Jangan lupa vote+komen ya manteman🐣
.
.
.
Happy reading( ˘ ³˘)♥Aran Pov!
Tepat setelah aku membuka pintu, aku mendapati sebuah box hitam dengan pita merah dilantai. Ntah itu milik siapa aku tidak tahu, semoga bukan hal aneh yang ada didalamnya.
"A-apa ini?". Kataku, mengambil box tersebut lalu membukanya dengan penuh hati-hati.
Aku merasa lega setelah melihat dalamnya, ternyata hanya sebuah boneka dengan amplop coklat.
Tapi tunggu, warna putih dari bonekanya hampir tertutup dengan........ Darah?!
Anin berjalan mundur, menutup mulutnya ketakutan. Aku melihatnya, menganggukkan kepalaku bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Aku membuka amplop coklat itu, dan disana tertulis.....
“ingin bermain tuan"
Jz
Apa-apaan ini? Apa maksudnya? Aku benar-benar tidak mengerti. Aku pikir ini dari salah satu fansku, tapi sepertinya aku bukan.
Kertas surat ini juga benar-benar kumuh, sangat kotor. Bau amis dari darahnya pun sangat tercium. Darah ini juga masih sangat segar, ck! Sialan, berani-beraninya!Aku meletakkan bonekanya kembali kedalam box, begitupun dengan suratnya.
Kemana para bodyguard ku?! Apa mereka tidak tahu keselamatan Anin terancam gara-gara ini? Dari banyaknya orang yang bekerja di rumahku, tidak adakah satupun yang berguna?! Shitt!!
* * *
Aku menyandarkan tubuhku di headboard, begitupun dengan Anin. Ya! Saat ini dia sedang memeluk erat tubuhku, dia tidak berani tidur sendirian karena hal gila barusan.
Aku mengelus kepala Anin dengan penuh kasih sayang, sesekali aku juga membenarkan rambutnya, meletakkan nya di sela-sela telinganya.
"Jangan khawatir! Aku bersamamu". Kataku mengecup kepalanya.
"Mungkin itu dari salah satu orang yang tidak menyukaiku, kau tahu kan? Jika orang seperti itu memang ada". Lanjut ku.
Anin menatapku dengan mata yang berkaca-kaca, aku tidak tahu jika dia sepenakut ini. Tapi wajar saja, namanya juga perempuan.
"Tidurlah, Sudah mau pagi". Kataku lagi.
Aku membantunya untuk berbaring, dia menarik tanganku lalu dijadikannya bantal. Memang, tidur seperti ini akan membuat tanganku sakit nantinya, tapi selama dia merasa nyaman dan tenang itu bukan lagi masalah.
Aku mendekatkan bibirku di keningnya, mengecupnya sedikit lebih lama.
"Maaf sudah membuatmu ketakutan..."
* * *
Aku duduk di ruangan khusus milikku, menyimpan kedua kakiku di atas meja.
Hari ini aku tidak pergi ke kantor, lagipula siapa yang tega meninggalkan istrinya setelah mengalami hal yang menyeramkan seperti tadi malam? Aku pikir tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPINESS
Teen Fiction"untuk apa kita menikah? kita tidak saling mencintai!" -Anin. "bersabarlah! kita akan berpisah setelah ini" -Aran. . . . . . . . . . kisah dua insan yang di paksa bersama meski tidak saling mencintai. dari berbagai masalah mereka hadapi, alasa...