LDR (ceritanya)

283 50 9
                                    

Cahaya matahari menerobos masuk ke sela-sela gorden jendela menerangi ruangan gelap gulita di dalamnya, kemudian pintu terbuka lalu sosok wanita berjalan masuk kedalam kamar membuka gorden jendela hingga kamar itu langsung terang benderang seperti kepalanya pak jamal di just friend.

Aydin yang merasakan silau dalam tidurnya langsung membalikkan badannya membelakangi jendela kamarnya.

" Ayo bangun." Ucap mamanya Aydin sambil membangunkan anaknya yang masih tertidur itu.

"Hmm." Sahut nya.

"Udah jam sembilan loh." Ucap mamanya lagi lalu menyibakkan selimut yang melilit anaknya.

"Iya mama." Ucapnya sambil memaksa untuk membuka matanya.

Mamanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya, kemudian dia menepuk pantat anaknya dan berjalan keluar kamar anaknya.

Merasakan mamanya pergi, Aydin kembali  memejamkan matanya. Tapi sepertinya dia tidak di takdir kan untuk tidur kembali karena ponselnya berdering. Dia dengan malas mengambil ponselnya diatas meja nakas, lalu melihat siapa yang menghubungi nya dan ternyata itu panggilan video dari Fahin.

Aydin mengerutkan keningnya kemudian dia mengangkat panggilan nya.

"Halo." Ucapnya sambil mengusap matanya.

"Baru bangun?." Tanya Fahin dari sebrang telepon.

Aydin menganggukkan kepalanya sambil menguap.

"Ih kebo." Ucap Fahin sambil tertawa.

"Biarin." Ucapnya sambil menjulurkan lidahnya kearah Fahin.

Fahin yang melihatnya langsung tertawa karena terlalu gemas, maklum bucin jadinya apa-apa gemas.

"Kamu dimana?." Tanyanya.

"Di sekolah, sebenernya males banget gue dateng kesini." Ucap Fahin sambil menatap wajah gemas Aydin dari layar ponselnya.

"Ih, kok gitu? Kan kamu udah janji sama aku buat masuk sepuluh besar di kelas." Ucapnya sambil mengerutkan keningnya kesal.

Fahin yang melihat wajah kesal Aydin langsung terkekeh kecil.

"Gampang itu mah, temen sekelas gue kan pada bego bego semua jadinya gue bakalan masuk sepuluh besar." Ucap Fahin sambil tertawa.

Aydin mendengus mendengar ucapan Fahin.

"Kamu gak boleh gitu, pokoknya kamu harus belajar yang bener awas aja kalau main-main terus gak lulus!." Ucapnya.

" Iya-iya Ndut ku. Btw, kalau gue masuk sepuluh besar gue dapet apa dari lo?" Tanya Fahin.

"Em..... Gak tau, kamu maunya apa?." Tanyanya balik.

"Cium gue di bibir, lima menit full." Ucap Fahin langsung.

Aydin langsung membulat kan matanya, kemudian dia mengingat waktu fahin mencium nya di rumah sakit waktu itu dan dia langsung tersipu malu.

Fahin yang melihat ekspresi malu-malu Aydin di layar ponselnya langsung mengigit pipi dalam nya, menahan gemas.

"Ihhh!! Udahlah aku mau mandi dulu , bye!." Ucapnya.

"Eh! jangan do–."

Ucapan Fahin langsung terputus karena Aydin mematikan telpon nya, kemudian dia mengaktifkan mode pesawat di ponselnya sebelum dia berlari ke kamar mandi untuk mandi.

Beberapa saat kemudian Aydin keluar dari kamarnya dan sudah mandi, kemudian dia berjalan menuju ke ruang tengah menemui mamanya yang sedang menonton tv itu. Dia langsung duduk di samping mama nya dan menyenderkan kepalanya di bahu mamanya.

GARIYAN [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang