Jangan lupa vote dan komen nya kawan kawan 😇🤗
(13.00) Selasa, 25 Januari 2022
💗Happy Reading📖
Dring dring dring
Suara dering jam alarm membuat seorang gadis yang tadi nya bergelung dengan selimut kini membuka mata indah nya.
Sinar matahari yang mengintip lewat jendela kamar nya membuat ia menyipitkan mata nya. Ia melirik jam weker yang terletak di meja nakas nya.
Seketika mata nya membola kala ia melihat jam tersebut menunjukkan bahwa sekarang jam 06.30 WIB.
Dengan segera ia bangun dari tempat tidur nya dan melesat ke kamar mandi untuk melakukan ritual nya. Belum ada 15 menit ia keluar dari kamar mandi dengan seragam yang sudah melekat di tubuh nya.
Mengambil tas ransel nya lalu mengambil ponsel dan memasukkan ke dalam tas ransel nya. Saat membuka pintu kamar ia melihat seorang wanita paruh baya yang sedang membersihkan meja makan.
"Udah bangun Dira? Tadi Tante udah bangunin kamu tapi kamu nya gak bangun bangun." Ujar wanita itu dengan lembut sambil menatap Dira.
Indira Angelica Natalie. Anak yatim piatu yang kini tinggal bersama paman kandung nya. Damian dan Sarah–istrinya.
Damian dan Sarah di karuniai 2 orang anak yang mana anak nya masih berusia 14 dan 15 tahun.
Putra Ardiansyah, anak sulung Damian dan Sarah yang sudah berusia 15 tahun. Shania Anabeth, anak bungsu dari Damian dan Sarah yang kini berusia 14 tahun.
"Maaf Tan, tadi malem Dira ngerjain PR sampe lupa waktu." Jawab Dira lalu mengambil dua lembar roti tawar yang sudah di olesi selai coklat kesukaan nya.
"Ya udah kamu sarapan dulu. Tante mau kebelakang mau jemur pakaian. Nanti kalo mau berangkat sekolah tutup pintu nya ya." Ucap Sarah sambil meletakkan piring kotor di wastafel dapur.
"Putra sama Nia udah berangkat Tan?" Tanya Dira saat tidak melihat sepupu nya.
"Udah berangkat duluan tadi sama paman kamu. Udah sana kamu berangkat ntar terlambat." Jawab Sarah dengan lembut sambil menatap keponakan nya.
"Iya udah Tan, Dira berangkat sekolah." Pamit Dira lalu mengambil tangan kanan Tante nya untuk melakukan kebiasaan nya, yaitu Salim.
"Iya hati-hati Dira bawa motornya." Ucap Sarah saat melihat keponakannya sudah di depan pintu keluar.
"Iya Tan." Seru Dira, menaiki motor nya dengan tergesa lalu menjalankan motornya ke sekolah.
🕊️🕊️🕊️
SMA TARAKANANDA.
Seperti nya Dewi keberuntungan tidak berpihak pada nya kali ini. Dira saat ini ia menatap nanar pintu gerbang sekolah nya yang sudah tertutup rapat.
Saat ini ia sedang berpikir bagaiman cara nya agar ia dapat masuk kedalam tanpa harus berurusan dengan anggota OSIS yang pasti menjadi utusan guru BK untuk menghukum murid murid yang datang terlambat ke sekolah ataupun mencari masalah di sekolah ini.
Tanpa ia sadari bahwa sedari tadi Kenneth menatap Dira dengan senyum kecil. Bahkan ia terkekeh saat melihat tingkah lucu Dira yang mengintip dari pinggir pintu gerbang dengan jalan yang mengendap-endap.
Dengan santai ia berjalan mendekati Dira yang masih mengintip dari pinggir pintu gerbang. Memegang bahu Dira dengan pelan.
Sedangkan Dira merasa ada yang memegang pundak nya terkejut sontak ia menoleh dan mendapati seorang pria tampan bak dewa Yunani.
"Ngapain?" Suara serak basah itu memberikan gelanyar aneh dalam tubuh nya. Dira masih terdiam sambil menatap wajah tampan itu dengan wajah bengong nya.
"Hei!" Seru Kenneth saat melihat gadis–nya menatap diri nya dengan wajah bengong. Seketika Dira tersentak kaget, ia tersenyum kikuk. Sungguh memalukan. Rutuk nya dalam hati.
"Eh i-iya?" Tanya Dira dengan gugup. Sejenak ia menahan napas kala melihat seorang yang selalu ia dan teman-temannya hindari berada di hadapan nya saat ini. Bahkan berbicara pada nya.
"Ngapain?" Tanya Kenneth lagi sambil menaikkan alis kanan nya. Sebenernya Kenneth sudah mengetahui bahwa gadis ini terlambat datang ke sekolah.
Dira yang di tanya seperti itu mengerutkan keningnya. Apa lelaki itu tidak lihat bahwa ia sedang berdiri sekarang! Kenapa masih bertanya?. Batin bermonolog.
"Lo terlambat?" Tanya Ken, saat tidak mendapatkan jawaban. Dira yang ditanyai mengangguk kepala nya tanpa menatap mata hitam kelam milik Ken. Sebenarnya Ken paling tidak suka jika ada yang berbicara pada nya tapi tidak melihat matanya, tetapi mungkin kali ini ia biarkan karna saat ini ia ingin berbicara banyak dengan gadis–nya.
"Oh, ayo ikut gue." Ajak Ken lalu menarik tangan Dira. Tapi langkah Ken seketika terhenti karna ada yang menahan nya. Dia berbalik, ternyata Dira lah yang menahan tangan nya.
Kembali menaikkan alis nya sambil melihat wajah kegelisahan yang di tunjukkan gadis itu pada nya.
"Ada apa?" Tanya Ken masih dengan menggenggam tangan Dira.
"Em kita mau kemana?" Tanya Dira dengan raut wajah polos nya. Ken menggigit bibir nya kala melihat wajah gadis–nya yang menurut nya sangat menggemaskan.
"Masuk ke sekolah. Lewat pintu belakang." Ucap Ken, dengan lembut sambil mengelus tangan Dira. Mencoba meyakinkan gadis itu bahwa ia akan aman.
"Kenap lewat pintu belakang?" Tanya gadis itu yang membuat Ken harus ekstra sabar dalam menghadapi Dira.
"Lo mau di hukum sama anak OSIS?" Ucap Ken dan dibalas gelengan cepat dari Dira.
"Ya sudah ikuti gue, tenang saja gue gak macam-macam tapi hanya satu macam." Ucap nya yang di lanjutin dalam hati.
Dira menatap mata hitam kelam milik Ken. Mencari kebohongan tapi tidak menjumpainya yang ada hanya tatapan tulus dan lembut yang membuat Dira merona. Dira mengangguk sebagai jawaban kalo ia akan ikut pemuda ini.
Mereka berdua berjalan ke belakang sekolah dengan tangan yang saling bergandengan. Ken yang melihat itu tersenyum tipis. Ia terlihat sangat senang karena bisa berdekatan dengan gadis yang ia sukai.
Sedangkan Dira ia menatap kanan dan kiri takut jika ada yang memergoki mereka. Namun mata nya menatap horor pohon besar yang berada di dekat pintu belakang.
Tanpa sadar ia malah memeluk lengan kekar milik Ken, dan sedikit merapatkan tubuhnya. Bulu kuduk nya seketika berdiri saat melewati pohon besar tersebut.
"Kenapa lo?" Dira tersentak kaget saat Ken berbicara. Sedangkan Ken yang melihat respon Dira tadi pun mengerutkan keningnya.
"Ah gak papa kok hehe." Ucap nya namun mata nya tidak berhenti untuk menatap sana sini.
Mereka sudah berada di depan pintu belakang. Ken yang baru saja ingin membuka pintu belakang terkejut karena ada yang membuka pintu itu dari dalam.
Dira yang melihat itu seketika membelalakkan matanya menatap pintu yang terbuka dari dalam, ia berharap itu bukan lah guru atau pun anggota OSIS.
Ia meremas lengan Ken kala pintu sudah terbuka lebar sambil memejamkan matanya. Namun saat pintu terbuka tidak ada suara bentakan atau suara yang merupakan perintah hukuman.
Dengan perlahan Dira membuka kedua matanya. Saat sudah melihat dengan jelas, ia dapat melihat seorang cowok dengan seragam sekolah yang sama dengan nya berdiri di pintu yang terbuka.
Ia mengalihkan tatapannya ke arah Ken yang hanya menatap cowok itu dengan wajah datar. Cowok itu hanya cengengesan saat di tatap datar oleh Ken.
"Hehe sorry Bos,"
"Sialan."
🕊️🕊️🕊️
1101 Kata
Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap paragraf nya🤗
Dan jangan lupa vote nya ya😉🤗
See you 💕
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE BOY
Teen FictionCover by Pinterest 🕊️🕊️🕊️ Pertemuan antara Indira dan Kenneth, menjadi sebuah pertemuan yang membuat kebebasan seorang Indira sangat terbatas. Sudah berusaha sedemikian rupa agar dia tidak berurusan dengan salah seorang keturunan dari keluarga Do...