• Pesta

2.5K 246 27
                                    

Di pagi yang sunyi, terlihat dua orang pria fokus menatap layar kaca dihadapannya.

"Dikabarkan presiden Jayden Carello akan menghadiri pesta pernikahan dari putra sahabatnya. Lokasi ini bertempatan di hotel xxx California."

Sans langsung mematikan televisinya yang menyiarkan berita itu.

"Kau lihat? Bersiaplah malam ini," ucap pria itu kepada adiknya.

"Aku rasa kita tidak bisa membunuhnya dalam satu hari, pria tua itu dijaga sangat ketat. Kita harus menyusun rencana baru."

"Apa maksudmu?"

Zayn membisikkan sesuatu kepada kakaknya.

"Jangan gila Zayn, wanita lugu itu hanya akan menyusahkan kita," ucap Sans tidak setuju dengan rencana adiknya itu.

"Karena penjagaan yang sangat ketat, kita memerlukan seorang wanita untuk mata- mata. Dia bisa menyamar, atau merayu pria yang mencurigainya."

"Aku yakin ini akan berhasil."

Sans menghela napasnya. "Sudahlah, persiapkan semuanya dengan baik," ucap pria itu mulai mempercayai rencana adiknya.

••••

Zayn beranjak ke kamar wanita itu. Terlihat Zeville termenung, masih ragu ikut dalam misi pembunuhan ini. Bayangkan saja, dia harus mencoba membunuh ayah kandungnya sendiri. Sungguh, itu rencana yang gila.

"Bersiaplah untuk malam ini," ucap seorang pria dengan nada baritonnya membuat Zeville tersadar dari lamunannya.

Zayn menyodorkan paperbag kearah Zeville. "Gunakan gaun ini, dan kau harus tampil berbeda malam ini."

Wanita itu hanya mengangguk, tanpa menjawabnya.

"Kau masih menggunakan cincin itu?" tanya Zayn melihat Zeville masih memakai cincinnya. "Buang saja cincin itu jika kau tidak menyukainya."

"Aku akan memakainya. Aku suka cincin ini," ucap wanita itu tersenyum melihat cincinnya.

"Sudahlah, terserah kau saja."

Zayn beranjak dari sana. Namun, Zeville memegang tangan pria itu mencegahnya untuk pergi.

"Aku.., aku ragu melakukannya."

"Meskipun dia jahat. Tapi kenyataannya dia adalah ayah kandungku, aku tidak ingin durhaka kepadanya," ucap Zeville mencoba berbicara kepada Zayn sebelum semuanya terlambat.

Zayn hanya terkekeh mendengar ucapan wanita itu. Dia melempar ponselnya kearah Zeville.

"Benarkah? Kau ragu?" tanya Zayn tersenyum. "Tonton video ini. Aku yakin kau akan berubah pikiran setelah melihatnya."

Zeville membuka rekaman video itu, dimana terlihat seorang wanita paruh baya sedang terikat diruangan bawah tanah.

"Bunda, bukankah ini bunda?" ucapnya tak percaya.

"Zeville, ini bunda nak," ucap wanita paruh baya itu.

"Aku tak tahu apakah bisa bertemu denganmu lagi."

"Jangan khawatirkan aku. Aku sangat bahagia melihat putriku bisa merasakan hidup bebas seperti anak perempuan lainnya."

"Jangan ragu mengambil tindakan apapun. Kau harus tegas kepada dirimu sendiri. Jika perlu singkirkan orang yang menghalangi jalanmu."

"Kau harus membalaskan dendam kita Zeville. Lakukan demi aku."

"Kau..." ucapan ibunya terhenti.

ZevilleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang