5

474 52 0
                                    

      Anin Pov!
  Aku duduk di sofa, menyandarkan tubuhku di sana, meminum susu coklat berkemasan kotak favorit ku.
   Aku sangat bosan, mungkin jika aku menonton tv itu akan sedikit meringankan rasa bosanku.
   Aku berdiri, mengambil remote, lalu menekan tombol nya untuk menyalakan tv tersebut.

    Aku menekan tombol remote beberapa kali, mencari tayangan yang sesuai dengan selera ku.

    "Astaga, apa tidak ada satupun tayangan yang cocok untuk aku tonton?!". Gerutu ku, menyimpan remote tv dengan kasar.

    "Kenapa kau ini? Apa tidak ada tayangan yang layak untuk kau tonton, huh?". Tanya Aran, duduk di sofa sembari memakan cemilan yang ada di tangannya.

   Ngomong-ngomong, sekarang baru jam 3 sore dan dia sudah pulang, aku tidak tahu apa yang membuatnya bisa kembali ke rumah lebih cepat. Yah, mungkin pekerjaan nya tidak terlalu banyak, atau memang dia sendiri yang ingin pulang lebih awal.

    "Diam! Atau aku akan menjahit mulutmu itu". Ancam ku, duduk di sampingnya. Ck! Mood ku sangat tidak bagus hari ini.

   Dia tidak membalas perkataan ku, menatapku sesaat lalu kembali ke layar tv, mungkin dia takut Hahaha.

    "Apa aku boleh bekerja?". Tanyaku, memecahkan keheningan yang melingkupi kami berdua. Aku menatapnya, menunggu jawaban yang akan dia berikan padaku.

   Setiap hari aku hanya membereskan rumah, memasak, menonton tv, dan terus saja begitu. Apa tidak bosan? Tentu saja! Aku ingin mencari uang sendiri. Yah, tapi aku tidak kekurangan uang sih, lagipula aku juga tidak kuliah aku masih mempunyai banyak waktu luang jadi, tidak ada salahnya jika aku bekerja.

   Dia membalas tatapanku sebelum akhirnya membuka mulut untuk berbicara.

    "Apa uang yang aku berikan padamu tidak cukup?". Ucapnya berbalik nanya.

    "Cukup, tentu saja cukup"

    "Lalu untuk apa kau bekerja?". Tanya nya, lagi dan lagi.

    "Aku bosan terus-terusan dirumah, kau tahu?"

    "Bosan? Kau ingin bekerja dengan alasan bosan?". Katanya, seolah tidak percaya dengan apa yang aku katakan.

    "Apa itu salah??"

    "Tentu saja! Kau tahu? Kau akan masuk berita nanti. "Istri seorang CEO sekaligus penyanyi terkenal bekerja karena bosan dirumah". Kau ingin seperti itu?"

    "Aku tidak peduli!". Tegasku.

  Hal sekecil ini bisa masuk tv? Apa tidak ada hal yang lebih penting? Apa tidak ada berita yang lain? Hanya orang bodoh yang melakukan itu.

   Apa setelah berita itu muncul aku akan dikatai kurang bersyukur? Apa orang-orang akan bilang "padahal punya suami sekaya itu, lalu untuk apa bekerja? Jika aku jadi dia, aku tidak akan membuang-buang waktu ku untuk melakukan hal itu, huft! Tidak tahu diri" mereka akan mengatakan itu? Lalu aku akan memperdulikan nya? Mana peduli lah bodoh! Aku tidak akan memperdulikan perkataan orang-orang itu, itu hanya akan membuat ku menjadi kurang percaya diri, bukan begitu?

    "Hm baiklah! Pekerjaan apa yang kau inginkan?"

    "Aku ingin menjadi seorang guru". Ucapku.

Menjadi seorang guru adalah cita-cita ku sedari dulu dan itu akan terjadi sebentar lagi.

   Dia tertawa lepas setelah mendengar perkataan ku, apa itu salah?

    "Kenapa kau tertawa?". Tanyaku.

    "Kau? menjadi seorang guru? Hahaha, yang benar saja! Nanti mereka tidak ingin sekolah gara-gara mempunyai guru pemarah sepertimu". Ejeknya tanpa beban.

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang