Mas Fahin marah?

591 82 35
                                    

Sepulang sekolah Aydin langsung tergeletak tidak berdaya di atas kasurnya, dia langsung tertidur karena badannya terasa pegal-pegal dan juga kepala nya pusing karena tadi ada ulangan fisika di jam terakhir.

Entah beberapa lama dia tertidur ,dia akhirnya bangun dari tidurnya dan langsung saja ke kamar mandi untuk mandi. Tak selang beberapa lama dia keluar dari kamar mandi dan memakai bajunya.

Perutnya bergemuruh lapar, kemudian dia mengecek sisa bahan makanan nya dan mulai memasak nya. Sepertinya nanti dia harus menelpon orangtuanya meminta uang untuk mengisi persediaan bahan makanan nya.

Lagi asyik memasak tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang besar dan membuatnya kaget, dia menyibak gorden jendela dan melihat langit malam yang di penuhi kilat dan gemuruh sepertinya akan hujan deras.

Dia menghela napasnya kemudian buru-buru menyelesaikan acara masaknya dan  buru-buru masuk ke kamar nya. Dia duduk di atas kasur dengan piring berisi makanan dan laptop di depan nya, dia langsung memakan makanan sambil menonton film dari laptop nya.

Aydin lagi asyik makan, tapi tiba-tiba dia mendengar suara pintu rumahnya di ketuk. Dia diam dulu untuk memastikan dan benar saja ada yang mengetuk pintunya, dia langsung bangkit dari kasur nya kemudian dia keluar dari kamar nya dan membuka pintu nya.

Begitu dia membuka pintu nya dia langsung melihat sosok Fahin yang sedang berdiri di depan pintu nya, padahal sudah lewat dua minggu waktu fahin menginap di rumahnya dan semenjak itu dia belum pernah melihat Fahin lagi lalu sekarang dia melihat Fahin lagi. Dua Minggu yang lalu di pagi harinya ketika dia bangun tidur Fahin benar benar sudah tidak ada di rumahnya dan malah meninggalkan satu bungkus nasi uduk untuknya sarapan.

"Loh kamu kenapa di sini?." Tanyanya heran.

Fahin diam saja sambil menatap Aydin. Aydin menatap Fahin dan baru menyadari kalau wajah Fahin lagi dan lagi babak belur itu.

"Mau minta obatin." Ucap fahin angkat bicara.

Aydin mendengus mendengar ucapan Fahin kemudian dia menarik Fahin masuk kedalam rumahnya dan mendudukkan nya keatas karpet bulu, dia langsung mengambil kotak obatnya Untung dia itu mantan PMR waktu SMP.

Aydin langsung mengobati Fahin sambil mengocehi Fahin sedangkan Fahin diam aja mendengar ocehan dari Aydin.

"Kamu berantem lagi?." Tanyanya sambil menutup kotak obat nya.

Kemudian dia menatap Fahin yang sudah dia obatin itu.

"Menurut lo gimana Ndut?." Tanya Fahin balik.

"Ish! Aku tanya kok malah tanya balik!." Ucapnya kesal sambil memukul lengan Fahin.

" Ya kan buktinya gue minta obatin Lo jadinya gue berantem lah, gitu aja masih banyak tanya nduttt." Ucap Fahin terkekeh sambil sentil sentil pipinya Aydin.

Aydin menepis tangan fahin kemudian dia mengelus pipinya yang habis di sentil itu.

"Sakit ya!." Ucapnya kesal.

Fahin tertawa melihat wajah kesal Aydin sedangkan Aydin mendengus mendengar Fahin yang tertawa itu.

" Kamu kenapa berantem lagi?." Tanya nya ingin tahu.

"Suka-suka gue lah, gak usah kepo Ndut." Ucap Fahin sambil tertawa kecil

"Yaudah kalau aku gak boleh kepo,kamu  sana pergi dari sini! Ngapain kali kesini ." Ucapnya kesal sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya, ceritanya merajuk.

Fahin langsung menghentikan tawanya, dia menatap aydin kemudian dia bangkit duduk nya dan berjalan keluar rumah Aydin.

"Yaudah gue pergi aja." Ucap Fahin lalu menghilang dari balik pintu.

GARIYAN [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang