2.

653 86 2
                                    




Sepulang sekolah wenda membawa motor scoopy kesayangannya ke sebuah gedung sederhana.  Tertulis Hnc media disana yang berarti ini adalah gedung penerbit. Sebenernya wenda adalah seorang novelis. Dia sudah menghasilkan setidaknya 4 buku, walaupun bisa  dibilang masih pemula tapi bukunya melejit laris diberbagai kalangan terutama kalangan pecinta cerita thiller. Iya buku yang biasa wenda tulis semuanya bergenre thiller, action ataupun fantasi-action. Alur cerita yang berat membuat bukunya lebih disukai oleh sebagian orang diluar indo. Bukunya juga sudah ditranslate dengan bahasa inggris.

Hari ini adalah jadwal wenda bertemu editor setelah fakum lebih dari sebulan sejak perilisan buku terakhirnya kini wenda dipanggil lagi dan sepertinya akan diberi job untuk novelnya.

Sekarang wenda tengah duduk disebuah sofa yang ada diruangan editornya pak dani. Tak lama datang pak dani dengan beberapa kertas ditangannya.

"Udah lama ya gak jumpa, bagaimana kabarmu?"
Tanya pak dani basa-basi.

"Baik kok pak" jawab wenda singkat.

Sebenernya pak dani ini belum terlalu berumur dan orang yang asik dalam berbincang. Dia juga yang selama ini membantu wenda dalam menulis novelnya, kadang kala jika wenda sudah buntu dia meminta pendapat editornya ini dan bagusnya pak editor ini bisa memberi ide yang dapat wenda kembangkan.

"Kamu tahu kan? Novel kemaren penjualannya cukup turun daripada novel sebelumnya?"

"Ah itu sepertinya begitu pak"

Lelaki itu menghela nafas kasar dan menyodorkan beberapa kertas ke arah wenda menerimanya dan mulai membaca tulisan dikertas tersebut, matanya sedikit melotot tak percaya.

"Ini-"

"Review novel Dark Island yang banyak mendapat kritikan, setelah kamu sukses dengan The secret of Atlantis sekarang performa kamu menurun wenda"

Wenda hanya menghela nafas, ia sadar akhir-akhir ini ia cukup sedikit terganggu dan itu berakibat pada novel terbarunya kemaren hingga mendapatkan review kekecewaan dari pembacanya.

"Trus saya harus gimana pak?" Tanya wenda lemas. Gak mungkin karirnya bakal berakhir secepat ini.

"Para pembaca setiamu dan juga pak direktur ingin kamu memasukan genre romance diceritamu kali ini"
Ucapan pak dani membuat wenda terjingkat kaget

"Apa? Tapi saya-"

"Gak bisa?"

Potong pak dani terhadap ucapan wenda. Lelaki itu menghela nafas kasar dan memijit pelipisnya, sudah ia duga jika hal itu gak mungkin dilakukan oleh seorang wenda yang bahkan gak ngerti apa itu adegan uwu . Dipikiran wenda adalah thiller pembunuhan, perang, makhluk mitologi dan semacamnya.

"Wenda tolong dengerin dulu, kamu masih bisa nulis genre thiller or fantasi-action tapi harus diselingi dengan romance. Sebagian pembaca ingin cerita itu dibumbui hal seperti ini. Mereka ingin membaca kisah cinta karakter utamanya entah itu bahagia ataupun kisah cinta yang sedih dan miris pokoknya harus ada wenda"

Wenda menghela nafasnya, mungkin sebagian besar penulis akan segera menyanggupi karena membuat sebuah adegan romansa itu tidaklah sulit tapi bagi wenda yang memiliki otak dengan folosofi yang lebih dalam menyampaikan tulisannya itu sangatlah sulit. Dia tidak mungkin memasukan romansa yang biasa saja dalam ceritanya karena itu bukan gaya wenda. Jikapun harus ada pastilah wenda dan bahkan orang yang sekarang didepannya menginginkan kisah yang rumit.

"Oke kamu bisa bikin yang lebih sederhana wenda"

"Tapi semua cerita saya itu punya alur yang berat pak, gak mungkin memasukan  romansa yang sederhana kan pak?"

Mistake || <<Wenyeol >>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang