Fahin Gariyan

48 4 0
                                    

Butuh waktu seminggu untuk Fahin sembuh dari demam nya, biasanya dia jarang sakit tapi sekalinya sakit memang seperti orang sekarat. Setelah kejadian itu pun Aydin menjauhkan diri dari mas Bagas, kalau waktunya menjenguk mas Fahin nya bila berpapasan dengan Bagas dia akan langsung melengos saja, bodo amat tentang tata Krama kepada yang lebih tua karena Aydin sangat kesal dengan Bagas.

Hari ini Fahin membuka bengkel nya hanya setengah hari karena dia memiliki urusan yang harus di selesaikan, setelah membersihkan diri dan menutup ruko nya dia langsung pergi mengunakan motor nya.

Tujuan nya kali ini adalah rumah nya, ya dia akan pulang menemui Bagas yang baru pulang karena beberapa hari ini Bagas pergi ke luar kota.

Tak butuh waktu lama, Fahin sampai di rumah nya. Dia memarkirkan motor nya di halaman rumah nya kemudian dia berjalan masuk menuju ke dalam rumah.

Di dalam rumah dia hanya melihat Bagas yang sedang berada di ruang tengah dan dia tidak melihat sang bunda maupun keponakan nya.

"Tumben pulang jam segini?." Tanya Bagas melihat adik keduanya yang di siang hari pulang ke rumah.

Perlu di ketahui biasanya Fahin akan pergi dari rumah pagi hari dan kembali di sore hari bahkan malam hari.

"Ya, mas aku mau ngomong sama kamu." Ucap Fahin.

Dia walaupun begajulan tapi tata bahasa untuk orang yang lebih tua darinya tidak pernah kasar kecuali kalau orang itu benar-benar menganggu nya.

"Mau ngomong apa?." Tanya Bagas balik.

"Aku langsung aja gak perlu basa-basi,Tempo hari aku liat mas Bagas nyatain perasaan kamu ke Aydin terus kamu cium paksa dia, aku cuma minta tolong kamu jauhin dia dan jangan paksa paksa dia lagi." Ucap fahin sambil menatap kakaknya itu.

"Kenapa aku harus jauhin Aydin?." Tanya Bagas.

"Kamu tanya kenapa, dia pacar aku mas. Pacar mana yang rela pacarnya di tembak orang lain terus di cium orang lain." Ucap Fahin.

"Kalian kan baru pacaran bukan menikah, sah sah aja dong kalau aku deketin Aydin apalagi aku juga suka sama dia." Ucap Bagas santai.

"Gak waras kamu mas! Ini peringatan pertama dan terakhir dari aku kalau kamu masih deketin pacar aku aku gak segan segan untuk hajar kamu, aku gak peduli kalau kamu itu kakak aku sendiri." Ancam Fahin.

Sekarang dia hanya memiliki Aydin dan tentu saja dia tidak akan pernah membiarkan Aydin menghilang dari hidup nya, butuh waktu lama dia untuk mendapatkan orang yang dia cintai itu.

Bagas bangkit dari duduknya dan berdiri berhadapan dengan Fahin, tinggi mereka berdua tidak jauh berbeda kedua dominan itu berhadapan dengan aura mendominasi milik mereka.

"Dengar ya Fahin, salah ya aku suka sama Aydin juga? Aydin itu anak baik-baik, gak cocok sama orang brengsek kayak kamu." Ucap  Bagas meremehkan Fahin.

"Heh dengar ya mas! Walaupun aku bandel dan tukang berantem, tapi aku gak pernah tuh seks sana sini sama lonte bahkan sampai punya anak! Sekarang siapa ya yang lebih brengsek! Hah!?." Ucap Fahin.

"Diam!! Kamu pikir kamu siapa!?." Ucap Bagas geram.

"Aku cuma ngomong kenyataan, mas Bagas covernya aja kayak orang baik tapi dalem nya orang brengsek. Kamu bilang Aydin gak pantes sama aku? Justru kamu yang gak pantas sama Aydin! Pokoknya kamu jauhin Aydin karena dia pacar aku, adik kamu sendiri!?." Ucap Fahin.

"Aku gak akan nyerah, aku juga suka sama Aydin." Ucap Bagas.

"Mas! Aku udah ngomong baik-baik ya sama kamu, jangan sampai aku pakai kekerasan!!." Ucap Fahin yang mulai tersulut emosi.

GARIYAN [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang