MGMH 19

178K 14.2K 906
                                    

Hai pren, up lagi nih.

Chapter kemarin memang sengaja aku gantung 😏

Apa kabar nih?

Jangan lupa vote dan komen nya pren!!!

Link GC tele masih ada di bio instagram aku pren, jadi buat kalian yang mau ikut bisa langsung cek instagram aku.

Mungkin hari ini bakal double up, tapi kalau sampai target ya, kalau gak sampai ya gak jadi double up.

Inget pren, vote itu sangat diperlukan untuk kelanjutan cerita ini, supaya kalian gak ngamuk juga karena sering di gantung 😌

Kalau ada yang typo bantu tandai pren!!!

{HAPPY READING}

🌹🌹🌹

"Nazwa," ucap calon Hannan saat melihat Nazwa yang duduk disamping Gus Maulana.

Nazwa yang mendengar namanya dipanggil pun menengok kearah sumber suara.

Ia sedikit terkejut, karena ternyata calon abangnya itu adalah orang yang sudah dekat dengannya dari awal ia mondok.

"Loh, ini ternyata calonnya Abang," ucap Nazwa.

"Kamu Adiknya Hannan?" tanya calon Hannan.

"Iya, masa gak tau sih."

"Ya kan gak pernah liat Bang Hannan waktu kamu masih mondok. Pas nikahan kamu juga aku gak liat."

"Bang Hannan emang sok sibuk orangnya," ucap Nazwa sambil melirik Hannan.

"Emang sibuk," sahut Hannan.

"Sudah-sudah, kebiasaan banget deh kalau lagi ngumpul," ujar Bunda Fatimah.

"Kamu sudah makan, Nak?" tanya Bunda Fatimah kepada calon menantunya.

"Sudah Bunda, tadi sebelum kesini aku udah makan di pondok."

Mereka semua pun hanyut dalam pembicaraan. Hannan juga menceritakan kepada adik dan keluarga suami adiknya, bagaimana awal pertemuan dia dan sang calon.

Hannan memang tidak terlalu suka berbaur dengan perempuan yang bukan mahramnya. Ya kurang lebih seperti Nazwa sang adik.

Kedua kakak beradik itu sangat irit bicara ketika bersama yang bukan mahramnya.

Nazwa juga senang jika sang abang memilih pasangan yang tepat, niat awal padahal ia ingin mengenalkan mereka berdua, ternyata Nazwa terlambat, abangnya itu ternyata sudah mengkhitbah sang calon.

"Jadi kalian ketemu pas Abang nganter Ade ke pondok?" tanya Nazwa.

"iya," jawab Hannan.

"Yang pas kapan?"

"Pas kamu sembuh dari sakit itu, kan Abang ikut nganter kamu," sahut Ayah Aldi

Flashback on...

Setelah kepergian Nazwa ke kamarnya, Ayah Aldi dan Bunda Fatimah pun segera menuju ndalem untuk berkunjung.

Hannan pun memarkirkan mobilnya di depan ndalem supaya nanti kedua orang tuanya tidak lama menunggu mobil.

Hannan tidak langsung masuk kedalam, ia pergi melihat-lihat kawasan pesantren.

Langkahnya pun menuju taman pesantren, di sana terdapat beberapa kursi. Hannan pun mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang berada dibawah pohon besar.

My Gus My Husband [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang