Haii, tembuskan 200 vote dan tembuskan 100 komen yak!
~~~~
"Hiks..sakit..hiks.." Zelena menghela napas panjang, dia menyalurkan kembali rasa dingin ke dada Frens.
Kalau kekuatannya meledak seperti ini, jantungnya pasti akan terasa sakit dalam jangka waktu lama.
Seperti saat ini, Frens ada di kamar asramanya dengan Zelena disebelahnya, Zelena sibuk mendinginkan jantung Frens agar tidak perih lagi.
Frens sendiri menggenggam tangan Zelena yang lainnya, dia memang semanja ini jika berhadapan dengan Zelena.
"Still hurt?" lirih Zelena lembut, dia mengelus rambut hitam gelap Frens dan mengecup dahinya pelan.
"Hurt..hiks..its really hurt..hiks..i dont like it.." rengek Frens manja.
Zelena terkekeh pelan, dia terus mengelus rambut Frens dan sesekali mendinginkan kembali dada Frens.
Sampai akhirnya lelaki tampan itu tertidur lelap, Zelena menyeka air mata dipipi Frens lalu menaikan selimut ketubuhnya.
Suhu kamar Frens terlalu panas, Zelena mengeluarkan bunga-bunga es untuk mendinginkan suhu kamar Frens.
Sebelum pergi, Zelena mengalungkan leher Frens dengan kalung liontinnya, itu gunanya mendinginkan jantung Frens agar tidak sakit lagi.
Baru setelahnya Zelena keluar dari kamar, dia harus segera menemui Zean, miliknya itu pasti tengah marah padanya.
Karena sebelum kemari, Zean sudah memaksa Zelena agar membiarkan Frens dibawa orang lain, tapi Zelena tetap memaksa dirinya saja yang membawa Frens.
Alhasil, Zean merajuk padanya.
...
"Hiks.." Zelena menghela napas lirih, benar kan apa yang dia pikirkan tadi, Zean meringkuk di tengah kasur sembari menangis.
Perlahan, Zelena melepas rompi abu-abunya, dia berjalan mendekati kasur, perlahan dia duduk ditepi dan menarik selimut yang Zean pakai.
"Baby, maaf ya." tangisan Zean menguat, dia berbalik dan memeluk Zelena erat.
"Hiks..huaaaa jahat!..hiks..Elen jahat!!"
"Maaf sayang."
"Elen ninggalin Zean tadiii..hiks..huaaaaaaa."
"Iya aku tau, maaf ya."
Zean naik ke pangkuan Zelena dan menggigit bahunya kuat, air mata sudah membasahi pakaian yang Zelena kenakan.
Zelena menenangkan Zean dengan cara menyalurkan rasa sejuk ke punggung Zean, ini juga gunanya untuk meredakan sakit akibat hantaman Frens tadi.
"Sakit..hiks.."
"Maaf ya." Zelena terus menenangkan Zean, berharap remaja ini cepat tidur karena Zelena harus mengobati luka diperutnya.
Sekitar beberapa menit setelahnya, Zean tertidur dengan isakan yang belum hilang dari sela bibir indahnya.
Zelena belum menidurkannya ke kasur, masih dipelukan Zelena.
"Manis sekali.." bisiknya lembut sembari mengecup bibir ranum Zean.
Elusan dirambut hitam keabu-abuan Zean masih Zelena berikan, kenapa ada remaja semanis ini ya, Zelena merasa senang mengenalnya.
"I love you so much.." bisik Zelena sembari mencium dahi Zean lama, kemudian menidurkan remaja itu dikasur.
Baru setelahnya, Zelena berjalan menuju kamar mandi, ada sesuatu yang harus Zelena lakukan disana.
Bersambung📸
Aku mau nonton makmum 2📸
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Potion [Selesai]
FantasiKeteledoran Zean yang malah memberikan ramuan cinta pada Zelena, membuatnya dalam masalah besar. Zean Tharioda, remaja 19 tahun yang termasuk ke jajaran murid pintar dalam urusan ramuan di Academi Balerion, Academi yang mengumpulkan murid-murid tela...