Tell a story

47 9 0
                                    

Rafa melambaikan tangannya, dia ditinggal pergi oleh yang lain. Dia harus mengerjakan pekerjaan, anak-anak itu pergi menggunakan mobilnya. Taehyun sebagai pengemudi.

Tentunya Taehyun mau Nadine disamping nya, Nadine menurut saja, sedari tadi dia masih enggan berbicara dengan Taehyun.

"Nadine," panggil Taehyun, Nadine hanya menatap Taehyun.

"Ga apa-apa." Taehyun menggeleng cepat.

Yang dibelakang menatap keduanya heran, mereka senggol-senggolan. Taehyun melihat keduanya padahal, tapi hanya diam.

Sebelum menjalankan mobil, Taehyun menatap Nadine sekilas. Nadine terlihat sedang membalas chat seseorang.

"Modus," ucap Taehyun pelan, tapi Nadine masih bisa mendengar suara dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Modus," ucap Taehyun pelan, tapi Nadine masih bisa mendengar suara dia.

Nadine menyimpan senyum nya, gadis berambut panjang itu menatap kearah luar sambil tersenyum tipis. Sepanjang perjalanan dia hanya tersenyum tipis mendengar suara Taehyun tadi.

Lagian Nadine bukannya marah banget, cuma dia lagi tidak ada mood berbicara. Sama dengan yang lain sebenarnya, Naya dan Kai pun korban dicueki oleh Nadine.

"Kapan-kapan ajarin gue nyetir mobil," ucap Kai mencairkan suasana.

"Gampang itu, nanti pas lulus SMA gue ajarin."

"Kelamaan dong." Kesal Kai.

"Terserah lo mau aja deh, gue siap."

"Temen gue sejak SD emang paling beda, apalagi cara kita kenal emang paling beda, gara-gara hampir ke culik." Kai tertawa.

Naya pun selalu tertawa jika Kai sudah membahas hal itu, Nadine juga tertawa kecil, membuat Taehyun menatap nya lagi. Mata mereka bertemu, tapi Taehyun memutuskan kontak mata.

"Kai, kalo gue tanya mau ngelakuin hal apa bareng gue, lo mau apa?" Tanya Taehyun.

"Gue mau sukses bareng-bareng sama lo, Naya dan Nadine pastinya. Gue berharap, gue lancar kuliah psikolog nantinya, Nadine juga lancar kuliah hubungan internasional, terus Naya lancar kuliah ilmu komunikasi, dan lo ilmu hukum." Kai menjelaskan secara panjang harapannya ke depan.

"Kalo lo, Nay?" Taehyun kembali bertanya.

"Gue sih ya masih sama aja kaya Kai, gue pengen kita semua sukses bareng, tapi yang paling gue pengen tuh lo borong toko bunga gue," jawab Naya diselingi tawa.

"Nanti gue borong deh, kalo Nadine?" Taehyun ikut tertawa.

"Cuma pengen jalanin sesuai sama kemauan kita, dan masih lanjutin hobi ngelukis, kalo Kai kan basket tuh, nanti lanjutin hobi lo, Naya juga suka nya sama tanam-menanam bunga, jagain bunga lo, dan lo sendiri suka nyanyi, gitu deh." Nadine tersenyum tipis.

"Kalo gue sendiri cuma mau kita bahagia terus, walaupun ada duka sesekali tapi bukan duka yang membekas lama di benak, kalo boleh gue mau selalu kaya gini, sejak kita kenal, ga pernah berantem, bahkan kita juga sering dikatain geng elite padahal aslinya kita ga merasa geng ya? Kita sahabat, kita aja ga punya nama kesatuan kaya orang lain. "

Rival ; 𝗞. 𝗧𝗮𝗲𝗵𝘆𝘂𝗻 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang