Jihoon pulang setelah mengantar junkyu sampai dengan selamat. Dia sedang emosi, jadi harus menyingkirkan dahulu supaya junkyu tidak terkena amukannya.
Junkyu juga memperbolehkan jihoon untuk langsung pulang. Dia sudah jauh lebih baik kok setelah bercerita ke jihoon. Dia juga ingin sendirian dulu.
"hati-hati ji" kata junkyu sebelum jihoon meninggalkan pekarangan rumahnya. Jihoon hanya mengangguk. Emosi masih menguasai dirinya.
Junkyu segera masuk ke rumah setelah jihoon menghilang dari pandangannya. Mengunci pintu dan bergegas mandi, dia sudah membuang waktu secara cuma-cuma karena menangis seharian. Ada tugas yang menantinya.
Tepat setelah junkyu masuk ke rumahnya, motor haruto berhenti didepan sana. Menatap junkyu yang terlihat dari jendela rumah. Mengucapkan kata maaf berkali-kali dalam hati.
「ꜱᴇᴄʀᴇᴛ ᴀᴅᴍɪʀᴇʀ」
Waktu berjalan dengan sangat cepat. Sudah satu bulan berlalu dari hari dimana hancurnya hati Kim junkyu, hari dimana emosi jihoon meluap-luap, dan hari dimana haruto dimaki habis-habisan oleh jeongwoo dan jaehyuk.
Selama satu bulan terakhir, haruto dan junkyu tidak pernah lagi berhubungan. Mereka bersikap seolah tidak pernah mengenal, bersikap seperti dulu sebelum junkyu bergabung di tim olimpiade.
Haruto sekarang mempunyai kebiasaan baru, yaitu mengamati junkyu secara diam-diam. Setelah hari itu, junkyu banyak tertawa, mendapatkan banyak teman baru dari berbagai kelas. Dan yang pasti banyak yang mendekati junkyu secara terang-terangan.
Haruto menyesal. Bukannya dia tak menyukai junkyu, dia hanya terlalu terkejut. Orang yang selama ini dia cari ternyata berada didekatnya, orang itu selalu disampingnya. Haruto juga bingung harus bersikap bagaimana kepada seseorang yang jelas-jelas menyukainya, karena nyatanya dia juga menyukai orang itu.
Pukulan jihoon hari itu benar-benar sakit bukan main. Ancaman yang jihoon layangkan juga haruto tak berani melanggar.
Sore itu setelah dirinya mendapat bogeman cuma-cuma dari jihoon, haruto mengikuti mereka berdua. Berhenti jauh dari rumah junkyu. Dan setelah jihoon menghilang, dia berniat menghampiri junkyu.
Namun sayang, junkyu terlebih dahulu masuk ke rumah. Dan saat haruto hendak menyusul, jihoon kembali lagi. Menyuruh haruto pergi menjauh dari junkyu.
"Untuk tugas yang ini, saya mau kalian berkelompok. 1 kelompok berisi 2 orang." Kata guru sosiologi. Para murid langsung menggandeng tangan teman sebangku masing-masing.
"Saya yang menentukan" pupus sudah harapan mereka. Haruto diam-diam berharap semoga dewi Fortuna kali ini berpihak ke-dirinya, berharap dia dan junkyu berada dikelompok yang sama.
5 menit kemudian suara tak terima dari para murid terdengar. Gurunya benar-benar membagi kelompok dengan acak. Dan harapan haruto terwujud, dia dan junkyu menjadi kelompok.
"Gue bakal bilang ke guru biar lo sama gue atau yang lain" jihoon hendak maju ke meja gurunya, tapi junkyu menahannya. Menggelengkan kepala.
"Biar nanti gue ngomong sama haruto dulu ji. Kalo dia ga mau sekelompok sama gue, gue yang bakal bilang guru" Kim junkyu bagaimana kamu bisa mengatakan hal demikian padahal haruto benar-benar berharap kalian berada dikelompok yang sama.
Kim Junkyu
|Haruto, nanti istirahat bisa bicara?
|Sebentar kok
|Gue tunggu di rooftopSenyum haruto mengembangkan. Ini adalah kesempatannya memperbaiki semua, menjelaskan semuanya. Semoga junkyu mau mendengarkan dirinya.
「ꜱᴇᴄʀᴇᴛ ᴀᴅᴍɪʀᴇʀ」
Haruto terlalu semangat untuk berbicara dengan junkyu. 5 menit sebelum bel istirahat berbunyi, dia sudah keluar dari kelas. Pikirnya, kapan lagi junkyu mau berbicara dengannya. Dan tanpa park jihoon yang justru lebih terlihat seperti kekasihnya daripada sahabatnya.
Haruto juga sudah membeli camilan dan juga minuman. Berjaga jika mereka bisa menghabiskan waktu lebih lama berdua.
Pintu rooftop terbuka, disana pemuda yang sudah haruto tunggu, Kim junkyu dengan kotak bekal yang dulunya selalu haruto pakai.
"Haruto, lo keberatan kalo kita satu kelompok? Jawab jujur aja gapapa. Biar gue yang minta ke guru kalo lo risi sekelompok sama gue, mana berdua doang"
Junkyu bagaimana kamu bisa dengan mudah mengatakan hal demikian, padahal haruto sangat berharap akan hal itu. Apalagi dengan suara yang mantap, dan tatapan yang menatap lurus kedelan tanpa mau menatap ke haruto.
"Gapapa. Daripada ribet nyari lagi, iya kan?" Tanya haruto, berharap junkyu akan menjawab 'ya' tapi sayang junkyu tak menjawab.
"Junkyu, sorry" kata haruto saat junkyu berdiri, hendak meninggalkan rooftop. Junkyu terdiam, dia tentu saja tau maksud haruto. Memutar tubuhnya saat dirasa haruto akan melanjutkan pembicaraan.
"Gue ga bermaksud gitu. I'm just too surprised. Lo tau sendiri gue nyari-nyari si koala ini dari lama, dan ternyata koala itu lo. Lo mau kan maafin gue? Can we go back like before?" Si pemuda manis mematung. Benarkah? Apakah ini nyata? Ini bukan mimpi kan?
Mencubit tangannya sendiri, dan terasa sakit. Benar, ini bukan mimpi.
"Lo masih suka sama gue kan?" Tanya haruto dengan rasa percaya diri yang sangat tinggi. Junkyu hanya mengangguk sebagai jawaban. Matanya semakin membola saat haruto menariknya kedalam pelukan hangat miliknya.
Tanpa berniat menjauh, junkyu justru membalas pelukan itu. Menyandarkan kepalanya dengan nyaman di dada haruto. Dapat terdengar dengan jelas degup jantung haruto yang sangat ugal-ugalan, seirama dengan miliknya.
"I like you"
Kali ini bukan mimpi. Watanabe haruto menyatakan perasaannya secara langsung.
「ꜱᴇᴄʀᴇᴛ ᴀᴅᴍɪʀᴇʀ」
Aku nangis banget tau junkyu, mashi, sama hyunsuk positif😭 makin nangis mereka update bilang gapapa, huhu get well soon 💗 Ayo berdoa semoga ga nambah, dan semua bisa cepet pulih💗
Ada yang nanya gimana ending ku sama crush ku, tentu saja sad ending🙂 ending dijauhin terus we act like we never know each other. Udah gitu doang💔
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer | Harukyu ✓
FanficTentang haruto si idola, dan junkyu si pengagum rahasia