Fay sudah berada di toilet bersiap menghubungi Valerie. Wajahnya ia buat bahagia.
Ketika sudah tersambung Fay mendapati Valerie berada di pesawat.
"Kamu ada di pesawat? Kok bisa nerima telepon aku?" Heran Fay.
Valerie menatap Fay. Kenapa matanya sembab?
"Lo kenapa? Habis nangis?" Tebaknya tepat"Ahh mana ada cuman kurang tidur aja" elak Fay.
"Lah lo ga sekolah?"
"Hehe bangun telat aku" cenfir Fay.
"Gara gara Party kemarin? Menikmati banget lo?"
Valerie tampaknya tak tau apapun tentang kemarin malam.
Fay tersenyum manis "iyalah. Rame banget pestanya. Aku juga seneng seneng kemarin" bohongnya
Terlihat kesenangan diwajah Fay, Valerie percaya saja.
"Kamu belum jawab pertanyaan aku loh. Kok bisa di pesawat teleponan?"
"Its my private jet" jawab Valerie sombong ia mengangkat dagunya.
Fay tergelak.
"Kidding. It's Giovanni's plane" [becanda. Pesawat ini punya Giovanni] terang Valerie menyebutkan ayah tirinya
"Ahh iya minggu depan gue ke Indo" jelas Valerie. Senyum manisnya menular ke Fay.
Mereka berdua menantikan hari itu.
"Bentar lagi gue landing" Valerie berkata ketika suara pilot terdengar di seluruh pesawat.
"Kemana?"
"Sisilia" senyum Valerie misterius. Wajah Fay terlihat ingin bertanya sebelum Valerie memutuskan telepon mereka.
Fay menghela nafas. Ia tak sabar ingin segera bertemu Valerie.
Fay berjalan menuju meja belajar. Ia ingin belajar agar nilainya tak menurun lagi. Bukanya belajar ia hanya melihati buku paket, pikirannya sudah kemana mana. Fay terlihat tak fokus.
.
.
."Iya aku bakal ngomong ke Echa. Mas jangan marah dulu"
"Gimana saya ga marah?! Dia bikin kekacauan lagi!"
Teriakan dari telepon itu membuat Malia menjauhakan ponselnya.
"Kamu di rumah ngapain aja?! Keluyuran terus. Ga becus banget jadi istri"
Malia menghela nafas, dia sudah biasa.
"Aku yang ijinin mas. Dia-"
"Suruh siapa kamu ijinin?! Vanesha, dia semakin membangkang"
"Vanesha ada dimasa pubertas "
"Ini salah kamu yang tidak mendidik dia. Tahan Vanesha di rumah"
Malia yang sedang berjalan menuju kamar Fay berhenti ia tak menyukai perintah suaminya.
"Mas, dia bukan kriminal yang harus di tahan. Dia pelajar, dia harus belajar" Malia menekankan perkataannya.
"Disaat perhatian menuju kita?!! Anak itu memang harus dihukum. Tunggu sampai berita ini reda dan sekolahkan dia lagi"
Ello sudah tak tertolong. Ia lebih memperhatikan popularitas nya dibanding memperhatikan anak anaknya.
"Aku-"
Beep
Malia hendak membantah perkataan Ello tetapi Ello lebih dulu menutup telepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return Game
Teen FictionFay, gadis itu sangat dibenci oleh teman-temannya. Kesalahan kecil yang ia buat meruntuhkan segalanya. Menyerah. Kata itu selalu berputar di pikiran gadis remaja itu. "Aku bertahan karena ada yang lebih keren" -Fay Vanesha "You like to play, I lik...