9

345 45 0
                                    

   Aran Pov!

Aku duduk dikursi balkon, menyandarkan tubuhku di sana, membiarkan tubuhku hanyut dalam dinginnya angin malam.

Sial, ini benar-benar nyaman!

Kau tahu? Aku merasa, hidup ku sama dengan game. Aku selalu merasa bahwa hidupku selalu dipermainkan oleh takdir.
Aku tidak ingin menjalani hidup seperti ini. Ini sama sekali berbeda dengan ekspektasi ku. Bukankah kalian juga merasakan hal yang sama?? Atau hanya aku saja?

Tapi aku bersyukur, aku bersyukur karena ada dirinya di hidupku. Ya dia, dia adalah malaikat ku. Dia bidadari ku. Dia surgaku. Dia ratuku. Dia wanitaku. Ya! Kalian benar, dia adalah ibuku!
Wanita yang selalu tersenyum walaupun dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Dia tidak pernah meninggalkan ku dalam keadaan apapun. Dia cahayaku, cahaya yang tidak akan pernah padam walaupun tertiup badai dan angin.

Dia duniaku, dia segalanya bagiku.....

Aku membuka mataku kembali setelah beberapa menit terpejam. Sebenarnya, aku ingin terus seperti ini. Tapi ponselku terus saja bergetar sedari tadi. Itu benar-benar menggangguku.

Aku membuka layar ponsel. Disana terdapat banyak notifikasi. Entah itu dari fans, teman, manajer, atau dari rekan-rekan kerjaku.

  From: Paman Marco
"Aku pikir, kau tidak menyiapkan makanan pokok untukku. Jika begini aku tidak akan kelaparan kkkkk, gumawo ne!"

  From: Chika
"Pekerjaanmu sudah sangat menumpuk sir!"

  From: manajer John
"Kau harus kembali bekerja! Aku mendapat tawaran besar dari salah satu agensi dari Korea, mereka ingin berkolaborasi dengamu! Anak didik ku memang luar biasa hhh..."

   From: Mirza
"Hai bitch! Aku akan segera menikah dengan Vivi. Tunggu dan lihatlah! Aku akan mendapatkan anak lebih dulu"

Aku tertawa setelah membaca pesan dari sahabatku. Dia akan mendapatkan anak lebih dulu? Apa benar begitu?! Aku benar-benar tidak yakin, tapi baiklah! Kita lihat siapa yang akan menang kali ini....

Senyumku pudar ketika melihat panggilan telepon dengan nomer yang tidak ku kenali, haruskah aku menjawabnya?

Yahhh, baiklah! Siapa tau itu penting

   "Bisakah kau katakan ada perlu apa menelpon ku tengah malam begini?", Kataku setelah menjawab panggilannya.

   "A'ahh~ bisakah kau lebih ramah padaku TU-AN A-RAN", ucapnya menekankan kata 'Tuan Aran' yang terdengar begitu arogan dan sinis.

   "S-siapa kau?", Kataku gugup. Oh shit! Auranya benar-benar mengerikan. Sepertinya dia bukan orang sembarangan.

Ck! Sialan, aku tidak pernah segugup ini sebelumnya. Menarik sekali.

   "Siapa aku? Kau tanya siapa aku? Kau tidak mengenaliku?? Hm, aku merasa sangat sedih. Kau begitu jahat Aran", Katanya dengan nada kecewa yang di buat-buat. " Tapi tak apa! Kau bisa menyimpan nomerku setelah ini. Okyyy?!", Lanjutnya.

   "Kau mengganggu jam istirahat ku!"

Dia tertawa kecil. "Jam istirahat mu? Tapi kau menjawab panggilan ku dengan cepat. Itu tandanya, kau belum tidur. Jadi, apakah benar aku mengganggumu?", Katanya.

   "Ada perlu apa? Kau terlalu banyak membicarakan hal yang tidak penting tuan", keluhku. Dia benar-benar menjengkelkan.

   "Tuan? Apa aku tidak salah dengan?!", Katanya tak percaya.

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang