Kembali

280 55 27
                                    

Fahin menghentikan motornya di pelataran parkir di stasiun kota, dia turun dari motor kemudian berjalan menuju kedalam stasiun berniat menunggu pujaan hati yang kembali dari acara pulang kampung nya.

Dia duduk di kursi tunggu sambil memakan permen sunduk nya, karena pujaan hatinya melarang dia untuk merokok jadinya dia mencoba untuk berhenti merokok walaupun kadang-kadang masih juga kalau gak ketauan pujaan hatinya.

Hari ini Fahin pakai setelah serba hitam di tambah jaket kulit dengan warna senada dan juga topi. Tampilannya memang seperti preman pasar tapi untungnya dia ganteng jadinya gak di pandang rendah, tau sendiri kan kalau jaman sekarang yang penting good-looking.

" Nunggu siapa mas?."

Fahin langsung menoleh ke sampingnya dan mendapati seorang ibu-ibu yang duduk di sampingnya sedang berbasa-basi dengan nya.

"Istri Bu, kalau ibu?." Tanya Fahin sambil tersenyum kecil.

"Oalah pasangan muda toh, kalau saya lagi nunggu anak." Ucap ibu ibu itu.

Fahin menganggukkan kepalanya paham.

"Mas nya kok gak ikut istrinya?." Tanya ibu itu lagi.

"Oh itu kemarin saya ada proyek pembangunan jadinya gak bisa ikut istri ketempat mertua. Kalau anak ibu kerja atau gimana?." Tanya Fahin.

" Oalah gitu, anak saya kerja di luar kota dan baru pulang sekarang."

Fahin menganggukkan kepalanya, lalu mereka berdua lanjut mengobrol. Fahin merasa kalau lebih nyaman mengobrol dengan orang asing yang baru bertemu daripada mengobrol dengan keluarganya sendiri.

"MAS FAHIN!!."

Sedang asyik mengobrol, Fahin mendengar suara yang familiar kemudian dia langsung menoleh dan dia langsung melihat Aydin yang sedang tersenyum manis kearahnya.

Dia reflek langsung berdiri dari duduknya, Aydin langsung berlari menghampiri Fahin. Fahin merentangkan tangannya dan tak lama kemudian Aydin sudah bersarang di pelukan hangat Fahin.

"Kamu udah lama nunggunya?." Tanyanya sambil mendongak menatap Fahin.

"Gak, gue juga barusan dateng." Ucap Fahin sambil tersenyum kecil.

Aydin mengangguk angguk kemudian dia melepaskan diri dari pelukan Fahin karena mereka berdua jadi pusat perhatian kan dia malu.

Fahin tertawa kemudian dia mengambil alih tas jinjing yang dibawa Aydin, kemudian mereka berdua pergi  keluar stasiun setelah berpamitan dengan ibu yang diajak mengobrol oleh fahin.

"Tadi siapa?." Tanyanya sambil mengandeng tangan fahin.

"Gak tau, baru kenal tadi." Ucap Fahin.

Aydin menganggukkan kepalanya, kemudian mereka berdua berjalan menuju ke parkiran motor. Fahin menaruh tas jinjing Aydin ke bagian depan motor nya kemudian dia memakaikan Aydin helm yang di bawanya.

Aydin cuma diam menikmati perlakuan Fahin, tanpa sadar pipinya merona karena malu. Fahin tersenyum melihat rona merah di pipi bulat Aydin itu.

"Makasih ya." Ucapnya sambil tersenyum manis ketika fahin selesai memakaikan nya helm.

Fahin mengangguk kemudian dia naik keatas motornya diikuti oleh Aydin, setelah itu dia menjalankan motornya menjauhi kawasan stasiun.

"Sebelum pulang mau makan dulu atau gimana?." Tanya Fahin sambil menatap Aydin dari kaca spion.

"Em.... Beli makan aja terus makan nya di rumah, aku mau rebahan capek." Ucapnya sambil balik menatap Fahin.

Fahin menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Aydin, karena itu sebelum pulang dia membeli beberapa makanan terlebih dahulu.

GARIYAN [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang