Wenda duduk termenung di kursi taman dekat kompleknya, dia merenungkan kenyataan yang disampaikan Theo padanya. Dia berpikir kenapa semuanya jadi terasa runyam, jika Wenda tau jika orang yang dulu disukai nya juga menyukainya mungkin Wenda akan berjuang tapi itu semua sudah berlalu dan fakta yang baru terkuak seolah tidak berguna karena sudah terlambat. Wenda tidak bisa mengejar cintanya karena ia terikat suatu kontrak dengan oranglain terlebih rasa suka nya sudah memudar. Dan sekarang mungkin orang itu kecewa padanya bahkan mungkin membencinya. Iya Jeffrey, melihat luapan emosi seorang Jeffrey kepadanya membuat Wenda yakin jika lelaki itu sudah membencinya. Memikirkannya sudah membuat Wenda merasa seperti tertusuk jarum sakit tapi Wenda bisa apa? Semuanya sudah terlambat.
"Nggak Wenda lu gak boleh lemah gini" gumam Wenda
"Ini bukan lu, Wenda itu kuat semua bakal baik-baik saja"
Lanjut menyemangati sendiri"Tapi hiks hiks sakit, rasanya sakit"
Wenda terisak dengan airmata yang mulai mengalir tangannya ia gunakan untuk menepuk-nepuk dadanya. Seolah ada sesuatu yang harus dia tekan didadanya. Sesuatu yang seharusnya tidak ia rasakan tetapi Wenda juga manusia biasa yang bisa merasa gundah, gelisah, menderita dan sakit hati. Ia gak selamanya Wenda kuat, mungkin Wenda bisa menyembunyikan di depan orang lain bahwa ia baik-baik saja tapi Wenda tidak bisa menyangkal soal apa yang ia rasakan.
Wenda terisak cukup lama hingga suara seseorang menyapa ke Indra pendengarnya, buru-buru Wenda menghapus airmata dan mengatur nafasnya.
"Loh Wenda? Sedang apa disini?"
Tanya seseorang kepada Wenda."Eh kak Rena, ini lagi cari angin aja kok"
"Wah sama dong, boleh aku duduk sini?"
"Boleh kok mba, duduk aja"
Rena duduk disamping Wenda, dan mulai memperhatikan gerak gerik Wenda.
"Kamu habis nangis?"
"Eh nggak kok cuma kelilipan"
"Gak usah bohong Wenda, kelihatan kali. Lagi ada masalah ya?"
Wenda hanya diam tidak menjawabnya ia takut jika menjawab maka ia akan kembali menangis, itulah sisi lemah Wenda. Dan Wenda tersenyum simpul.
"Leon nyakitin kamu ya? Diapain sama Leon? Awas aja itu anak bakal aku bikin jadi Leon geprek"
Wenda hanya terkekeh melihat tingkah mbak Rena, menurutnya itu menggemaskan.
"Hahaha nggak kok kak bukan karena kak Leon kok"
"Syukur deh, ternyata dia masih sama kaya dulu"
"Hah? Gimana maksudnya kak?"
"Emangnya kamu gak tau? Dia kan paling gak bisa liat cewek nangis. Walaupun dia itu orangnya arogan, singing dan suka seenaknya tapi dia sangat sayang sama keluarganya terutama mama dan adeknya makanya kata dia kalo dia nyakitin cewek itu sama aja dia udah bikin Mama dan adiknya nangis"
"Oh gitu ya? Trus kenapa kalian bisa putus?"
Tanya Wenda ke Rena kepo, yang ditanya menoleh dan tersenyum."Itu karena kesalahanku, aku lebih milih karir daripada dia yang nyatanya malah bikin dia menderita. Bodohnya aku dulu udah ngelepasin orang sebaik leon"
Wenda terdiam dia tidak tau harus merespon seperti apa, karena menurut Wenda itu bukan ranahnya. Dia bahkan gak tau siapa dan seperti apa itu loey.
"Ya ampun sorry aku malah bicarib mantan didepan pacarnya hehe"
"hahaha gak papa kok mbak santai aja asal mba tau batasan dan nggak ngerebut dia dari aku sih fine"
Jawab Wenda santai, bahkan Wenda tidak sadar apa yang membuatnya menjawab begitu. Rena tersenyum ramah entah apa yang dipikirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake || <<Wenyeol >>
FanfictionBerawal dari wenda yang risih sama kelakuan orang yang menyukainya, hingga sahabatnya menemukan ide untuk membuat instastory seolah punya pacar tetapi tanpa diduga dia menggunakan foto kakak kelasnya dan terjadilah hal yang membuat hidup wenda berub...