Di ajak bunda pergi

437 71 17
                                    

Aydin berguling guling diatas kasurnya, hari ini sekolah nya libur karena memang ada rapat bulanan dan biasa nya di liburkan walaupun hanya sehari. Tapi dia bersyukur karena dia bisa beres beres kamar kontrakan nya.

Oh iya, dia tinggal terpisah dari orangtuanya sejak masuk ke jenjang sekolah menengah atas dan orangtuanya tinggal di kota lain.

Hari ini rasanya Aydin tidak ingin melakukan apa-apa tapi kan dia memang setiap libur tidak melakukan apa-apa dia tidak mempunyai teman untuk di ajak main.

Kemarin kemarin waktu dia masih pacaran sama Ibnu, pasti Ibnu yang bakalan dateng ke rumah nya buat nemenin dia ya walaupun Ibnu sibuk sama ponselnya sendiri tapi dia udah seneng kok di temenin sama pacar.

Tuh kan dia kembali ingat kenangan bersama sang mantan, karena walaupun Ibnu cuek kepada nya tapi ada banyak hal-hal yang dilakukan Ibnu menurutnya sangat manis dan membekas di hatinya, maklum Ibnu adalah pacar pertama nya.

Tapi lagi asyik rebahan sambil menghayal jadi istri mas bias, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Dia langsung terduduk dan mengambil ponselnya, dia melihat bunda sang mantan pacar sedang menelepon nya.

Dia menghela napasnya, ini adalah salah satu faktor dia tidak bisa move on karena dia sudah terlanjur dekat dengan keluarga sang mantan pacar. Tanpa berlama-lama lagi dia langsung mengangkat telepon dari bunda sang mantan.

"Halo bunda?."

"Halo sayang! Hari ini sibuk enggak?."

"Em, enggak sih Bun. Emangnya kenapa bunda?."

"Bunda mau ajak kamu pergi, kamu mau ya?."

"Eh, kemana bunda?."

"Ada lah. Kamu siap siap ya, nanti bunda susul ke kontrakan kamu."

"Em, iya bunda."

"Yaudah bunda tutup ya telpon nya."

"Iya bunda."

Tut.

Aydin menaruh ponselnya keatas meja kemudian dia mengganti pakaian nya dan setelah itu dia berdandan sedikit biar tidak kusam, untung sebelumnya dia sudah mandi jadinya dia tidak usah mandi lagi.

Kemudian dia keluar dari kost-an nya dan mengunci pintu nya, lalu dia duduk di bangku depan rumah nya sambil menunggu bunda sang mantan pacar.

Dua puluh menit kemudian, sebuah mobil berhenti di depan rumah nya. Dia melihat bunda sang mantan pacar melambaikan tangannya kearah nya, kemudian dia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke mobil. Dia masuk kedalam mobil dan menemukan mas Bagas dan si kecil Sheila juga ikut dan sedang duduk di carseat yang ada di bangku belakang.

Dia menyapa keduanya kemudian duduk manis di dalam mobil, kemudian Bagas melajukan mobilnya pergi.

"Em, kita sebenarnya mau kemana bunda?." Tanyanya.

"Nanti kamu juga tahu." Ucap bundanya.

Dia menganggukkan kepalanya paham, kemudian dia menghela napasnya lega karena setelah dia masuk kedalam mobil tidak ada Ibnu di dalam nya. Bayangkan saja kalau ada pasti situasi nya akan sangat canggung.

Kemudian dia menatap Sheila yang sedang menatap nya dengan empeng yang ada di mulutnya, dia tersenyum kecil lalu mencubit pipi Sheila gemas. Bayi berusia empat bulan itu memang benar-benar sangat menggemaskan.

Tak lama mobil yang ditumpangi nya berhenti. dia lihat bunda dan mas Bagas turun dari mobil,  Dia menggendong Sheila dan ikut keluar dari mobil. Dia mengerutkan keningnya ternyata mereka berhenti di kantor polisi, dia sebenarnya heran tapi dia tetap berjalan mengikuti bundanya.

GARIYAN [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang