Fay mencoba merias diri. Ia ingin terlihat menarik agar dapat membersihkan namanya.
Menonton beberapa tutorial make up di youtube sangatlah membantu.
Ketika selesai berdandan ia menatap diri dari atas hingga bawah.
Ia memakai gaun turtle neck sleeveless bewarna biru pastel sebetis, kaki jenjangnya terlihat indah. Rambutnya yang selalu di kuncir itu di biarkan tergerai. Kacamatanya pun tak ia pakai. Make up tipis itu terlihat cocok di wajahnya.
Cantik
Fay mengambil hadiah yang sudah ia siapkan. Buku novel itu terbungkus rapi kertas kado.
Kembali menatap di cermin dan tersenyum.
Merasa puas ia langsung turun mencari mama tirinya.
"Tante" panggilnya ketika Fay menemukan Malia berada di ruang tivi.
"Ehh cantik sekali. Mau kemana?" Puji Malia.
"Aku diundang temenku ke acara ulang tahunnya" jelas Fay terlihat senang.
Ana yang sedang lewat melihat Fay berpenampilan rapi, ia tahu akan kemana gadis itu. Satu sekolah tahu siapa Daneiris Verani. Dan ia juga tahu Fay sekelas dengan Daneiris. Tak menutup kemungkinan Fay diundang.
"Disaat Ayah ga ada, lo mulai bertingkah ya?" Celetuk Ana.
Fay melihat Ana yang menatap dirinya sinis. "ah.. aku cuman menghormati Iris aja kok" cicit Fay.
"Setelah yang terjadi di kantin tadi lo tetep mau dateng?" Tanyanya tak percaya.
Fay menatap Ana, jadi kakaknya itu melihat semuanya.
"Kalo gue jadi elo. Gue bakalan nenggelamin diri."
"Jauh jauh dari masalah. Kalo Ayah tau, gue juga yang kena" ujar Ana melengos meninggalkan Fay dan Malia.
Malia mengulum bibir entah harus apa. Ia juga tak bisa melawan Ello. Terlalu takut.
"Kamu berangkat sama siapa? Pulang jam berapa?" Tanya Malia.
"Ojek online tante. Sebentar kok cuman ngucapin selamat sama ngasih kado habis itu pulang" terang Fay. Malia menyodorkan ponsel Fay yang selama ini disita.
"Ya sudah. Hati hati" Malia tak ingin mengijinkan tapi tak tega ketika melihat wajah bahagia Fay.
Fay berjalan keluar dengan riang, ia mulai memesan ojek online.
Dari awah berlawanan Arlan terlihat bersikap dada. Fay masih sibuk menunduk menatap ponselnya, tak sengaja Fay menabrak Arlan.
Mulut Arlan terbuka ingin berbicara sesuatu tetapi kata kata itu tertahan ketika melihat Fay gemetar, tangan memeluk dirinya, berguman tak jelas, Wajah cantiknya pucat. Arlan rasa itu seperti orang trauma akan sesuatu.
Ketika akan bertanya Fay buru buru keluar menjauhi Arlan dengan tergesa sampai menabrak kusen pintu.
Arlan menatap heran tak ambil pusing. Ia berjalan menuju Malia yang sedang menonton televisi.
"Echa mau kemana?" Tanya Arlan tiba tiba membuat Malia terkaget.
"Dia mau ke pesta temennya" jawab Malia. Arlan yang sudah mendapatkan jawaban langsung pergi menuju kamarnya.
.
.
.Fay mengatur nafasnya akibat berlari ke depan komplek perumahannya. Motor beat terlihat menepi di dekat dirinya, Fay merasa waspada tapi tenang kembali ketika melihat logo ojek online di jaket pengemudinya.
Pengendaranya perempuan. Fay merasa Beruntung.
"Fay Vanesha, ya? Tujuannya Hotel Grasie?" Tanya ojol itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return Game
Teen FictionFay, gadis itu sangat dibenci oleh teman-temannya. Kesalahan kecil yang ia buat meruntuhkan segalanya. Menyerah. Kata itu selalu berputar di pikiran gadis remaja itu. "Aku bertahan karena ada yang lebih keren" -Fay Vanesha "You like to play, I lik...