Setelah melewati dua hari weekend, hari ini adalah hari pembagian raport. Seluruh siswa kelas X, XI, dan XII berkerumun didepan mading sekolah.
Masing-masing berniat untuk melihat siapa yang akan masuk ke peringkat paralel. Empat sekawan ini sedang mengantri untuk melihat.
"Antara gue sama lo siapa ya yang dapetin peringkat tiga?" Naya menatap Kai disamping nya.
"Ga tau, yang penting nilai gue bagus aja sih." Kai terkekeh.
Berbeda dengan Nadine dan Taehyun yang saling menatap tajam. Akhirnya mereka berempat berada didepan mading sekolah.
1. Taehyun Devananta.
2. Nadine Adhista.
3. Beomgyu Rahandika.Kai dan Naya tidak menyangka, sedangkan Taehyun bersorak senang dan Nadine tersenyum tipis. Keempatnya keluar dari kerumunan.
"Posisi kita tersingkir, Nay!" Seru Kai.
"Ga apa-apa, yang penting nilai bagus." Naya terkekeh.
"Gue masih ga nyangka liat dia tiba-tiba diperingkat ketiga," ucap Kai.
"Kita mana tau, beda kelas kan? Ga tau lah kita dia seaktif apa di kelas," balas Naya.
"Eh Tae- lah? Dine?" Kai menengok kesamping, namun dua orang itu sudah hilang.
"Lah mereka kemana? Eh tapi gue mau nyamperin mama gue dulu ke kelas," tanya Naya.
"Gue juga, mama semangat banget ke Jakarta buat ambil raport doang, ayo," ajak Kai.
Sementara itu, Taehyun menarik Nadine ke taman sekolah. Yang ditarik hanya pasrah, karena dia sudah kalah taruhan walaupun itu hal yang bisa membuat ayah Taehyun tidak melakukan sesuatu.
Taehyun tersenyum bangga, Nadine yang melihat itu hanya merotasikan matanya.
"Iya lo menang," ucap Nadine.
"Kan udah gue bilang, rencana lo bakal sia-sia." Taehyun terkekeh.
"Oke oke, gue bakal turutin kemauan lo sebulan." Nadine hanya pasrah.
"Permintaan pertama gue, lo harus jadi pacar gue."
"Hah?"
"Kedua, gue mau lo jaga jarak sama Beomgyu."
"Kenapa harus?"
"Karena gue pacar lo, gue mau nemuin bunda dulu." Taehyun meninggalkan Nadine yang terdiam.
Nadine masih mencerna permintaan pertama Taehyun, dia terdiam sampai akhirnya Rafa duduk disampingnya. Rafa langsung mengusap rambut Nadine.
"Kenapa Dine?"
"Pah, Taehyun ngajak pacaran, atau lebih tepatnya kita udah pacaran eh?"
Nadine menutup wajahnya malu, kenapa kata-kata itu lolos seketika. Reaksi Rafa hanya tertawa kecil, dia tidak masalah dengan itu.
"Oh gitu, papah kira kamu sedih gara-gara peringkat turun," ucap Rafa.
"Gak sama sekali, udah biasa ngapain aku sedih?"
"Mau pulang bareng papah atau sama pacar?" Tanya Rafa.
"Papah! Ih nyebelin banget, aku sama papah aja." Nadine segera menarik Rafa keparkiran.
"Nadine!" Panggil seseorang.
"Apa lagi?" Tanya Nadine kesal.
"Judes banget sama pacarnya," cibir Rafa.
"Pah!"
"Eh pak Rafa, lancarkan pak bisnis nya sama suami saya?" Tanya bunda Taehyun.
"Lancar, bu Arina." Rafa tersenyum.
"Lo ngapain manggil gue?" Tanya Nadine pada Taehyun.
"Cuma mau ngajak jalan, besok,"jawab Taehyun santai, padahal Nadine benar-benar malu sekarang.
"Ya udah, bun, Nadine pulang ya," pamit Nadine pada bunda Taehyun yang memang meminta Nadine memanggilnya bunda.
"Duluan ya, Taehyun, bu Arina," pamit Rafa juga.
Diperjalanan hanya ada keheningan, Nadine sedang mengecek nilai-nilai nya dan Rafa fokus menyetir mobil.
Rafa melihat Nadine sekilas, senyum jahilnya muncul.
"Cie yang mau nge-date," ejek nya.
"Apa sih? Kalo misalnya Taehyun ngajak aku ke kandang ayam, itu nge-date?"
"Kemana aja, asal berdua sama pacar tuh nama nya nge-date," jawab Rafa asal.
"Emang iya? Kata siapa?"
"Ga tau, papah ngarang soalnya." Rafa terkekeh geli melihat Nadine yang menatapnya tajam.
Tujuan mereka setelah pengambilan raport adalah makam mamah nya Nadine, selalu jadi kegiatan rutin bagi keduanya.
Kejadian beberapa tahun yang lalu memang selalu membekas dibenak mereka, tapi apa boleh buat, mereka tidak bisa merubah sesuatu yang sudah di atur Tuhan.
Penyakit yang menyerang mamah Nadine cukup kecil kemungkinannya untuk sembuh, penyakit kista.
"Mamah, liat nih anak nya udah punya pacar!"
"Aku belum bilang iya pah, jangan nyebar hoax."
"Besok bilang iya."
"Kalo ga?"
"Nanti Taehyun nangis."
"Biarin."
Percakapan random mereka didepan makam. Apapun jawaban Nadine, sebenarnya dia tetap akan menjadi pacar Taehyun, karena itu permintaan. Nadine juga tidak mengerti apa tujuan Taehyun menjadikannya pacar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rival ; 𝗞. 𝗧𝗮𝗲𝗵𝘆𝘂𝗻 [✓]
ספרות חובביםMereka bersaing untuk mendapatkan peringkat satu paralel, ketika sebuah rahasia terungkap, salah satunya memilih untuk mengalah dan membiarkan saingannya menjadi nomor satu di peringkat paralel. ⚠️ Violence, trauma, depression.