25.

401 65 4
                                    

"Gue dateng nemuin lu"

Wenda sangat bingung dengan kedatangan lelaki ini, sebenarnya kalo dilihat dari wajahnya dia tidak tau karena lelaki ini pakai masker tetapi kalo dilihat dari perawakannya dia tau betul siapa lelaki itu.

Wenda melirik ke arah Dio sekilas, entah kenapa dirinya menjadi gugup.

Berasa ketahuan selingkuh njir kok gue degdegan gini-wenda.

Lelaki itu meletakan parcel buah dan buket bunga di balas dekat bangsal Wenda.

Dio hanya memperhatikan gerak-gerik Wenda yang menurut Dio sangat lucu. Tanpa sadar Dio terkekeh melihat Wenda yang tampak gugup setelah kedatangan lelaki satu itu.

"Eh Wen, kayanya aku harus balik sekarang deh, lagi banyak kegiatan soalnya. Gak papa kan?"

Wenda tertegun dan menoleh ke arah Dio, kemudian gadis itu menampilkan senyumnya.

"Eh kok cepet banget? I-iya deh kak. Hati-hati ya?"

"Pasti"

Dio meraih tasnya dan berdiri dia menyapa lelaki tadi dan tersenyum ramah, Dio tau betul siapa lelaki itu karena mereka berteman cukup lama.  Dan Dio tau jika dirinya tetap disitu maka situasinya akan sangat canggung.

Dio sudah meninggalkan ruang rawat inap itu dan menyisakan Wenda dan lelaki itu.

Lelaki itu melepas masker yang dipakainya, kemudian duduk di sofa panjang yang tak jauh dari bangsal tempat Wenda.

Entah kenapa suasana disana sangatlah hening, tidak ada yang memulai percakapan seolah mereka orang asing.

"Ekhem, lu ngapain repot-repot kesini?"

"Jengukin lu"

"Emang gak ada jadwal? Bisanya kan sibuk?"

"Gue rehat dari semua kegiatan mau fokus belajar"

"Oh gitu"

Hening.

Wenda meraih ponselnya dan memainkannya sembarang, membuka galeri, menutupnya membuka sosmed kemudian menutupnya kembali. Segabut itu memang dan entah kenapa suasana hatinya tiba-tiba menjadi kesal melihat lelaki itu hanya duduk disofa sambil  bermain game.

Wenda berusaha turun dari ranjang, sembari kerepotan dengan tiang infus yang harus dia bawa juga. Sebenarnya Wenda ingin menahannya tapi mau bagaimana.

Lelaki itu, loey melirik Wenda yang tengah sibuk dengan tiang yang menggantung infusnya, seolah ingin beranjak.

"Mau kemana?"

Loey berdiri dan berjalan menuju Wenda.

"I-itu hmm ke toilet"

"Sini biar gue bantu"

Loey memegang tiang itu dan menuntun Wenda untuk berjalan ke arah toilet walaupun mendapat penolakan dari Wenda tetapi lelaki itu tidak akan menurut.

"Makasih"

Wenda merebut kantong infus dan memasuki toilet. Sedangkan loey hanya terkekeh geli melihat Wenda, menurutnya Wenda itu lucu.

Loey bersandar di dinding samping pintu toilet. Tangannya sibuk memainkan ponselnya. Entah apa yang dia lihat hingga tanpa sadar Wenda sudah berdiri disampingnya.

"Eh udah?"

Wenda hanya mengangguk dan berjalan lebih dahulu meninggalkan loey yang kini terheran dengan sikap Wenda.

"Loh kok ditinggal sih? Udah ditungguin juga"

Tanpa niat menjawab Wenda sibuk dengan ranjangnya. Ia menegak air putih kemudian melirik kesal ke arah loey.

Mistake || <<Wenyeol >>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang