MGMH 29

107K 11.3K 1.5K
                                    

Hai pren, up lagi nih.

Sorry kalau lama aku up nya.

Gimana chapter 28 kemarin?

Oh iya, aku up kalau vote udah lebih dari vote chapter yang dulu yaaa....

Buat GC, link gc tele masih ada di bio instagram akuu pren.

Kalau ada yg typo, bantu tandai ya!!!

Cuma mau ngasih tau, kalian kalau mau promosi cerita kalian boleh aja, mau dilapak ini, atau di di tiktok aku. Tapi tolong jangan promosi cerita kalian yg berbau 1821 pren, kalau ada itu bakal langsung aku hapus...

Udah itu aja....

Etz, vote nya jangan sampai lupa yaaa

{HAPPY READING}

🌹🌹🌹

Jam 20:30 Gus Maulana duduk termenung di balkon kamarnya, ia duduk sambil menikmati secangkir teh hangat yang tadi dibuatkan Ummi Latifah.

Tadi setelah Nazwa diperiksa dokter, Gus Maulana diminta untuk pulang oleh Bunda Fatimah. Bukan apa-apa, Bunda Fatimah hanya tak tega melihat wajah lelah sang menantu, apalagi ditambah wajahnya yang pucat.

Gus Maulana awalnya menolak, namun Ummi Latifah sedikit memberi pengertian kepada anaknya itu. Jadilah Gus Maulana pulang bersama Ummi Latifah, Ning Huda, Ustadzah Aira, dan Kang Adam.

"Kangen," gumam pelan Gus Maulana sambil memegang cadar yang biasa dipakai Nazwa.

"Kenapa harus lupa sama pernikahan kita? Kenapa harus itu yang hilang dalam memori ingatan kamu, Sayang?" tanya Gus Maulana dengan suara serak.

Angin malam menerpa wajahnya, Gus Maulana pun memejamkan matanya sambil menikmati angin malam. Tak terasa air matanya pun menetes, saat mengingat kejadian di rumah sakit tadi.

"Nak," panggil Ummi Latifah dari arah belakang.

Mendengar namanya dipanggil, Gus Maulana segera menyeka air matanya dan menghadap kepada sang Ummi.

"Kenapa Ummi?" tanya Gus Maulana sersya tersenyum.

Ummi Latifah ikut tersenyum saat melihat Gus Maulana tersenyum kepadanya, walaupun ia tahu bahwa itu bukanlah senyum aslinya, melainkan senyum untuk menutupi kesedihannya.

"Ummi boleh duduk?"

"Boleh Ummi," ujar Gus Maulana seraya menggeser badannya.

"Tadi Abi bilang sama Ummi, jam sembilan akan ada rapat kamu bisa hadir?" tanya Ummi Latifah dengan hati-hati.

"Bisa Ummi, lima belas menit sebelum jam sembilan nanti Lana keruangan asatidz," ujar Gus Maulana.

"Alhamdulillah, kalau gitu Ummi keluar ya," ucap Ummi Latifah.

"Iya Ummi." Setelah itu, Ummi Latifah pun keluar dari kamar Gus Maulana.

Gus Maulana bangkit dari duduknya dan bersiap untuk menghadiri rapat asatidz, ia meletakkan cadar Nazwa di kasurnya.

Gus Maulana pun mengambil gamis berwarna hitamnya, setelah merapikan sedikit pakaiannya, ia pun segera turun dan menuju ruangan asatidz.

Gak ada gambaran Gus Maulana pake gamis hitam pren, soalnya gak dapet fotonya:)

Sampai dibawa, ia mencari keberadaan sang Ummi, namun yang ia dapati hanya adiknya saja.

"Dek," panggil Gus Maulana kepada Ning Hilmah.

My Gus My Husband [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang