dia meringis pelan, terduduk perlahan ditengah kasur sembari memijit pelan dahinya.

"Ugh..sakit sekali.." rasanya perasaan Zelena akhir-akhir ini sedikit hambar, setiap menatap Zean dia tak merasakan debar seperti yang lalu.

Tatapan mata Zelena mendingin melihat punggung seseorang di kamarnya, itu siapa? Kenapa ada di kamarnya?

Berani sekali orang asing itu masuk ke kamarnya. Baru saja Zelena hendak bersuara, sosok yang dicurigai itu berbalik.

Sontak, jantung Zelena berdetak kencang. "Ah, Elen!" pelukan dia dapat dari Zean, kenapa tadi Zelena tak mengenali punggung Zean.

Zelena mengenyahkan pikiran anehnya, dia membalas pelukan Zean dan mencium lehernya.

"Morning baby." bisik Zelena lembut, dia menangkup wajah Zean dan mencium bibirnya, Zean memejamkan matanya menikmati ciuman mereka.

"Umh, sudah..uhh kita harus ke Academyhh.." Zelena mengulas senyum tipis, Zean sendiri menahan tangan Zelena yang hendak masuk ke dalam celananya.

Ciuman mereka terlepas, Zelena menyeka liur disudut bibir Zean dan kembali mencium pipi gembul Zean.

"You are so cute baby.."

"Umh, i know.."

"Really, why you can be so cute baby, i love you.."

"I dont know, you can ask my mom."

Zelena terkekeh pelan, dia merengkuh pinggang Zean dan mencium kembali dahi lelaki kesayangannya itu.

"Get ready now."

"Yes baby."

"Can you call me daddy?"

Zelena melebarkan senyumannya, dia menjatuhkan Zean ke kasur dan mengukungnya seketika.

Manik merah maroon Zean terperanjat kaget, dia shock mendapat serangan seperti ini.

"E-eh?" Zelena sangat seksi diliat dari bawah seperti ini, itulah yang Zean pikirkan.

"Daddy? Bagaimana bisa aku memanggil lelaki semanis ini Daddy, how about you call me momny." seringai seksi terulas diwajah Zelena.

Rasa hangat dipipi Zean terasa, jantungnya berdebar semakin menggila. "H-hah? M-mommy?" cicitnya gemetar.

Zelena mengangguk, dia mencium pipi Zean lagi, kemudian berbisik ditelinga Zean. "Call me mommy.."

Sial, jantung Zean tak baik-baik saja saat ini.

Dengan nyali yang sudah terkumpul, Zean melirih, disertai wajah yang memerah, mata berkaca-kaca dan bibir bengkak sehabis berciuman tadi.

"Mommy..." lirihan manis itu membuat Zelena tak karuan, dia menyerang Zean, ah lebih tepatnya bibir Zean.

Nampaknya hari ini mereka harus membolos kelas, iya soalnya Zelena lagi mengganas bersama lelaki manisnya.















Bersambung📸

Love Potion [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang