• Hutang

3.3K 301 11
                                    

Wanita itu mengerjapkan matanya perlahan, menyadari dirinya berada di ruangan bernuansa putih. Kini terlihat tangannya terpasang infus. Apa yang terjadi dengannya? Zeville mencoba mengingat- ngingatnya. Namun, tiba-tiba kepalanya berdenyut sakit.

"Argh! Sakit sekali!" rintihnya kesakitan.

"Kau sadar?" ucap seorang pria dengan nada baritonnya.

Zeville terkejut, langsung menoleh kearah sumber suara. Terlihat seorang pria memakai jas berwarna kecokelatan yang duduk disofa.

Pria itu tanpa ekspresi menatapnya dengan tatapan intens. Namun, Zeville berfokus kepada penampilan pria itu. Rambut hitam, hidung mancung, bibir tipis. Sungguh, perpaduan yang sangat sempurna. Zeville tak akan mengelak mengakuinya jika pria itu sangat tampan.

"Kau memiliki hutang budi denganku. Kau harus membayarnya."

"Hutang? Apa maksudmu?" tanya wanita itu tidak mengerti.

Pria itu mengeluarkan kertas yang berisikan biaya perawatan rumah sakit. Langsung melemparnya kearah Zeville.

"Seharusnya aku membiarkanmu mati saja. Apa kau tidak melihat semua ini? Semua ini perlu uang, kau harus membayarnya!"

"Kenapa kau tidak membiarkanku mati saja?"

"Aku malah ingin mati, kenapa kau menyelamatkanku?!" 

Pria itu mengangkat alisnya.

"Harusnya biarkan saja jasadku disana, kau tidak perlu mengeluarkan banyak uangmu untuk diriku!"

"Aku sudah bosan hidup seperti ini, hiks..hiks.." Wanita itu menangis terisak. Sedangkan pria itu masih dengan ekspresi datarnya.

"Kau kira aku akan bersimpati?"

"Jangan menangis dihadapanku! Air matamu akan terbuang percuma untuk menangis. Aku sudah terlanjur mengeluarkan banyak uang, jadi cepat bayar hutangmu!"

"O'ho, aku lupa, kau wanita jalang yang melayani preman- preman itu kan?!"

"Berani sekali kau mengatakanku jalang! Lebih baik aku mati daripada menjadi jalang mereka!" pekik Zeville marah, dia tidak ingin pria ini menginjak harga dirinya.

"Aku tersesat di tempat ini, aku tidak tahu harus kemana lagi."

"Benarkah?" ucap pria itu menaikan alisnya.

"Hubungi keluargamu, mereka harus membayar hutangmu!" Pria itu melemparkan ponsel kearah Zeville.

"Aku tidak punya keluarga, aku akan mengganti uangmu setelah aku mendapatkan pekerjaan."

"Sampai matipun kau tidak akan bisa membayarnya. Jadilah pelayan di rumahku, tanpa bayaran sepeserpun. Aku anggap semua hutangmu lunas."

"Tidak, aku tidak mau!" tolak Zeville. Dari wajahnya saja dia bisa melihat jika pria ini bukan pria baik.

"Pengawal bawa dia!"

Pria itu melepas paksa infus pada tangan Zeville. Terlihat dari wajah wanita itu meringis kesakitan.

"Lepaskan aku!" teriak Zeville memberontak.

"Cepat bawa dia ke mobilku!"

"Baik tuan,"

"Lepaskan, lepaskan aku!" teriak Zeville keras. 

"Seret saja dia!"

Para pengawal itu menyeret Zeville keluar dari ruangan itu.

"Lepaskan aku!"

Terlihat seorang dokter menghampiri mereka, langsung mencegah kejadian itu. 

"Tuan, lepaskan nona ini, kenapa kau melakukan ini?" tanya dokter itu marah. 

ZevilleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang