Chapter 15

4 0 0
                                    

Ello Pramusetya melangkahkan kakinya dengan penuh wibawa di koridor sekolah Bina Batara, ia menghadiri rapat mengenai aksi bunuh diri putrinya. Di belakang Ello ada dua bodyguard yang siaga.

"Vanesha. Gadis itu selalu membuat masalah" gumam Ello. Ia sangat marah pada putrinya, tak bisakah ia hidup tanpa membuat masalah.

Di ruang Rapat sudah ada beberapa wali murid termasuk Ardika Ragnar, si pemilik yayasan.

Beberapa polisi juga meramaikan tempat ini.

Kaisar, Enzo, Julian, Revina, Felicia dan juga Savira duduk di kursi yang sudah disediakan, sudah menjadi rahasia umum jika mereka merundung Fay, beberapa siswa yang diinterogasi oleh Polisi pun meyebut merekalah yang mendorong aksi ekstrim yang dipilih olehFay.  

"Selamat pagi semuanya, saya perwakilan dari Komite Kekerasan Bina Batara akan menyampaikan permasalahan yang akan dibahas di rapat ini"

Seorang guru berdiri dan menyapa orang yang ada di ruangan ini.

"Pertama tama saya ucapkan terima kasih telah memenuhi undangan dari kami. Di sini kami akan membahas permasalahan yang terjadi akhir akhir ini" Awalan yang dipimpin oleh ketua komite Kekerasan, Anisha.

"Perundungan yang dilakukan oleh murid Bina Batara yang telah menyebabkan seorang siswi mencoba untuk mengakhiri hidupnya" jeda sebentar "Korban penindasan saudari Fay Vanesha Pramusetya. Dan pelaku penindasan diantara lain: Kaisar Damen Ragnar, Enzo Kieran Zalana, Julian Aditya, Revina Tazkia, Felicia Andita Maratus, dan Savira Aulia. Masing masing murid termasuk kelas 11 IPA C dengan wali kelas Ibu Jira Mansyila"

Tak ada yang menyahut, bukan karena menyimak mereka hanya tak peduli tentang rapat yang diadakan Sekolah. Wajah bosan pun tak luput dari beberapa guru yang hadir .

"Dikarenakan yang bersangkutan sudah hadir dipertemuan ini, mengecualikan Fay Vanesha yang berada di rumah sakit, saya selaku ketua Komite Kekerasan Bina Batara akan menyebutkan hukuman sesuai dengan buku Panduan Bina Batara.

Anisha terlihat membuka lembaran baru buku yang berada di hadapannya.

"Melihat perihal yang dilakukan pelaku membuat korban tertekan dan melakukan perbuatan yang tak terpuji kami memu-"

"Mereka cuman main main. Anak saya tidak salah apapun, gadis itu yang mentalnya lemah" seorang wali murid menyela perkataan si guru, di sebelahnya terlihat Revina yang menampilkan raut seakan akan menyesal.

"Betul. Gadis itu yang meghakhiri hidupnya, anak saya tidak tau apapun" giliran Ibu Enzo yang membela anaknya, dan Enzo lelaki itu tak menampilkan ekspresi apapun.

"Baik Ibu Ibu mohon tenang saya akan memberi hukuman yang setimpal pada anak Ibu Bapak sekalian" sang Guru melanjutkan.

"Memperbaiki bukan menghukum. Saya lebih setuju jika anda memperbaiki perilaku mereka daripada menghukum. Mereka masih anak anak, masih membutuhkan bimbingan. Hukuman terlalu berat bagi mereka yang msih muda" sela Ardika Ragnar dengan tenang, meskipun perbuatan anaknya salah ia akan melindungi Kaisar.

Seketika ruangan mejadi ramai para wali murid setuju dengan usulan Ardika,  Ucapan yang bersautan tumpang tindih menciptakan situasi tak terkendali para guru mencoba menenangkan suasana yang berubah kacau.

"Para hadirin sekalian say mohon untuk tenang" akhirnya seorang Polisi bersuara melihat tak ada tanda situasi akan tenang.

"Memikirkan kondisi Fay saat ini saya tak punya pilihan lain, Pendisiplinan akan di terima masing masing pelaku, skorsing selama seminggu dan penambahan poin menjadi pilihan akhir" mutlak Anisha.

Beberapa wali murid terlihat akan protes tapi di sela oleh Ardika

"Tindakan pendisiplinan adalah tindakan yang paling tepat" Ia terima tindakan itu karena ia tahu bahwa anaknya bersalah tapi ia hanya ingin melindungi satu satunya anak. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Return GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang