"Nadine mana?" Tanya Taehyun ketika masuk kelas.
"Tumben banget lo nanya Nadine?" Kai menatap heran.
"Nadine mana, Kai? Nay?" Tanya Taehyun sekali lagi.
"Sama Beomgyu tadi," jawab Naya.
"Oh." Taehyun meletakkan tasnya, lalu mengeluarkan lembaran kertas hasil kerja nya bersama Nadine. Dia meletakkannya di atas meja Nadine. Karena dia kemarin disuruh Nadine untuk pergi ke fotocopy-an.
"Nah, liat tuh temen lo di depan. Di contoh dong," celetuk Naya pada Kai.
"Kok gue? Lo dong, kemaren gue ke rumah lo, kata abang lo, lo jaga toko bunga," balas Kai.
"Oh iya ya, ya udah hari ini gue lumayan kosong kegiatan nya dateng aja kerumah." Naya cengengesan.
Suara Nadine terdengar dari luar kelas, suaranya bersahutan dengan tawa Beomgyu. Langkah mereka terhenti didepan kelas Nadine.
Beomgyu terlihat tersenyum lebar.
"Masuk kelas sana, jangan lupa nanti pas pulang," ucap Beomgyu.
"Santai, gue bukan orang yang pelupa sama janji."
"Bagus, gue ke kelas ya, semangat belajarnya!" Beomgyu memberikan kedua ibu jari nya untuk menyemangati Nadine.
Nadine terkekeh, saat dia berbalik badan, ketiga temannya berada tepat didepan wajah Nadine. Nadine benar-benar terkejut, dia mengusap dadanya.
"Ngapain lo pada?" Tanya Nadine sedikit meninggikan suaranya.
"Cie Nadine," ejek Naya.
"Pulang sekolah mau ngapain tuh?" Tanya Kai penasaran.
"Ngapain tadi?" Kali ini Taehyun yang bertanya.
"Kepo lo, eh ini yang kemaren? Makasih Tae." Nadine segera menyimpan kertas itu.
Yang lain memendam rasa penasarannya, dan kembali ke tempat duduk masing-masing. Mulai menyiapkan alat tulis dan buku-buku hari ini.
"Eh Nay, nanti sibuk ga?" Nadine berbalik.
"Sibuk, mau kerja kelompok," sahut Kai.
"Nyaut aja lo, ya udah lah." Nadine mengangguk paham.
"Emang kenapa, Dine?" Tanya Naya.
"Tadinya mau ngajak main kerumah, papah lembur," jelas Nadine.
"Yah ga bisa gue nya, abis kerja kelompok gue ada les." Naya menggeleng lemah.
Di jam istirahat kali ini, Nadine dan Taehyun lagi adu mulut cuma karena Taehyun malas buat men-stabilo-i buku nya. Taehyun memelas meminta buku Nadine agar bisa dia contek, namun Nadine menolak.
Taehyun kurang suka melakukan kegiatan ini, walaupun selama ujian dia selalu membaca yang sudah dirangkum, tapi biasanya yang di stabilo-i itu hal-hal yang harus dihapal.
"Ayo lah, biasanya lo mau," pinta Taehyun.
"Ini mudah loh, masa gitu aja nyontek gue mulu?" Nadine menggeleng cepat.
"Sesekali aja."
"Sesekali apa nya? Udah berkali-kali, sejak kelas sepuluh juga, ga mau," tolak Nadine.
"Nadine, caramel latte gimana?" Tanya Taehyun.
"Ga, lagi jauhin caramel latte." Nadine tersenyum kemenangan.
"Please Nadine, please." Taehyun memelas.
"Gini, lo tinggal baca dulu materinya abis lo baca tinggal lo stabilo-in aja, cuma yang penting-penting aja." Nadine menunjuk buku Taehyun.
"Ya udah, yang penting kan?" Taehyun mencoret stabio nya di pipi Nadine.
Nadine hanya diam diperlakukan seperti itu, dia ingin menghapus stabilo nya tapi Taehyun menahan tangan Nadine.
"Katanya yang penting? Masa dihapus?"
"Ya masa gue biarin ini sih?" Kesal Nadine.
Taehyun mengambil tissue di laci meja Nadine, dan menghapus nya. Untung Kai sama Naya tadinya pergi makan siang ke kantin.
Nadine membuka bukunya lalu diberikan pada Taehyun, Taehyun berseru senang. Ternyata luluh juga, stabilo ajaib pikirnya.
"Makasih Nadine." Taehyun langsung tersenyum senang.
Tidak lama Kai dan Naya datang membawa beberapa makanan ringan. Sebelum mereka duduk, keduanya berdiri didepan meja Nadine dan Taehyun.
Tatapan keduanya sama-sama mengintimidasi, yang ditatap juga menatap balik dengan tatapan datar.
"Diliat-liat lo kaya abis salah tingkah, Dine?" Celetuk Kai pada Nadine.
"Dari sisi mana? Ga liat tuh gue," sahut Naya menatap Nadine secara rinci.
"Nay, kalo dikasi om om permen jangan percaya ya." Kai tertawa lalu kembali ketempat duduknya, dan Naya berdecak kesal.
Taehyun hanya tersenyum tipis kearah Nadine, lalu dia berbisik, "lo beneran salah tingkah?"
"Sok tau," balas Nadine judes.
"Bisik-bisik tetangga, apa tuh?" Tanya Naya.
"Ga ada! Ga kok ga." Nadine langsung menjawabnya sebelum Taehyun berbicara.
Sebelum Nadine keluar dari kelas, Taehyun menahannya. Hingga kelas sepi, tinggal mereka berdua. Taehyun menatap Nadine dengan senyum tipis.
"Apa?" Tanya Nadine.
"Ya.. beberapa bulan lagi ulangan semester satu nih," ucap Taehyun basa-basi.
"Terus kenapa?" Nadine menatap Taehyun bingung.
"Mau taruhan?" Tanya Taehyun.
"Boleh, kalo gue peringkat satu lo harus ngelakuin hal apa aja buat gue selama sebulan." Nadine tersenyum miring.
"Sebaliknya, kalo gue peringkat satu, lo harus ngelakuin apa aja buat gue, selama sebulan," balas Taehyun melepaskan tangan Nadine.
"Perjanjian diterima."
Setelah itu Taehyun langsung berjalan menuju parkiran, meninggalkan Nadine yang mampir ke kelas sebelah, kelas Beomgyu.
Taehyun kini sudah mengayuh sepedanya, diperjalanan dia yakin bahwa nanti dia akan berada di peringkat satu.
Bahkan dia sudah menyusun hal-hal apa saja yang akan dia lakukan pada Nadine, terdengar licik, walaupun sebenarnya tidak selicik itu.
Sesampainya dirumah, Taehyun langsung pergi kelantai atas, dikamar dia langsung melemparkan tas nya asal. Dan merebahkan tubuhnya di kasur.
Tanpa melepaskan seragam sekolah, Taehyun langsung menutup telinga nya menggunakan headset. Sesekali dia mengusap bulu-bulu kucing berwarna abu-abu di samping tangan Taehyun.
"Yuk kita kalahin Nadine, aku yakin banget loh, Hobak."
"Pasti Nadine kalah, kamu harus dukung aku."
Kucing itu hanya mengeong kecil, menurut Taehyun itu kata-kata semangat dari Hobak. Sekarang kucing itu naik keatas tubuh Taehyun.
"Oh iya, kata Nadine papah nya lembur. Kasian banget ya."
"Eh Hobak, kangen ga sama Nadine?"
"Kapan-kapan aku ajak Nadine kesini lagi."
Begitulah kegiatan Taehyun setelah pulang sekolah, berbicara dengan Hobak hingga dia lelah sendiri. Bahkan terkadang Hobak bisa tertidur ketika Taehyun menceritakan tentang sekolah.
Untungnya dia punya Hobak, sebagai tempat cerita disaat sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rival ; 𝗞. 𝗧𝗮𝗲𝗵𝘆𝘂𝗻 [✓]
FanficMereka bersaing untuk mendapatkan peringkat satu paralel, ketika sebuah rahasia terungkap, salah satunya memilih untuk mengalah dan membiarkan saingannya menjadi nomor satu di peringkat paralel. ⚠️ Violence, trauma, depression.