Pulang Kampung Sama Mas Fahin

245 53 20
                                    

Fahin berjalan keluar dari gedung tempat ia melaksanakan acara kelulusan nya. iya hari ini adalah hari kelulusan nya, kata orang orang setelah ini dia akan menjalani kehidupan yang sebenarnya.

Dia menatap sekeliling banyak orang tua yang datang untuk melihat anaknya kecuali dia yang berdiri sendirian tapi tadi teman temannya menghampiri nya untuk mengucapkan selamat dan selamat tinggal karena ada beberapa anak seangkatan nya berasal dari daerah lain.

"Mas Fahin!!!."

Fahin membalikkan badannya karena mendengar suara panggilan dari arah belakangnya, dia langsung tersenyum melihat Aydin yang sedang melambaikan tangannya kearah nya.

"Endut!!." Ucap Fahin sambil menghampiri Aydin dan memeluknya.

Aydin langsung membalas pelukan dari Fahin.

"Akhirnya endut dateng, aku nungguin daritadi loh." Ucap Fahin sambil mencium pucuk kepala Aydin.

Aydin tertawa mendengar ucapan Fahin.

"Selamat ya mas pacar!." Ucapnya sambil tersenyum manis kemudian dia menunjukkan bucket bunga yang ia bawa tadi.

Fahin menerima nya sambil mengucapkan terimakasih dan tertawa kecil, setelah mereka berdua puas berpelukan mereka berdua langsung melepaskan pelukannya.

" Kamu sendirian?." Tanyanya sambil celingak-celinguk mencari keberadaan keluarga Fahin.

Fahin menganggukkan kepalanya.

"Kok bisa sih?." Ucapnya sambil mengerutkan keningnya.

Dulu waktu dia lulus SMP aja papa sama Mama nya dateng ke tempat acara kelulusan nya.

"Bisa. Nenek dari pihak bunda sakit jadinya bunda ke sana tengok nenek terus mas Bagas kebetulan keluar kota karena ada masalah di gudang di sana dan si Ibnu ikut bunda." Jelas Fahin.

"Emangnya kamu gak bilang kalau hari ini acara kelulusan kamu?." Tanyanya.

Fahin langsung menggelengkan kepalanya sambil tersenyum canggung waktu Aydin memelototi nya.

" Kamu kebiasaan banget sih, kan aku udah bilang kamu harusnya lebih terbuka sama keluarga kamu. Mau gimana pun mereka keluarga kamu loh, nanti kamu Juga butuh bantuan keluarga kamu." Ucapnya.

Fahin tertawa mendengar ucapan dari Aydin.

"Kamu udah beres-beres?." Tanya Fahin.

"Udah, kalau kamu?." Tanyanya.

"Udah juga, abis ini ke rumah aku buat ambil tas abis itu kita ambil tas kamu terus kita langsung pergi ke stasiun." Ucap Fahin sambil mengelus kepala Aydin dengan sayang.

Aydin menganggukkan kepalanya. Hari ini juga dia akan pulang kampung dengan Fahin, soalnya orangtuanya sering menyuruh nya  untuk membawa Fahin ikut  pulang kampung sampai sampai dia curiga kalau Fahin itu sebenarnya anak mama papanya.

Kemudian mereka berdua langsung pergi ke rumah Fahin untuk mengambil barang barang yang akan di bawa oleh fahin. Sesampainya di rumah Fahin, mereka berdua langsung bergegas ke kamar Fahin dan Aydin langsung tiduran di atas kasur Fahin sambil menunggu Fahin berganti baju.

"Sayang, gimana kalau kerumah kamu pakai mobilnya ayah aja." ucap Fahin.

"Enggak enggak, kan udah pesen tiket kereta sayang duitnya kalau gak jadi naik kereta. Lagipula jauh ya jarak dari sini ke sana nanti kamu kecapean.," Ucapnya sambil fokus menatap ponselnya.

Fahin melirik kearah Aydin kemudian dia tersenyum kecil. Setelah itu dia cepat cepat menyelesaikan ganti baju nya dan kemudian dia memakai tas ranselnya lalu menghampiri Aydin.

GARIYAN [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang