• Ikhlas

2K 166 7
                                    

Belajar mengikhlaskan sesuatu yang pergi itu tak mudah. Kehilangan orang- orang yang disayanginya dan dicintainya, Zeville harus menerima semua itu.

Tak terasa hampir sembilan bulan berlalu setelah kejadian itu. Zeville yang kini duduk diteras sambil mengelus perutnya yang kian membesar. Tak ada lagi semangat diwajahnya, namun dia tidak bisa terus meratapi kesedihan. Kini dia bertahan hanya untuk anaknya ini.

"Mommy tidak sabar melihatmu sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mommy tidak sabar melihatmu sayang."

"Kau harus cepat- cepat keluar dari perut mommy. Dirimu adalah penyemangat hidupku."

"Zeville..," ucap seorang wanita paruh baya. Itu Sarah ibunya.

"Iya ma.."

"Mama dan Clara akan pergi berbelanja hari ini, kau dirumah ya, bilang saja kau menginginkan apa."

"Apa aku boleh ikut?" tanya Zeville.

"Tapi nak,"

"Aku sangat bosan terus dirumah. Aku ingin keluar jalan- jalan sebentar."

"Zeville, dokter memperkirakan dirimu akan mengalami persalinan minggu ini. Mama takut terjadi apa-apa denganmu."

"Aku bisa jaga diri ma, tenang saja."

"Tapi..,"

"Aku mohon, aku ingin ikut keluar."

"Baiklah, kau boleh ikut. Clara nanti akan menjagamu."

"Terimakasih," ucap Zeville tersenyum senang.

•••

Tiga puluh menit kemudian.

Mereka tiba dipusat perbelanjaan. Zeville bersama saudara tirinya Clara sudah sangat akur sekarang. Mereka memutuskan untuk mengunjungi toko baju. Sedangkan ibunya tidak jadi ikut, karena harus mengurus hal yang mendadak di butiknya.

"Lihat, kita mendapatkan blackcard dari mama," ucap Clara senang.

"Pilih saja baju yang kau inginkan. Kau bebas membeli semuanya."

"Aku bingung ingin membeli apa," kata Zeville. Memang, dia sangat jarang sekali membeli baju.

"Bagaimana yang ini? Ini cocok untuk ibu hamil sepertimu."

"Tidak Clara. Ini sangat seksi."

"Kalau yang ini?"

"Itu terlalu panjang, aku tidak suka," kata Zeville.

Clara menghela napasnya.

"Keponakanku, kau harus memberitahuku yang mana kesukaan ibumu," ucap Clara berbicara dengan bayi yang ada di perut Zeville. 

"Aku rasa dia menendang."

"Benarkah?" tanya Clara tersenyum.

"Aww, keponakan aunty. Keluarlah secepatnya ya, kami sangat ingin bertemu denganmu."

ZevilleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang