14.Foto

5.8K 620 12
                                    

"Roso, aku minta tolong malem ini kita nginep di sini," seloroh Yudis ketika Roso baru membuka pintu.

"Kenapa ini? Malem- malem?" Roso nampak sangat kaget saat melihat Naya, Ammar dan Yudis berada di depan pintu rumahnya. Ia melihat ke arah rumah utama. "Loh, di sana mati listrik?"

Yudis mencengkeram lengan baju Roso. "Ibu Ros!! Aku lihat ibu! Aku lihat dengan mataku sendiri!!"

Roso menoleh ke arah Naya. Nampak jelas rasa ketakutan di wajahnya. Ini serius.

"Oke, oke!" Roso mempersilakan semua masuk ke ruang utama. Ia pergi ke dapur untuk mengambil air minum untuk Yudis dan Naya.

"Cuk!" Yudis menghempas dirinya di sandaran kursi ruang tamu. Ia nampak sangat lelah. Kejadian hari ini terlalu berat untuk ditelan.

Masalah pekerjaan, bayinya hilang dan baru saja ia dihantui oleh ibunya sendiri.

Naya hanya diam, memeluk Ammar yang mulai tenang dalam gendongannya.

Roso meletakkan termos berisi air dan gelas di meja. Kemudian ia kembali ke arah dalam.

"Mau ke mana?" Yudis menenggak air yang disediakan.

"Kamarnya aku beresin dulu dikit biar rapi," ujar Roso singkat, menunjuk Naya dan Ammar "Biar si kecil sama ibunya tidurnya enak."

"Ndak usah Mas. Aku sama Mas Yudis tidur di sini saja,"  Naya menolak dengan halus. Sudah cukup merepotkan ia menginap di rumah orang, terlebih membuat si pemilik rumah membersihkan kamar.

"Gak apa Mbak. Cuman beresin dikit. Kasian loh Ammar tidur di ruang tamu," Roso membuat tanda Ok dengan jarinya.

-----

Beberapa lama kemudian, Naya berjalan masuk ke dalam kamar. Ia membaringkan Ammar di ranjang Roso.

Naya berdiam beberapa lama untuk menenangkan diri. Ia mengamati keadaan di sekitarnya.

Kamar Roso tergolong rapi dan bersih untuk ukuran seorang laki- laki yang hidup sendiri. Tak terlalu banyak barang di dalam. Hanya beberapa baju dan jaket yang menggantung di balik pintu.

Naya melihat sebuah pigura foto kecil di meja.

Ia sangat mengenali foto itu; foto bertiga Roso, Yudis dan dirinya yang tengah tertawa lepas saat sesi foto bebas di acara pernikahannya.

Ia juga melihat beberapa foto Roso dan Yudis saat masih kecil hingga SMA, tersimpan rapi di bawah kaca meja.

Naya tersenyum.

Beruntungnya Yudis memiliki orang seperti Roso. Sahabat sejak kecil yang sudah lebih seperti saudara.

Malam ini sepertinya Naya bisa tidur dengan tenang.

PITUNG DINO [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang