Bagian Lima Belas

5.1K 263 31
                                    

Jangan lupa vote, komen sebanyak-banyaknya dan share ke sosmed kalian atau ke temen-temen kalian😉

💗Happy Reading📖

Tidak ada kesialan yang lebih parah dari yang ia alami saat ini. Ingin rasanya ia berteriak dengan keras bahkan sambil mengumpat karena kesal nya.

Ia sudah berjalan sejauh ini untuk menghindari hal yang membuat ia rugi, mungkin. Tapi seperti nya Tuhan sedang tidak berpihak pada nya kali ini.

Anggap saja bahwa ini sangat lebay atau apalah, tapi satu yang pasti ia sangat membenci situasi yang ia alami sekarang.

Dira membuka pintu kamar nya dan berjalan masuk setelah nya kembali menutup pintu kamar.

Klek.

Terkunci. Itu lebih baik. Dira menjatuhkan tubuh nya di atas ranjang dengan pelan. Ia berbalik badan hingga ia menjadi tengkurap.

"Aaakkhhh... Sial, sial, sial, sialan." Teriak Dira dengan suara yang teredam di kasur. Ia melempar semua bantal yang ia gapai.

Ia duduk kembali dengan ngos-ngosan. Rambut dan pakaian nya yang tadinya rapi kini telah berantakan.

Kembali menghela napas lalu menghempaskan tubuh nya lagi ke kasur dengan pelan. Tiba-tiba ia teringat kejadian 1 jam yang lalu.

Flashback on

"APA?" teriak Dira dengan keras karena terlalu kaget bahkan Damian dan Sarah juga terkejut.

"Dira suara nya." Tegur Sarah laku mencubit kuat lengan keponakan nya. Dira berdesis sakit karena cubitan maut dari Tante nya.

"Hehe maafin Dira ya, jeng." ucap Sarah pada seseorang yang sedang duduk di depan mereka.

"Perkenalkan Dira, ini Brian Dominic, ini istri nya Easther Eleanor Dominic dan dia anak tunggal nya. Kenneth Felix Dominic." jelas Damian tanpa melihat wajah Dira yang kini  sangat terkejut.

"Dan kami berencana oh bukan kami berniat menjodohkan kalian berdua. Kenneth dan Indira. Begitu kan, Rian?"

Flashback off

Indira tidak pernah membayangkan bahwa diri nya di jodohkan oleh paman dan bibi nya. Pikiran nya tidak menjadi negatif. Ia mengira bahwa paman dan bibi nya sudah tidak mau ia tinggal bersama mereka.

Tapi semua terhempas jauh saat mendengar penjelasan dari paman nya. Ia bingung akan memberikan jawaban apa besok. Jika ia menjawab 'ya' maka ia akan di rugikan di sini. Tapi jika ia menjawab 'tidak' paman dan bibi nya akan kecewa.

Ia kembali menghela napas dengan pelan. Ia berjalan ke kamar mandi. Mungkin berendam di air hangat bisa menenangkan pikirannya.

🕊️🕊️🕊️

Sedangkan disisi lain, Kenneth sedang menatap hamparan bintang di langit dari balkon kamar nya. Pikiran nya melayang di kejadian 1 jam yang lalu.

Ia tidak menyangkan bahwa ia akan di jodohkan dengan gadis yang ia sukai. Sungguh rasanya ia tidak menyangka. Sebentar lagi ia akan mengikat gadis itu dalam suatu hubungan sakral.

Itu lebih baik dari pada ia harus melakukan cara kotor dan membuang tenaga nya.

Kenneth masuk kedalam kamar nya. Menutup pintu kaca yang menghubungkan antara balkon dan kamar. Saat membalikan badan ia melihat sang Papa sedang berdiri di depan pintu kamar nya sambil ber sedekap tangan.

"Senang?" Tanya Brian. Kenneth mengerutkan keningnya seolah mengatakan ia tidak mengerti dari perkataan ayahnya.

"Daddy tau kamu tertarik dengan gadis itu," perkataan dari sang ayah kembali membuat Kenneth teringat Indira. Ia mendatar kan wajah nya.

"Kenneth udah pernah bilang, jangan mata-matain Ken." Desis nya tanpa menatap wajah Brian.

"Kamu itu sama seperti Daddy dan Daddy tau betul sifat kamu," ujar Brian sambil berjalan mendekati putra nya.

Brian menepuk pelan bahu milik Kenneth. Ia tersenyum tipis melihat anak nya yang hanya datar sama seperti nya.

"Daddy cuma gak mau kejadian 2 tahun yang lalu terulang kembali." Ujar Brian dengan pelan.

Tapi karena pendengaran Kenneth yang memang tajam jadi ia bisa mendengar jelas perkataan ayahnya. Ia menatap Brian yang kini menatap ke arah luar balkon kamar nya.

Meskipun Brian kelihatan nya sangat cuek, ia sangat paham apa yang di sukai oleh Kenneth dan yang tidak di sukai.

Kenneth benar-benar merasa beruntung memiliki panutan yang bertanggung jawab pada keluarga. Bahkan cara mengajari anak nya pun dengan cara yang berbeda.

"Makasih Daddy," ujar Kenneth dengan suara yang pelan. Brian yang mendengar itu terkekeh pelan.

"Hem.. ngomong-ngomong gadis sangat cantik,"

"Jangan mulai pah,"

"Kalau sudah sah papah request cucu yang ganteng kayak Daddy dan cantik kayak Mom kamu,"

"Itu sudah pasti,"

"Hahahaha.."

Kedua nya tertawa bersama merasa geli dengan pembahasan mereka berdua. Tanpa mereka ketahui ada seseorang yang menguping dari balik pintu kamar Kenneth.

"Mereka lagi ngomongin apa sih?" Gumam Easther dengan kening yang berkerut tak lupa telinga nya juga aktif menguping.

Padahal kan kamar Kenneth kedap suara, apakah nyonya Dominic itu sudah lupa?

🕊️🕊️🕊️

Hello aku comeback 👋👋

Pendek ya part kali ini? I'm sorry bestie but next time bakal aku buat lebih panjang lagi.

Btw nih udah lama ya aku gak update nih cerita. Soal nya lagi sibuk banget.

Jadi jangan lupa nih ya follow akun aku, vote setiap part nya dan komen sebanyak-banyaknya.

Makasih juga yang udah mau mampir ke cerita aku.

See you💕

Next?

POSSESSIVE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang