Bagian Empat Belas

4.6K 230 6
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen sebanyak banyak nya bestie😉

💗Happy Reading📖

"WOY ELAH BANTUIN GEH,"

"HEH COK SALAH MUSUH WOY,"

"WEH KOK GUE DI SERANG,"

"ANJIR LAH, BANTU BANGKE,"

"BERISIK BANGET SIH LO,"

"LO JUGA BERISIK TAI,"

You Winn

Seketika hening. Mereka yang berteriak keras itu adalah anggota inti Tiger's. Saat ini berada di markas. Mereka bermain game yang lagi buming di kalangan remaja, apalagi kalau bukan Mobile Legend.

Saat mendengar kata Winn dari salah ponsel milik mereka berempat, mereka langsung berhenti dan menatap cengok sang pelaku.

Sedangkan yang membuat keheningan hanya menyengir kuda hingga menampilkan gigi putih dan rapi nya.

"Suhu nih babu," ujar Nathan sambil menepuk dada nya dengan bangga.

"Anjir menang lo?" tanya Ali dengan excited. Berpindah duduk dari samping kulkas ke sebelah Nathan yang berada di sofa.

"ck.. ck.. ck.. gue aja kalah terus. lo dengan mudah nya? pokok nya lo harus ajarin gue, gak mau tau" ujar Ali sambil menatap tak percaya ke arah Nathan yang masih tersenyum bangga.

Semua anggota yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya masing-masing. Apakah ada pelajaran game online?

Austin hanya terkekeh pelan saat melihat tingkah absurd teman nya itu. Saat menatap sekeliling pandangan nya jatuh pada Aldrich yang hanya duduk di karpet sofa sambil menundukkan kepalanya.

"Ngapa Lo?" tanya nya hingga membuat anggota inti mengalihkan pandangannya. Mereka mengerutkan keningnya karena baru sadar jika teman satu nya ini sedang murung.

"gue mencium aroma-aroma kegalauan disini," celetuk Nathan mengerlingkan matanya pada Aldrich.

"Napa lo? tumben gak gonggong?" tanya Ali dengan santai tanpa beban. Aldrich yang mendengar itu mendelik, melemparkan bantal sofa kearah Ali.

"Bacot Lo," sentak nya dengan napas memburu.

Ruangan itu kembali hening. Sepertinya Aldrich memang lagi ada masalah. Tidak seperti biasanya ia akan terpancing emosi seperti saat ini.

Huft...

"G-gue.. gue di putusin sama Anggun," ucap nya dengan pelan. Seketika rahang mereka terjatuh. Mereka kira ada masalah yang berat hingga wajah teman nya ini menjadi murung.

"Lah terus?" tanya Ali sambil menatap polos Aldrich. Aldrich kembali menghela napas guna meredam kekesalannya.

"Lo masih nanya, Al? Lo.. Lo tau kan gue itu arkhh... anjir lah! Gue tuh gak pernah di putusin sama pacar-pacar gue tapi ini? Seharusnya gue yang mutusin dia." ucap dengan wajah yang memerah karena manahan kekesalan yang hampir meledak.

Semua nya diam saat mendengar penjelasan Aldrich. Sehingga membuat sang empunya semakin di Landa kesal. Tapi tidak berlangsung lama suasana kembali ramai karna tawa mereka.

"Bwuahaha.. serius lo? Seorang Aldrich di putusin?" Tanya Nathan dengan tawa yang masih terdengar. Ia kembali tertawa terbahak-bahak bahkan sampai mengeluarkan air mata nya.

Aldrich hanya menatap datar Nathan. Sedangkan yang lain berusaha meredakan tawa nya, walaupun masih terdengar.

Mereka menatap Nathan yang tidak henti nya tertawa.

"Mau nangis nih bocah," ujar Aldrich dengan kesal.

🍒🍒🍒

Saat ini Kenneth sedang bersiap-siap. Ia memakai kaos hitam pendek dan celana jeans panjang serta di padukan dengan jaket hitam milik nya.

Sebenarnya ia sangat malas untuk pergi ke suatu tempat jika bukan karena paksaan dari ibu negara.

Setelah selesai ia keluar dari kamar nya dan menuruni anak tangga. Di lantai bawah sudah ada Brian dan Easther yang sedang menunggu diri nya turun.

"Lama sekali kamu? Seperti anak gadis saja," sinis Brian saat melihat putra nya. Kenneth hanya mendengus pelan tanpa melihat wajah ayahnya.

"Heh maksud kamu apa? Kamu ngatain aku juga? Hah!" Sentak Easther dengan kerutan di kening nya sambil menatap tajam Brian. Brian yang mendengar itu kelabakan, ia tidak bermaksud menyinggung sang istri.

Saat ingin berbicara ia kembali bungkam saat melihat tatapan mata sang istri yang begitu tajam padanya.

"Sudah, ayok nak kita pergi." Ujar Easther dengan lembut tetapi tatapan nya masih menatap tajam sang suami. Brian yang melihat itu menelan ludah nya dengan kasar.

Kenneth tersenyum puas saat melihat ketidakberdayaan Ayah nya. Sungguh saat-saat seperti inilah yang menyenangkan. Melihat Ayahnya dengan wajah nelangsa.

Mereka berdua berjalan ke garasi meninggalkan Brian yang masih berdiri di sana dengan wajah frustasi nya.

Dasar suami takut istri.

🍒🍒🍒

Mobil mewah milik Ken dan Brian berhenti di depan sebuah restoran ternama di pusat kota Jakarta. Kenneth memilih pisah mobil karena ia lebih senang mengendarai mobil nya sendiri.

Bagaikan slomotion mereka dengan serentak keluar dari mobil hingga menjadi pusat perhatian pengunjung restoran.

Brian berjalan dengan tegap dengan tangan yang melingkar indah di pinggang ramping milik istri tercinta nya. Sedangkan Kenneth berjalan di sebelah Easther dengan kedua tangan di saku celana miliknya.

Mereka memasuki restoran itu, baru memasuki nya saja sudah membuat Brian kepanasan karena mata jelalatan pria yang menatap istrinya dengan lapar.

Ingin sekali rasa nya ia mencungkil bola mata mereka. Lalu memberi mata mereka dengan hewan peliharaan nya.

Brian semakin mengeratkan pelukan nya dan semakin merapatkan tubuhnya dengan sang istri. Ia ingin menunjukkan bahwa wanita di sebelah nya ini adalah miliknya, istri nya dan ibu dari anak nya.

Kenneth yang melihat itu hanya memutar bola matanya dengan malas, apakah mereka tidak tahu bahwa di sini masih ada anaknya.

Mereka berhenti di depan lift, menekan tombol yang ada disebelah lift.

Ting

Suara lift berbunyi. Mereka bertiga masuk kedalam lift tersebut, dan menekan angka yang menjadi tujuan mereka.

Tidak sampai 7 menit mereka telah berada di lantai 4 yang merupakan ruangan khusus atau VIP.

Kenneth mengerutkan kening nya kala ia melihat seorang gadis yang sedang duduk di salah satu kursi restoran itu. Gadis itu tidak sendiri, ia seperti nya di temani oleh seseorang.

Kenneth menghentikan langkah kaki nya saat Easther--Ibu nya melambaikan tangan nya ke arah wanita paruh baya yang berada di samping gadis yang ia kenal itu.

Mata nya masih menatap lurus ke arah gadis itu yang kini menyalami Ayah dan Ibunya. Kenneth masih tidak percaya bahwa gadis yang di jodohkan adalah dia.

Ia terkekeh sebentar, lalu menatap tajam kearah Brian dan gadis itu.

Bahkan jantung nya berdetak dua kali lipat dari yang biasa nya. Tiba-tiba saja rasa gugup menggerogoti tubuh nya.

Ia kembali melanjutkan jalan nya. Semakin dekat dengan gadis itu juga semakin jelas wajah nya.

"Ken, perkenalkan ini kedua orang tua gadis yang akan kami jodohkan dengan mu." Ucap Easther dengan antusias.

"APA! JODOH? MAKSUDNYA APA?" pekik gadis itu dengan nada terkejut.

🌺🌺🌺

1023 Kata

Jangan lupa tinggalkan jejak 👣

See you💕

Next?

POSSESSIVE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang