• Aksi

2.3K 218 17
                                    

Suasana pesta pernikahan semakin malam semakin ramai. Terlihat Zeville bersama maid lainnya, bergegas membawa minuman kedalam sebuah ruangan private. Dan pastinya dia sudah mencampurkan obat yang diberikan Zayn kedalam minumannya.

Namun, terlihat seorang pengawal mencegah mereka.

"Apa ini untuk tuan Jayden?" tanya pengawal itu.

Wanita itu hanya mengangguk.

"Kami harus memeriksanya terlebih dahulu."

Zeville mulai merasa takut, bagaimana jika mereka mengetahuinya? Mungkin rencananya akan gagal nantinya.

Pengawal itu ingin mencoba minumannya. Namun, untung saja seorang maid lainnya mencegah hal itu terjadi.

"Kau tidak percaya kepada kami? Kami tidak mungkin mencampurkan sesuatu disana."

"Kami maid kepercayaannya disini."

"Masuklah."

Beberapa pelayan masuk kedalam ruangan itu. Ada yang membawa hidangan penutup, dan beberapa minuman.

"Untuk hidangan penutup, kita rayakan dengan sedikit minuman," ucap pria paruh baya lengkap dengan setelan jas mewahnya.

Zeville melihat ayahnya yang ada disana. Semoga saja dia tidak ketahuan.

Jayden memanggil pembantu itu.

"Cepat kemari."

"Berikan aku minumannya."

Zeville langsung menaruh minuman yang sudah dicampurkan obat itu dihadapan ayahnya. Ralat, Jayden maksudnya. Pria paruh baya itu tidak menganggapnya sebagai putrinya.

Namun, pria paruh baya yang bersama Jayden langsung merebut minuman itu dan meneguknya.

"Tapi.., Minuman ini untuk tuan Jayden," cicit Zeville pelan. Namun, masih bisa di dengar.

"Sungguh ini minuman yang enak."

"Biarkan saja, tuangkan aku lagi!" perintah Jayden.

Zeville menuangkan kembali minuman itu kedalam gelas kosong. Sial! Rencananya gagal kali ini.

Setelah beberapa menit, pria tadi langsung tertidur. Jayden menaikan alisnya merasa dirinya dipermainkan disini.

"Jadi minuman tadi untukku bukan?"

Jayden berdiri langsung menyiram Zeville menggunakan minuman itu.

"Buka cadarmu!"

Zeville menunduk dan menggeleng.

"Apa kau berencana membunuhku? Siapa dirimu sebenarnya hah?"

Jayden mencoba membuka cadar hitam wanita itu. Namun, Zeville mencegahnya.

"Berani sekali kau menolakku! Kau tidak tahu siapa aku?!"

Jayden langsung mendorong wanita itu keras sehingga terjatuh kelantai. Tanpa aba-aba, pria paruh baya itu berhasil membuka cadar yang digunakan Zeville.

Dia tersenyum melihat anak sialan yang dicarinya beberapa hari terakhir ini.

"Jadi, kau berencana membunuhku?"

"Baiklah, aku yang akan membunuhmu terlebih dahulu."

Zeville langsung mengambil pistol yang tersembunyi di gaunnya. Menodongkan pistol itu kearah ayahnya.

"Aku yang akan membunuhmu terlebih dulu ayah."

"Pria sepertimu tidak pantas menjadi ayahku! Berani sekali kau menyiksa ibuku seperti itu!"

ZevilleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang